Emilia Nova menunjukkan perkembangan pesat dalam dua bulan latihan setelah absen selama enam bulan akibat cedera. Pelari gawang putri andalan Indonesia itu pun optimistis bisa meraih medali emas SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pelari gawang 100 meter putri andalan Indonesia, Emilia Nova, optimistis bisa meraih emas di SEA Games 2019 Filipina walau sempat mengalami cedera cukup panjang sekitar enam bulan terakhir. Sejauh ini, catatan waktu terbaik Emilia tahun ini lebih baik daripada para pesaing terberatnya. Untuk itu, Emilia tinggal menjaga diri agar tidak kembali cedera dan terus menambah lagi kecepatannya.
Tahun ini menjadi tahun yang panjang dan berat untuk Emilia. Sejak Februari lalu, cedera tumit yang pernah dialami peraih perak Asian Games 2018 Jakarta-Palembang itu kambuh. Situasi itu membuatnya harus menepi untuk pemulihan selama enam bulan terakhir. Atlet berusia 24 tahun tersebut praktis baru kembali berlatih di lintasan sekitar dua bulan terakhir.
Namun, jika ditelisik lebih dalam, Emilia tetap yang terbaik di nomornya untuk regional Asia Tenggara saat ini. Paling tidak, catatan waktu terbaiknya tahun ini adalah 13,59 detik ketika meraih emas di Kejuaraan Malaysia Terbuka 2019, Kuala Lumpur, 31 Maret lalu.
Catatan waktu tersebut jauh lebih baik dibandingkan dengan catatan waktu terbaik tahun ini para calon pesaing terberatnya di SEA Games 2019. Peraih emas SEA Games 2017 Malaysia asal Vietnam, Thi Yen Tran, membuat catatan waktu terbaik tahun ini 13,61 detik ketika mengikuti GP Asia 2019 di Chongqing, China, 7 Juni 2019.
Peraih perak SEA Games 2017 asal Malaysia, Nursheena Azhar Raja, membuat catatan waktu terbaik tahun ini 14,30 detik ketika mengikuti India Terbuka 2019, Ranchi, 11 Oktober 2019. Peraih perunggu SEA Games 2017 asal Singapura, Nur Izlyn Binte Zaini, membuat catatan waktu terbaik tahun ini 13,84 detik ketika mengikuti kejuaraan di Amerika Serikat, Columbia, 13 April 2019.
”Melihat data statistik itu, saya yakin bisa berbuat banyak di SEA Games 2019. Saya optimistis bisa meraih emas kali ini,” ujar Emilia ketika ditemui seusai melakukan latihan rutin di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Emilia memang punya motivasi tinggi untuk meraih medali, terutama emas pada SEA Games 2019. Sebab, dua SEA Games sebelumnya dia gagal. Pada SEA Games 2017, dia hanya duduk di peringkat keenam dengan waktu 14,52 detik.
Pada SEA Games 2015, dia hanya duduk di peringkat keempat dengan waktu 13,78 detik. ”Di SEA Games ketiga buat karier saya ini, saya ingin berbuat lebih baik,” kata pelari gawang yang membukukan waktu 13,33 detik ketika meraih perak di pesta olahraga negara-negara Asia setahun lalu.
Terus berkembang
Emilia terus berlatih intensif sejak awal November ini. Ia mengalami perkembangan pesat, terutama dari sisi kecepatan. Setidaknya, dia bisa berlari dengan waktu 6,51 detik untuk lima gawang pada latihan Jumat ini. Catatan waktu tersebut sudah mendekati catatan terbaiknya di lima gawang dalam latihan jelang Asian Games 2018, yakni 6,48 detik.
Saat ini, Emilia berusaha untuk memperbaiki lari di gawang satu dan dua. Sebab, karena kecepatannya bertambah, dia sering menabrak gawang satu dan dua. Hal itu terjadi karena start block yang dimajukan 5 sentimeter pascacedera dan titik take off terlalu dekat dengan gawang, yakni 1,70-1,80 meter. Itu untuk mengakali kecepatannya yang menurun pasca-melakukan pemulihan cukup panjang.
Dalam sepekan terakhir, kecepatannya bertambah. Hal itu membuat start block dan titik take off saat ini sudah tidak relevan lagi. Idealnya, start block dimundurkan 5 cm dan titik take off mundur 1,90-2,00 meter dari gawang.
Namun, itu sudah tidak bisa dilakukan lagi karena perlombaan sudah dekat dan butuh waktu panjang untuk melakukan penyesuaian dengan start block dan titik take off baru. ”Sekarang, saya berusaha mengakali start block yang ada dengan menahan laju di awal agar nanti pas pada titik take off tersebut,” tuturnya.
Pelatih lari gawang PB PASI Fitri ”Ongky” Haryadi mengatakan, dirinya berusaha untuk menjaga agar cedera Emilia tidak kambuh kembali. ”Nanti, diharapkan, Emilia mengeluarkan kemampuan dengan habis-habisan di SEA Games,” ujarnya.
Semangat menggantikan Zohri
Di nomor lari 100 meter, Mochammad Bisma Diwa mendapatkan tanggung jawab besar untuk menggantikan Lalu Muhammad Zohri yang tidak diturunkan di SEA Games 2019. Di tim SEA Games kali ini, Bisma menjadi pelari tercepat dengan catatan waktu terbaik tahun ini 10,56 detik ketika mengikuti Kejuaraan Nasional 2019, Cibinong, Jawa Barat, Agustus lalu.
Catatan waktu itu sejatinya masih sangat jauh dari para pesaing terberatnya. Bahkan, dia tidak punya potensi untuk meraih medali. Sebagai gambaran, pada SEA Games 2017, peraih emas adalah pelari Malaysia Khairul Haifz Jantan dengan waktu 10,38 detik, perak oleh pelari Filipina Eric Shauwn Cray dengan waktu 10,43 detik, dan perunggu oleh pelari Thailand dengan waktu 10,43 detik.
”Tapi, semua bisa terjadi di perlombaan. Saya tetap berusaha tenang, tidak terganggu karena menjadi pengganti Zohri. Saat lomba, saya akan mengeluarkan kemampuan yang terbaik,” ujar pelari asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Asisten pelatih sprint PB PASI Farrel Oktaviandi menyampaikan, semua pelari yang ada sekarang punya potensi besar. Saat ini, tim pelatih berupaya untuk meyakinkan mereka dan memberikan ketenangan agar bisa optimal pada SEA Games 2019.
”Salah satu cara agar mereka tenang adalah dengan melakukan latihan unifikasi atau latihan ketenangan setiap akhir pekan. Kalau mereka relaks atau tidak tegang, mereka bisa berlomba dengan lepas dan mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya,” kata Farrel, mantan pelari nasional asal Binjai, Sumatera Utara, itu.