Jalan Tol Kunciran-Serpong, bagian dari Tol Lingkar Luar Jakarta atau JORR II, direncanakan segera beroperasi. Kesiapannya mencapai 99,99 persen. Proses administrasi, uji laik, dan perbaikan telah selesai.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jalan Tol Kunciran-Serpong, bagian dari Tol Lingkar Luar Jakarta atau JORR II, direncanakan dapat beroperasi dalam waktu dekat. Pengoperasiannya diharapkan mendukung pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Jabodetabek.
CEO Grup Astra Infra Djap Tet Fa dalam diskusi media di Jakarta, Senin (25/11/2019), menyatakan, konstruksi Tol Kunciran-Serpong sepanjang 11,2 kilometer telah selesai dibangun pada September 2019. Selain itu, Tol Kunciran-Serpong juga telah menjalani uji laik fungsi dan operasi.
”Akhir bulan ini atau awal bulan depan Tol Kunciran-Serpong direncanakan mulai dioperasikan. Saat ini kami sedang menunggu sertifikat laik fungsi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta menunggu jadwal peresmiannya,” kata Djap Tet Fa.
Tol Kunciran-Serpong akan menjadi ruas tol keenam yang dimiliki Astra Infra. Tol itu akan tersambung dengan ruas Tol Cengkareng-Batuceper-Kunciran dan Tol Serpong-Cinere sebagai bagian dari jaringan JORR II dan saat ini dalam tahap konstruksi.
Konsesi ruas Tol Kunciran-Serpong diperoleh Astra Infra tahun 2007. Astra Infra menargetkan dapat mengakuisisi 500 kilometer jalan tol sampai tahun 2021. Saat ini total panjang enam ruas tol yang dimiliki Astra Infra mencapai 350 km.
”Jalan tol memang banyak ditawarkan. Kami masih fokus di Jawa karena 60 persen populasi tinggal di Jawa, termasuk ekonominya. Tol Trans-Jawa kami lihat sebagai urat nadi yang penting,” ujar Djap Tet Fa.
Sejak Tol Trans-Jawa tersambung dari barat sampai ke timur, lalu lintas kendaraan yang melintas tol terus naik. Di ruas-ruas tol yang dimiliki Astra Infra, per Oktober 2019, lalu lintas kendaraan naik sampai 22 persen secara tahunan (yoy), yakni dari 71,491 juta kendaraan menjadi 87,314 juta kendaraan. Di ruas Tol Jombang-Mojokerto, misalnya, kenaikan lalu lintas kendaraan mencapai 100 persen.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit ketika dikonfirmasi mengatakan, ruas Tol Kunciran-Serpong akan segera dioperasikan. Sebab, saat ini kesiapannya sudah mencapai 99,99 persen.
Terkait sertifikat laik fungsi operasi (SLO) sebagai syarat pengoperasian jalan tol, pihaknya akan segera menerbitkannya. Sebab, semua proses administrasi, uji laik, dan perbaikan telah dilaksanakan.
Menurut pengajar Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, jika JORR II selesai dibangun, tol tersebut akan menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan di wilayah Jabodetabek. Secara khusus, JORR II menjadi alternatif menuju Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini hanya didukung Tol Sedyatmo.
”Tol itu akan membantu peningkatan layanan bandara yang ingin 100 juta penumpang pada 2025. Bayangkan kalau semua lewat Tol Sedyatmo, pasti macet,” kata Yayat.
Menurut Yayat, jumlah perjalanan di Jabodetabek telah lebih dari 80 juta perjalanan per hari. Adanya jaringan jalan tol yang bersifat berlapis, yakni tol dalam kota, JORR, kemudian dilanjutkan dengan JORR II, akan meningkatkan mobilitas barang dan orang di wilayah Jabodetabek.
Namun, Yayat berharap pengelolaan jalan tol di Jabodetabek dilakukan secara terintegrasi. Integrasi tidak hanya dalam hal tarif, tetapi juga layanan. Dengan demikian, alih-alih memikirkan tarif, pengguna akan memilih jalan tol karena kelancaran dan kenyamanan yang ditawarkan.