Pelatih Inter Milan Antonio Conte fokus memperkuat pertahanan sebagai landasan permainan tim secara keseluruhan. Dengan perbaikan di lini belakang, mereka kini mencatat rekor baru.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
TURIN, MINGGU - Tidak ada hal yang lebih membahagiakan pelatih Inter Milan, Antonio Conte, selain melihat timnya memenangi laga tanpa kebobolan satu gol pun. Kebahagiaan itu kembali ia rasakan ketika Inter mengalahkan Torino, 3-0, pada laga lanjutan Liga Italia di Stadion Olimpico Grande Torino, Turin, Minggu (24/11/2019) dini hari WIB. Pertahanan “Nerazzurri” kembali membaik untuk berpacu melawan Juventus dalam perebutan gelar juara Serie A.
Dengan kemenangan itu, Inter mencatat dua rekor baru, yaitu mengulang start yang mulus yang pernah terjadi pada musim 1950-1951 dan memenangi tujuh laga tandang beruntun sejak awal musim. Mereka kini telah memenangi 11 dari 13 laga seperti yang dialami Inter pada musim 1950-1951 ketika masih dilatih Aldo Olivieri.
Inter juga menyamai pencapaian Lazio pada musim 2002-2003 dalam jumlah tujuh kemenangan laga tandang pertama dalam satu musim. Rekor dalam hal ini masih dipegang AC Milan dan Juventus dengan memenangi delapan laga tandang sejak awal musim. Inter berpeluang menyamai rekor ini ketika bertandang melawan Fiorentina pada pertengahan Desember mendatang.
Kemenangan atas Torino pada laga kemarin membuat Inter terus menempel Juventus dengan 34 poin di peringkat kedua. Sementara Juventus tetap kokoh di puncak klasemen sementara dengan 35 poin setelah mengalahkan Atalanta, 3-1, Sabtu (23/11/2019).
“Yang paling membuat saya bahagia adalah raihan clean sheet (tidak kebobolan dalam satu laga),” kata Conte. Ini pertama kalinya Inter meraih clean sheet di Serie A setelah mengalahkan Lazio 1-0 pada akhir September lalu. Setelah kemenangan atas Lazio itu, pertahanan Inter goyah dan selalu kebobolan meski memenangi laga. Bahkan, Sassuolo bisa membobol gawang mereka sebanyak tiga kali.
Bagi Conte, pertahanan solid seperti yang diperlihatkan saat menghadapi Torino merupakan fondasi dari permainan yang ia kembangkan sejak ditunjuk melatih Inter pada musim ini. “Jika kami bisa semakin rapat di belakang, berarti kami dalam kondisi yang sangat baik,” katanya.
Kehebatan Conte adalah permainan Inter tidak lantas terfokus untuk bertahan. Inter masih bisa produktif terutama dari aksi duo striker Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku yang masing-masing membobol gol Torino satu kali. Sejauh ini, Inter menjadi klub di Serie A dengan jumlah selisih gol terbanyak, yaitu 17 gol. Mereka telah mencetak sebanyak 29 gol dan kebobolan sebanyak 12 gol.
Tidak salah apabila legenda Inter, Sandro Mazzola, pernah mengatakan bahwa Conte mengingatkannya pada sosok Helenio Herrera, pelatih legendaris Inter era 1960-an. “Conte bisa menguasai pikiranmu dan kemudian mempengaruhi permainanmu di lapangan,” kata Mazzola seperti dikutip Football-Italia.
Herrera dan Conte sama-sama mengagungkan pertahanan sebagai landasan permainan sebuah tim. Cara Herrera lebih ekstrem karena masih memakai sistem catenaccio atau pertahanan gerendel yang ditemukan pelatih asal Austria, Karl Rappan. Meski dianggap membosankan, gaya permainan Herrera membuat Inter memasuki era “Grande Inter” dengan meraih tiga trofi Serie A dan dua trofi Liga Champions.
Namun, kebahagiaan Conte malam itu ternodai dengan cederanya gelandang andalannya yang masih muda, Nicolo Barella. “Saya harap Barella tidak mengalami cedera serius karena ia sangat penting bagi tim dan sudah berkembang pesat selama empat bulan terakhir,” ujarnya.
Kerusakan Napoli
Jika Inter terus membaik, Napoli justru memperlihatkan kerusakan yang semakin parah saat bermain imbang 1-1 melawan AC Milan di Stadion San Siro, pada laga lainnya, Minggu kemarin. Milan membuat Napoli gagal meraih kemenangan dalam lima laga terakhirnya.
Situasi ini membuat posisi pelatih Napoli Carlo Ancelotti semakin tidak aman. Napoli kini masih berada di peringkat ketujuh dengan 20 poin. Mereka tidak lagi bisa menjadi pengganggu Juventus seperti pada musim-musim lalu.
Sementara Milan yang juga sedang menghadapi krisis merasa penampilan mereka semakin membaik pada laga kemarin. “Saya yakin kami sudah memperlihatkan permainan yang benar. Kami bisa melawan tim-tim tangguh meski sedang kehilangan beberapa pemain penting,” kata pelatih AC Milan, Stefano Pioli. (AFP/REUTERS)