Salah satu inovasi yang patut dicatat adalah langkah yang diambil TNI AD dalam rangka Lomba Tembak Asean Armies Rifle Meet (AARM). Sudah 28 kali AARM dilaksanakan.
Oleh
EDNA C PATTISINA
·3 menit baca
Perang tidak selalu dimenangkan oleh pertempuran. Perang modern bahkan lebih mengandalkan kecerdasan dari kekuatan. Oleh karena itu, dibutuhkan prajurit yang cerdas dalam mengambil langkah-langkah yang strategis, bukan sekadar pencitraan.
Salah satu inovasi yang patut dicatat adalah langkah yang diambil TNI AD dalam rangka Lomba Tembak Asean Armies Rifle Meet (AARM). Sudah 28 kali AARM dilaksanakan. Lomba tembak yang diperuntukan bagi para prajurit angkatan darat se-ASEAN ini jadi kompetisi yang cukup dinanti. Bahkan, disebutkan bahwa lomba itu jadi ajang untuk memberikan efek gentar. Bagi seorang prajurit kemampuan menembak adalah kemampuan dasar yang penting.
Bagi TNI AD, lomba ini selalu jadi ajang panen medali. Hampir setiap tahun, TNI AD memecahkan rekor. Tahun lalu, di Malaysia, Indonesia meraih 11 dari 15 trophy yang dilombakan. Itu berarti sudah 13 kali Indonesia merasakan manisnya juara umum. Tapi lalu timbul banyak pertanyaan. Apakah kemenangan yang dituju adalah sasaran strategis ? Apakah memang kemenangan di AARM jadi ajang penting untuk menunjukkan efek gentar ?
Pertama, tidak ada niat, Indonesia untuk perang dengan sesama negara ASEAN. Secara politik telah disepakati bahwa semua masalah antar ASEAN akan diselesaikan dengan cara damai. Kedua, efek gentar dalam bentuk material bisa dihitung dengan mudah lewat berbagai literatur. Justru dengan perkembangan lingkungan strategis terkini yaitu kompetisi yang meningkat antara China dan AS di Asia Tenggara membuat negara-negara ASEAN seharusnya bersatu.
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, dalam menghadapi perkembangan terkini, TNI memang harus diperkuat. Apalagi sebagaimana disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, ASEAN harus jadi kekuatan penyeimbang di kawasan. Akan tetapi, penguatan itu tidak hanya untuk pertahanan. Indonesia harus mengambil peran yang lebih penting yaitu kepemimpinan di kawasan.
“Personil TNI yang ditampilkan adalah mereka yang piawai melakukan diplomasi militer. Jangan yang mengedepankan karakter tempur,” kata Hikmahanto.
Hal menarik terjadi di AARM ke-29 di Cipatat Bandung. AARM memiliki bentuk baru. AARM tidak lagi menjadi ajang kompetisi antar angkatan darat negara-negara ASEAN. Justru tentara dari berbagai negara ASEAN itu bersatu dalam empat tim yaitu Aligator, Cheetah, Bear dan Dragon yang masing-masing terdiri dari sepuluh orang, mewakili sepuluh negara ASEAN. Mereka bahu-membahu, bertukar ilmu teknik menembak, dan mengatur strategi demi kemenangan tim.
Tim manapun yang menang, semua negara pulang dengan rasa bangga. Tema tahun ini “Together We Can”, penekanan pada kebersamaan. Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen Tatang Sulaiman yang membuka AARM Rabu (20/11/2019) di Cipatat, Jawa Barat menjelaskan bahwa AARM dikembalikan pada filosofi awal sesuai namanya, meet – pertemuan. Dalam konteks diplomasi semua harus dijaga kesederajatannya.
“Tidak ada yang mendongakkan kepala karena menang, sementara ada yang menundukkan kepala karena kekalahan. Semua harus merasa bangga dan terhormat dalam sebuah persahabatan,” kata Tatang.
Tahun ini ada 330 peserta dan pendukung dari Brunei, Camboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philiphina, Singapura, Thailand dan Vietnam, dan Indonesia. Untuk setiap pertandingan tetap ada penghargaan pribadi untuk petembak terbaik demi menjaga semangat kompetitif. Nomor yang dilombakan, pistol putra dan putri, senjata otomatis, karaben dan senapan.
Yang membuat bangga, bentuk baru ini digagas oleh TNI AD. Usulan ini diterima militer negara-negara ASEAN lainnya. Walau harus melepas ketenaran, TNI AD meraih hal yang lebih tinggi yaitu respek dan persahabatan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.