10 Raksasa Korsel Segera Ekspansi ke Indonesia
Sedikitnya sepuluh korporasi raksasa asal Korea Selatan menegaskan komitmennya untuk berekspansi di Indonesia. Pemerintah Indonesia berjanji memfasilitasi melalui deregulasi dan debirokratisasi.
ULSAN, KOMPAS — Sedikitnya 10 korporasi raksasa asal Korea Selatan menegaskan komitmennya untuk berekspansi di Indonesia. Sejalan dengan ikhtiar pemerintah memacu investasi dan ekspor, Presiden Joko Widodo pun berjanji mempercepat deregulasi dan debirokratisasi.
Kesepuluh raksasa tersebut adalah Hankook Tire & Technology Group, SK E&C, Doosan Group, Lotte Corporation, Kexim Bank, CJ Group, Posco, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, LG International, dan GS Global. Hyundai Motor Company bahkan akan mulai membangun pabrik seluas 77,6 hektar di Cikarang, Jawa Barat, pada Desember 2019 sebagai basis produksi untuk pemasaran Asia Tenggara dan sekitarnya.
Sebagai wujud komitmen pemerintah untuk mendukung investasi, Presiden mengunjungi pabrik Hyundai di Ulsan, Korea Selatan, Selasa (26/11/2019). Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi bersama Executive Vice Chairman Hyundai Motor Group Euisin Chung menyaksikan penandatananan Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Penanaman Modal yang ditandatatangani oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan Presiden dan CEO Hyundai Motor Group Wonhee Lee.
Mendampingi Presiden, antara lain, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Airlangga mengatakan, Hyundai akan berinvestasi di Indonesia dengan nilai 1,55 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini menggenapi komitmen kedua pemimpin negara yang menyepakati nota kesepahaman tentang investasi pada dua tahun lalu. Saat itu, Presiden mengharapkan investasi di bidang otomotif dan petrokimia.
”Makanya dengan kunjungan ke Pabrik Hyundai di Ulsan ini akan memberikan komitmen yang kuat. Bahkan, Presiden Moon mengatakan bahwa ini merupakan investasi (Hyundai) pertama di ASEAN. Dan 40 persen produksinya untuk diekspor,” kata Airlangga.
Mengutip siaran pers dari Hyundai Motor Company, Euisun Chung menyatakan, keputusan investasi di Indonesia dimaksudkan untuk memastikan pertumbuhan perusahan pada masa datang dengan menjajaki pasar-pasar baru di Asia Tenggara. Selain dipasarkan di Indonesia, produk Hyundai akan dieskpor ke Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina. Hyundai juga mempertimbangkan untuk memasarkan ke Australia dan Timur Tengah.
”Pembangunan pabrik manufaktur Hyundai Motor di Indonesia dapat terlaksana berkat kerjasama dan dukungan dari pemerintah Indonesia,” kata Chung.
Pabrik sedianya akan mulai dibangun Desember tahun ini dan diharapkan mulai produksi komersial pada semester II-2021 dengan kapasitas produksi 150.000 unit mobil per tahun. Pada gilirannya, kapasitas penuh pabrik ditargetkan mencapai 250.000 unit per tahun.
Masih mengutip siaran pers Hyundai, Euisun menyebutkan, kehadiran pabrik Hyundai di Indonesia dapat menciptakan lebih dari 23.000 lapangan kerja langsung dan tidak langsung. Produksi dan penjualannya diperkirakan memberikan sumbangsih ke perekonomian sekitar 20 miliar dollar AS selama satu dekade pertama sejak pabrik didirikan.
Kunjungan ke pabrik Hyundai itu dilakukan sehari setelah Presiden mengadakan jamuan makan siang dengan sejumlah CEO dan chairman sejumlah perusahaan besar dari Korea Selatan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Peringatan 30 Tahun Hubungan Kemitraan ASEAN-Korea Selatan, di Busan, Korea Selatan. Dalam kesempatan itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan khusus menghadirkan chef tersohor Tanah Air, William Wongso, untuk menyajikan hidangan spesial bercita rasa kuliner Nusantara dikombinasi dengan kuliner Korea Selatan.
Dalam pertemuan itu, menurut Airlangga, sedikitnya 10 perusahaan besar menegaskan komitmen investasinya di Indonesia. Perusahaan itu meliputi SK E&C, Hankook Tire & Technology Group, Doosan Group, Lotte Corporation, Kexim Bank, CJ Group, Posco, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, LG International, dan GS Global.
