Jalur Sepeda Belum Steril dari Pengguna Kendaraan Bermotor
Penegakan hukum di jalur sepeda ternyata tidak mudah. Meski sudah ada aturan yang melarang pengguna kendaraan bermotor berada di jalur sepeda, ruas khusus itu tetap saja tidak bisa steril.
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi mulai menindak pengemudi kendaraan bermotor yang melintas di jalur sepeda per Senin (25/11/2019). Namun, langkah itu kurang dirasakan dampaknya oleh pengguna sepeda. Seperti sebelumnya, jalur sepeda masih sering dipadati kendaraan bermotor.
”Penindakan terhadap pelanggar marka jalur sepeda dilaksanakan sejak Senin pagi hari ini. Undang-undang dan pasalnya sudah jelas. Kami tinggal menegakkannya di jalan,” kata Kepala Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli Polres Jakarta Selatan Inspektur Satu Sri Harsono, ditemui di kantornya, Senin (25/11/2019).
Hingga Senin siang, jumlah pelanggar marka jalur sepeda yang ditindak di sepanjang Jalan Prapanca Raya, Jakarta Selatan, mencapai sekitar 10 orang. Semua pelanggar itu adalah pengendara sepeda motor. Beberapa di antara mereka tidak tahu bahwa jalur sepeda hanya diperuntukkan untuk sepeda.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelanggar marka jalur sepeda dikenai denda maksimal Rp 500.000 atau kurungan pidana dua bulan. Sanksi itu sesuai dengan aturan yang tertulis dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Selain itu, kendaraan bermotor yang parkir di jalur sepeda akan diderek petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta ke pool atau tempat penyimpanan kendaraan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kendaraan roda empat didenda Rp 500.000 per hari dan kendaraan roda dua Rp 250.000 per hari, berlaku akumulatif untuk keduanya.
Sri Harsono menambahkan, besarnya denda itu akan ditentukan hakim. Polisi hanya menyita surat izin mengemudi (SIM) pelanggar, menunjukkan aturan apa yang dilanggar pengemudi, kemudian mengarahkannya untuk mengunjungi kantor pengadilan wilayah setempat.
Kontrol sosial
Meskipun penindakan terhadap pelanggar jalur sepeda mulai dilaksanakan, jumlah pengendara kendaraan bermotor yang melintasi jalur sepeda masih cukup banyak. Pantauan Kompas, Senin, di Jalan RS Fatmawati Raya, Jalan Melawai, dan Jalan Prapanca Raya, sepeda motor ataupun mobil yang melintas atau berhenti di jalur sepeda masih banyak ditemukan.
Bagi Julius Caesar (43), karyawan swasta yang tergabung dalam gerakan Bike to Work, perilaku pengendara bermotor saat ini masih sama dibandingkan dengan sebelum aturan tentang jalur sepeda ditekankan. ”Masih ada banyak motor yang masuk di jalur sepeda. Sesuai amanat UU No 22/2009, pengendara kendaraan bermotor seharusnya, kan, wajib mengutamakan keselamatan pesepeda dan pejalan kaki,” katanya.
Ia sadar bahwa kapasitas pengawasan polisi dan dinas perhubungan terbatas sehingga tidak semua jalur sepeda bisa diawasi setiap saat. Untuk itu, ia menyarankan pihak kepolisian turut melibatkan publik dalam melakukan pengawasan. Petugas keamanan di gedung pertokoan atau perkantoran, misalnya, bisa diajak kerja sama untuk menegur pengguna jalan yang melanggar aturan jalur sepeda.
”Jumlah petugas polisi yang mengawasi jalur sepeda tentu tidak banyak karena fungsinya tidak hanya untuk itu. Kenapa tidak mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi? Kontrol sosial yang baik meningkatkan keteraturan sosial,” tutur Julius.
Susanto (44), pesepeda yang berdomisili di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, percaya bahwa pengawasan jalur sepeda yang baik bisa mendorong lebih banyak warga untuk bersepeda. Saat ini, jumlah pesepeda yang rutin bersepeda sehari-hari tidak banyak karena kondisi lalu lintas di Ibu Kota yang tidak teratur dan tak aman. ”Sebetulnya masyarakat itu pengin bersepeda. Cuma, karena jalurnya kurang aman, mereka jadi enggan melakukan itu,” katanya.
Ia mengaku bahwa sebagian besar jalur sepeda di Jakarta saat ini belum nyaman. Sebagian jalur sepeda di sepanjang Jalan Fatmawati Raya, misalnya, bergelombang dan berlubang. Pesepeda yang kurang mahir pun rentan mengalami kecelakaan.
”Sekarang, walaupun jalur sepeda belum nyaman, paling enggak sudah ada dan menambah semangat, terutama untuk teman-teman yang belum biasa bersepeda,” kata Susanto.