Semangat Merawat Nadi Kehidupan
Minggu (20/10/2019) petang, suasana Tukad Badung di pusat Kota Denpasar, Bali, tampak meriah. Permukaan air tukad atau sungai itu memantulkan cahaya lampu warna-warni. Sungai diapit taman bunga, dilengkapi air mancur dan bantaran berundak untuk bersantai.
Loynne, wisatawan asal Australia, asyik memotret taman dan sungai yang membelah kawasan ekonomi di Jalan Gajah Mada itu. Tukad Badung diapit dua pasar besar, yakni Pasar Badung dan Pasar Kumbasari. ”Lanskap sungainya indah. Saya dengar Presiden Jokowi pernah duduk di tepi sungai ini,” ujarnya.
Kesan senada diungkapkan dua turis dari Belgia, Tanya dan Erwin. Kedua wisatawan itu diantar pemandu wisata mereka, Wayan Zaenal, berkeliling Pasar Kumbasari, lalu menyeberang ke Pasar Badung melalui jembatan sepanjang 8 meter melintasi Tukad Badung. ”Kami meminta diajak ke Pasar Badung untuk melihat aktivitas pasar dan sungai yang kabarnya bersih. Ini menarik. Bangunan pasarnya unik, aktivitas warganya ramai, dan sungainya bersih,” kata Tanya.
Tukad Badung dahulu kotor dan tidak terawat, lalu ditata dan dijaga kebersihannya. Perubahan wajah sungai itu mengundang warga dan wisatawan untuk berkunjung, dari sekadar duduk bersantai hingga berfoto ria.
Revitalisasi
Sungai lain yang berubah wajah adalah Tukad Bindu di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. Jumat (11/10), kawasan Taman Jati, area hijau dan ruang publik di bantaran Tukad Bindu, ramai didatangi pelajar. Ada sejumlah pelajar SMP Negeri 10 Denpasar serta sekitar 100 siswa SMP PGRI 6 Denpasar.
Wakil Kepala Kurikulum SMP PGRI 6 Denpasar I Made Sudiarta menuturkan, mereka ke Tukad Bindu untuk mengenal dan mengetahui keberadaan serta fungsi sungai bagi masyarakat.
Sementara itu, Devi (13) dan Aurelia (13), siswi kelas VIII SMPN 10 Denpasar, asyik mencatat hasil pengamatan mereka setelah berjalan di sepanjang bantaran sungai. ”Di Tukad Bindu ada dam yang berfungsi mengatur pengairan. Tukad Bindu juga difungsikan tempat berkumpul warga, tempat mandi, dan sumber air,” demikian catatan Devi.
”Kami ditugasi guru untuk menuliskan hasil pengamatan,” ucap Devi. ”Tempat ini sejuk, banyak pohon, dan sungainya bersih,” ucap Aurelia. Menurut Pengawas Yayasan Tukad Bindu I Gusti Rai Ari Temaja, Tukad Bindu dan Taman Jati kini menjadi tempat belajar mulai dari pelajar hingga akademisi serta jajaran pemerintah. ”Kami senang sekaligus bangga karena Tukad Bindu memberikan fungsi edukasi,” kata Ari Temaja, yang akrab disebut Gungnik.
Tukad Bindu yang berhulu di Dam Oongan, Denpasar Utara, dikenal sebagai kawasan sungai di tengah perkotaan yang bersih dan dikelola masyarakat. Keberadaan sungai itu dikenal di kalangan internasional serta pernah dikunjungi delegasi pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia, termasuk CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva pada Oktober 2018.
Wajah Tukad Bindu saat ini jauh berbeda dibandingkan dengan wajah sebelum 2010. Saat itu, aliran sungai sepanjang 1 kilometer tersebut penuh sampah dan tidak terurus. Gungnik menuturkan, kondisi Tukad Bindu sebelum 2010 dikenal resem (jorok) dan serem (angker). Padahal, sungai adalah nadi kehidupan. Airnya dimanfaatkan untuk mandi dan kebutuhan hidup sehari-hari.
Tahun 2010, kata Gungnik, tubuh sungai serta bantaran Tukad Bindu mulai dibersihkan dan ditata. Sebagai kepala lingkungan, Gungnik mengakses program kali bersih. Ia mengajak tokoh warga bersama pimpinan banjar dan desa adat sekitar Tukad Bindu untuk bersama-sama menjaga kebersihan sungai. Saat ini, air di Tukad Bindu masih berwarna coklat keruh, tetapi hampir tidak ada lagi sampah yang mengapung.
Katalisator
Kesadaran warga di bantaran Tukad Bindu untuk merawat sungai sejalan dengan semangat Pemerintah Kota Denpasar merevitalisasi sungai-sungai yang melintasi wilayah ibu kota Provinsi Bali itu.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Denpasar I Ketut Wisada mengatakan, pemerintah berperan sebagai katalisator untuk mempercepat program kebersihan dan keindahan sungai. Penggerak dan pelaksananya warga di sekitar sungai. Menurut Wisada, dampak positif dari kebersihan Tukad Bindu dan aktivitas sukarelawan komunitas kali bersih di Kelurahan Kesiman meluas.
Inisiatif dan inovasi dalam menjaga kebersihan dan menata Tukad Bindu yang didukung Pemkot Denpasar menuai apresiasi. Prestasi itu di antaranya penghargaan nasional lima besar komunitas peduli sungai dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2017.
Inovasi sungai elok dan nyaman untuk masyarakat dengan menjaga lingkungan dan alam di Tukad Bindu (Senyum Melia di Tubin) masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional 2019. Bahkan, juga diraih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional 2019 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Aura positif semangat warga sekitar Tukad Bindu berimbas ke sekitarnya. Lurah Kesiman I Gusti Ayu Made Suryani mengatakan, perubahan Tukad Bindu menjadi inspirasi bagi pemerintah dan warga Kesiman yang memiliki beberapa sungai, di antaranya Tukad Pendem, untuk merawat sungai-sungai tersebut.