Juara bertahan Liga Inggris, Manchester City, menghadapi lawan yang lebih tangguh pada musim ini. Termasuk Chelsea, yang membuat City tidak mampu menguasai bola.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
MANCHESTER, MINGGU - Manchester City membuktikan mampu mengatasi tekanan besar saat mengalahkan Chelsea, 2-1, di Stadion Etihad, Minggu (24/11/2019) dini hari WIB. Mereka kembali memperoleh tiga poin dan meraih kemenangan tanpa menampilkan permainan yang menjadi karakter mereka.
Tekanan besar dirasakan ”The Citizen” setelah dikalahkan Liverpool, 1-3, dua pekan lalu di Stadion Anfield. Dengan kekalahan itu, mereka tertinggal jauh dari Liverpool dalam perebutan gelar juara Liga Inggris. Kemenangan atas Chelsea pun menjadi harga mati.
Namun, Chelsea yang saat ini ditangani mantan bintangnya, Frank Lampard, telah menjelma menjadi tim berisikan pemain muda yang agresif. Tidak mudah bagi tim manapun untuk bisa meredam energi barisan muda Chelsea itu, termasuk City. Chelsea musim ini berbeda dengan Chelsea yang kalah 0-6 di Stadion Etihad, musim lalu.
Sejak awal laga, Chelsea memaksa City menanggalkan permainan khas mereka yang bertumpu pada penguasaan bola. Setiap menit Chelsea mampu meneror City dalam laga yang berlangsung atraktif dan sengit ini. Menurut data layanan statistik sepak bola Opta, penguasaan bola City kurang dari 47 persen dan merupakan persentase terendah yang diraih Pelatih City, Pep Guardiola, dalam 381 laga sepajang kariernya sebagai melatih Barcelona, Bayern Muenchen, dan City.
”Oke, saya punya rekor baru, memenangi laga tanpa memenangi penguasaan bola,” ujar Guardiola. Ia mengakui bahwa Chelsea merupakan tim yang sangat mengerikan dan membuat segala sesuatunya menjadi sulit bagi lawan-lawannya.
Permainan agresif The Blues berbuah gol melalui tendangan N’Golo Kante menit ke-21. Namun, City mampu membalikkan keadaan sebelum turun minum. Gelandang dan pengatur serangan City, Kevin De Bruyne, dan Riyad Mahrez membuat Chelsea harus kembali mengevaluasi pertahanan mereka.
Belum solid
Pasukan Lampard memang mampu menekan, tetapi pertahanan mereka belum sepenuhnya solid. De Bruyne, misalnya, sudah dijaga ketat tetapi bola yang ia tendang masih bisa lolos melalui kaki-kaki para pemain bertahan Chesea dan masuk ke gawang. Kiper Chelsea, Kepa Arrizabalaga, salah mengantisipasi karena bola membentur kaki bek di depannya. Mahrez melakukan hal serupa saat menusuk dari sektor kiri pertahanan Chelsea dan melewati empat pemain sebelum mencetak gol kemenangan.
Pada babak kedua, Chelsea tidak mampu menyamakan kedudukan. ”Mungkin pergerakan pemain belakang kami sangat lambat. Saya paham kami telah memberikan perlawanan yang mudah dan sangat kecewa telah melewatkan beberapa detail,” kata Lampard.
Detail yang terlewatkan membuat Chelsea kalah dan posisinya di klasemen sementara Liga Inggris melorot. Mereka kini berada di peringkat keempat dengan 26 poin dan peringkat ketiga direbut City dengan 28 poin.
Liverpool masih kokoh di puncak klasemen dengan 37 poin setelah mengalahkan Crystal Palace, 1-2 pada laga lainnya, Minggu. Di hadapan Crystal Palace, Liverpool juga tidak menampilkan permainan terbaiknya. Liverpool beruntung Roberto Firmino mencetak gol kemenangan pada menit ke-85.
”Saya tidak mempermasalahkan jika hari ini kami tidak tampil bagus karena dalam laga seperti ini anda harus memastikan tim anda siap berusaha keras meraih kemenangan,” kata pelatih Liverpool Juergen Klopp.
Dengan kata lain, Klopp kembali menegaskan, Liverpool bukan tim yang selalu berusaha menunjukkan permainan sepak bola indah. Liverpool juga bisa bermain pragmatis untuk mengejar hasil, terutama saat mereka berpeluang besar menjuarai liga untuk pertama kalinya sejak musim 1989-1990.
Cedera Aguero
Meski bisa mengalahkan Chelsea, City harus membayar mahal kemenangan itu dengan cedera yang dialami sang striker, Sergio Aguero. Striker asal Argentina itu harus ditarik keluar lapangan pada menit ke-77 dan digantikan oleh Gabriel Jesus.
“Tampaknya kondisi Aguero tidak bagus,” kata Guardiola. Klub masih akan terus melakukan pemeriksaan, tetapi Aguero tampaknya terancam absen selama beberapa pekan.
Situasi ini membuat City belum keluar dari tekanan. Pada Desember, City masih harus tampil di Liga Champions melawan Shakhtar Donetsk dan Dinamo Zagreb serta menghadapi laga penting di Liga Inggris melawan sang tetangga, Manchester United.
Tertinggal 9 poin di belakang Liverpool membuat harapan City untuk bisa mempertahankan gelar juara liga semakin kecil. Apalagi, tim seperti Leicester City juga tampil konsisten dan kini berada di peringkat kedua dengan 29 poin setelah mengalahkan Brighton and Hove Albion, 2-0. City juga harus waspada karena Tottenham Hotspur di bawah kendali pelatih Jose Mourinho bisa menjadi ancaman lainnya. Pada laga pertamanya memimpin Spurs, Mourinho membawa timnya menang 3-2 atas West Ham. (AP/AFP/REUTERS/DEN)