CIMAHI, KOMPAS – Putaran final lomba balap motor Honda Dream Cup 2019 di Cimahi, Jawa Barat, Minggu (24/11/2019) menjadi panggung para pebalap masa depan Indonesia. Sejumlah pebalap belia, sebagian masih duduk di sekolah dasar, tampil menawan dan mengalahkan seniornya.
Hal itu salah satunya terjadi pada kelas Honda Dream Cup (HDC) 6 atau Supra GTR 150 cc standar terbuka. Di sirkuit nonpermanen Lapangan Brigade Infanteri 15, Cimahi, itu, Akbar Abud (11) mengalahkan pebalap yang lebih berpengalaman seperti Sakti Andre (18) dan Andrian Aritonang yang finis kedua dan ketiga.
Pelajar kelas VI SD asal Ciamis itu meraih podium tertinggi dengan start dari posisi keempat. Akbar mengendarai motornya dengan sangat fokus dan tenang, memanfaatkan kecerobohan para rival di depannya yang sempat terlibat saling senggolan di pertengahan balapan.
Akbar pun menjadi salah satu pebalap termuda yang meraih gelar juara di kategori terbuka itu. ”Balapan berlangsung sangat ketat. Namun, saya tetap fokus dan mencoba tidak grogi. Saya bercita-cita jadi pebalap MotoGP,” ujar Akbar yang mengidolakan juara MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez.
Penampilan menawan pebalap belia juga tersaji di kelas HDC 4 atau Sonic 150R / Supra GTR standar pemula U-12. Podium di kelas itu dikuasai pebalap Astra Racing Yogyakarta, tim yang dikenal produktif melahirkan pebalap muda yang berkibar di kancah internasional. Sejumlah alumnus tim asal Yogyakarta itu antara lain Mario Suryo Aji yang berkiprah di Kejuaraan Dunia Yunior CEV Moto3 dan Reza Dhanica yang tampil rutin di Asia Road Racing Championship (ARRC).
Ketiga pemenang HDC 4 yang disebut-sebut sebagai pebalap masa depan Indonesia itu adalah M Diandra (11), Veda Ega Pratama (10), dan Decksa Almer (10). Mereka menjadi pusat perhatian penonton dan wartawan saat diwawancara pemandu acara dengan menggunakan bahasa Inggris. Decksa, putra kandung pebalap nasional, Wawan Hermawan, terlihat fasih menggunakan bahasa yang menjadi modal penting pebalap internasional tersebut.
Meskipun masih muda, ketiganya melaju cepat dan mampu mengontrol motor maupun emosi di medan yang tidak mudah. Permukaan sirkuit menjadi licin seusai hujan. Balapan HDC 4 pun sempat ditunda satu jam untuk menghilangkan genangan air di sejumlah tikungan. Jalanan yang licin membuat sejumlah pebalap, bahkan yang berpengalaman sekalipun, terjatuh pada sesi kualifikasi, Sabtu.
“Mereka ini adalah para pebalap masa depan Indonesia. Balapan (HDC) ini adalah tahap awal bagi mereka meniti perjalanan panjang di road race menuju level internasional. Pebalap seperti mereka memang harus dibina sejak dini, yaitu usia sepuluh tahun, agar bisa mengejar level Asia, misal Thailand Talent Cup yang dimulai dari usia 13 tahun,” ujar Rudi Hadinata, Manajer Tim Astra Racing Yogyakarta.
Menggali potensi
Rizky Christianto, Head of Motorsports Department PT AHM berkata, HDC adalah salah satu upaya pihaknya melakukan pemantauan bakat para pebalap potensial di daerah. Ia berkata, Indonesia sebetulnya punya banyak pebalap berbakat. Namun, perlu keterlibatan aktif, khususnya dari produsen motor seperti AHM, untuk menggali potensi itu di daerah.
“HDC adalah salah satu langkah pertama dalam penjenjangan karier pebalap selain AHRS (Astra Honda Racing School). Ada banyak pebalap muda potensial di sini, seperti didikan (Honda) Daya Golden. Jika bagus, dari sini, pebalap bisa melanjutkan ke tahap berikutnya (region Asia) seperti Thailand Talent Cup, Asia Talent Cup, dan ARRC” ujar Rizky yang menangani para pebalap Indonesia binaan AHM yang berkiprah di kancah internasional.
Rizky mencontohkan karir Andi “Gilang” Farid Izdihar (22) yang mulai tahun depan berkarir di kelas grandprix atau dunia, yaitu Moto2. Andi, ungkapnya, tidak melesat begitu saja ke level dunia. Karirnya diawali dari AHRS, kejuaraan one make race Honda, dan Motoprix, lalu naik ke Asia Talent Cup dan ARRC sebelum promosi ke CEV Moto3 dan kini berada di piramida puncak, Moto2.
“Banyak sekali talenta muda di daerah, seperti di Jawa Barat, yang punya potensi jika dibina dengan baik dan punya wadah (membalap). Ini dilakukan Honda yang tidak semata konsisten di dalam mengejar prestasi, melainkan juga dalam pembinaan terhadap pebalap muda,” ujar Lerri Gunawan, GM Motorcycle Sales Marketing and Logistic PT Daya Adicipta Motora selaku distributor utama Honda di Jabar.
Menurut Andy Wijaya, Deputy General Manager Marketing Planning and Analysis Division PT AHM, jumlah pebalap yang tampil di seri final tahun ini meningkat pesat. Tahun lalu, jumlah pesertanya 148 pebalap. Sebagian dari peserta itu adalah para bibit-bibit pebalap yang masih berusia 10 hingga 15 tahun.
“HDC adalah ajang aktualisasi pebalap-pebalap potensial dan bibit. Pada tahun ini, final auranya seperti kejurnas. Ada region-region dengan perolehan poin dan (gelar) juara umum. Ajang ini bagus untuk penjenjangan pebalap dan pencarian talenta muda,” ungkap Andy di sela-sela seri pamungkas itu.