Cabang angkat besi dinilai akan lebih progresif perkembangannya jika mandiri dengan memisahkan diri dari PB PABBSI. Rencana itu diwujudkan dalam musyawarah nasional luar biasa pada Desember 2019.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemisahan angkat besi, angkat berat, dan binaraga dari Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesiadinilai akan memberikan dampak positif. Pemisahan itu membuat pembinaan olahraga lebih terfokus pada cabang Olimpiade dan mencegah risiko terulangnya kasus doping.
Berdasarkan sejarah, Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABBSI) didirikan pada 1940. Federasi ini membina tiga cabang olahraga, yaitu angkat besi, angkat berat, dan binaraga. Dari ketiga cabang olahraga itu, hanya angkat besi yang termasuk dalam cabang Olimpiade.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PB PABBSI Alamsyah Wijaya mengatakan, selama ini tidak mudah membina tiga cabang olahraga dalam satu federasi yang sama. Berkaitan dengan anggaran, misalnya, pemerintah hanya mendukung angkat besi untuk menyelenggarakan pelatnas.
”Pemerintah hanya mendukung satu cabang, tetapi kami juga harus memikirkan pembinaan dua cabang lain. Untuk menggelar kejuaraan nasional harus dilakukan tiga cabang sekaligus yang membutuhkan waktu, biaya, dan persiapan lebih banyak,” ujar Alamsyah di Jakarta, Senin (25/11/2019).
Oleh karena itu, dengan adanya pemisahan ketiga cabang olahraga ini, Alamsyah menilai, pembinaan bisa fokus pada angkat besi. Selain itu, risiko terulangnya kasus doping juga lebih kecil karena atlet-atlet angkat besi sudah terdaftar pada Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). Aktivitas latihan dan kejuaraan lifter Indonesia terpantau oleh Badan Antidoping Dunia (WADA).
Pemisahan angkat besi mendesak dilakukan mengingat negara ini pernah punya pengalaman pahit bahwa lifter putri kelas 59 kilogram, Acchedya Jagaddhita, dinyatakan gagal dalam tes doping. Pengumuman disampaikan oleh IWF pada 28 Februari 2019 sehingga Acchedya harus mundur dari pelatnas angkat besi.
Berdasarkan aturan IWF, apabila ada lebih dari tiga atlet positif doping, negara dilarang tampil di Olimpiade 2020. ”Saat penyelenggaraan PON 2016, ada beberapa atlet binaraga yang dinyatakan positif doping. Kami tidak ingin kasus yang sama terulang yang membuat Indonesia tidak bisa tampil di Olimpiade,” kata Alamsyah.
Pembubaran PB PABBSI
Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono menuturkan, pihaknya sudah menerima dua kali teguran dari IWF untuk memisahkan tiga cabang olahraga sebelum Olimpiade Tokyo 2020. Terakhir, Indonesia menerima surat teguran dari IWF bersamaan dengan penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Angkat Besi IWF yang bergulir di Pattaya, Thailand, 18-28 September 2019.
”Menanggapi teguran itu, kami berjanji mengubah aturan dan membuat cabang angkat besi menjadi mandiri dan tidak bergabung dengan cabang lain,” kata Djoko.
Ia menjelaskan, tidak mudah memisahkan tiga cabang olahraga ini karena sudah berpuluh-puluh tahun berada dalam satu payung yang sama. ”Senang tidak senang, setuju tidak setuju, kami harus belajar mandiri,” ujar Djoko.
Untuk memisahkan angkat besi, Djoko telah bertemu dengan Ketua Umum KONI Marciano Norman. Berdasarkan arahan KONI, PB PABBSI akan menggelar musyawarah nasional luar biasa pada 16 Desember 2019. Agenda dalam musyawarah itu adalah membubarkan PB PABBSI dan mendirikan perkumpulan olahraga baru serta merumuskan anggaran dasar anggaran rumah tangga untuk Pengurus Besar Angkat Besi Indoneia, Pengurus Besar Angkat Berat Indonesia, dan Federasi Binaraga Indonesia.
”Meskipun pembubaran PB PABBSI dan pembentukan perkumpulan olahraga baru akan dilakukan akhir tahun ini, kepengurusan baru akan berlaku pada 10 November 2020 atau setelah pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional,” ujar Djoko. Ia menjelaskan, kontrak kerja sama untuk menyelenggarakan PON sudah berjalan sehingga tidak bisa dibatalkan begitu saja.
Djoko menjelaskan, pemisahan ini tidak akan menyulitkan pembinaan di daerah-daerah mengingat saat ini faktanya tidak semua daerah membina ketiga cabang olahraga sekaligus. Di Lampung, misalnya, hanya membina angkat besi dan angkat berat. Kepulauan Riau bahkan hanya membina satu olahraga, yaitu binaraga. Oleh karena itu, pemisahan tidak akan mengganggu pembinaan.
Ia meminta pengurus-pengurus daerah tetap bekerja sama untuk menyelesaikan masalah administrasi. ”Ketua Umum PB PABBSI Rosan P Roslani sudah berkomitmen akan tetap membantu dua kawan kita ini. Tidak akan dilepas begitu saja. Tetap diizinkan memakai ruang administrasi lama. Saya meminta kawan-kawan KONI daerah juga saling membantu,” ujar Djoko.
Pemisahan ini, menurut Alamsyah, akan sangat menantang untuk cabang angkat berat dan binaraga. ”Ini bisa menjadi mata pisau. Kalau pemisahan ini tidak segera ditindaklanjuti dengan baik, ke depannya akan sulit mempunyai anggaran untuk pembinaan,” ujarnya.