Sejumlah CEO dan chairman perusahaan asal Korea Selatan dalam kesempatan itu, menurut Airlangga, menyatakan rencana dan komitmen investasinya di Indonesia. Selain dari pihak Hyundai, Lotte Corporation juga berencana meningkatkan investasi dari 3,5 miliar dollar AS menjadi 4,3 miliar dollar AS di industri kimia.
Proyek yang lokasinya di Cilegon, Jawa Barat, tersebut, ditargetkan selesai pembangunannya pada 2023 sehingga kemudian bisa langsung efektif beroperasi. Hal ini menjadi bagian dari penguatan industri kimia domestik sekaligus bahan baku industri otomotif dalam negeri.
Hankook Tire & Technology Group berencana meningkatkan kapasitas produksi dari yang saat ini 10 juta ban pertahun menjadi sampai 20 juta ban per tahun. Namun, karena pelambatan perekonomian global tengah terjadi, penambahan kapasitas akan menunggu naiknya permintaan.
LG International juga menyatakan minat untuk mengembangkan industri berbasis kimia. Presiden Jokowi berharap LG International bisa berinvesatsi di bidang sel baterai sebab Indonesia mempunyai nikel dan kobalt sebagai bahan bakunya. Apalagi Indonesia telah memiliki daya saing kuat untuk itu.
Doosan Group, salah satu perusahaan yang bergerak di mesin diesel, berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan PT INKA untuk pengembangan mesin lokomotif. Doosan Group juga akan merelokasi pabriknya ke Indonesia agar bisa memproduksi mesin diesel di Indonesia untuk industri otomotif.
”Dengan syarat, klusternya juga ikut pindah ke Indonesia, seperti piston dan lain-lain. Dan kami menyampaikan akan kirim proposal untuk menjadi kluster tersendiri. Mereka mengatakan biaya engineering sudah relatif mahal di Korea Selatan dan mereka berpengalaman bekerja di Indoensia. Dan mereka sudah memproduksi boiler untuk PLTU,” kata Airlangga.
GS Global dan SK E&C yang sama-sama bergerak di industri berbasis LNG berminat untuk berpartisipasi dalam pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air. Presiden menawarkan dua proyek. Masing-masing di Kalimantan Utara dengan potensi 11 gigawatt dan di Papua dengan potensi mencapai di atas 20 gigawatt.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, menyatakan, Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia untuk terus mendorong investasi dari Korea Selatan masuk ke Indonesia. ”Presiden memberikan komitmen mengenai reformasi birokrasi, simplifikasi perizinan, dan pengembangan sumber daya manusia,” kata Retno.
Presiden dalam beberapa kesempatan di awal tahun ini menyatakan, minat dan komitmen investasi ke Indonesia dari investor luar negeri sangat banyak. Namun, ia menyayangkan tingkat realisasinya yang masih rendah.
Pada periode 2012-2016, investor asing yang urung menanamkan modal di Indonesia rata-rata mencapai 67 persen per tahun. Sementara untuk investor domestik, rata-rata pembatalan investasi mencapai 69 persen per tahun.
Beragam hal menyebabkan investor urung menanamkan modal, misalnya perizinan yang panjang dan tidak pasti. Alasan lain yang kerap ditemukan adalah lamanya proses mendapatkan lahan. Benang merah dari semua itu adalah ketidakpastian bagi investor.
Tahun 2017, terdapat 1.054 proyek baru senilai 42,6 miliar dollar Amerika Serikat (AS) yang izin prinsipnya telah diajukan investor. Dibandingkan dengan tahun 2016 terjadi peningkatan rencana investasi sebesar 23 persen.
Dari rencana investasi baru bernilai 42,6 miliar dollar AS pada 2017 itu, separuhnya didominasi sektor industri, yakni 256 proyek senilai 21,6 miliar dollar AS. Berikutnya adalah sektor pariwisata dengan 159 proyek senilai 17 miliar dollar AS. Di sektor pekerjaan umum dan energi, masing-masing terdapat 98 proyek senilai 1,2 miliar dollar AS dan 32 proyek senilai 1,18 miliar dollar AS.
Selebihnya, rencana investasi ini tersebar di sektor perdagangan, pertanian, kesehatan, pendidikan, kehutanan, perhubungan, komunikasi dan informasi, kelautan dan perikanan, serta ketenagakerjaan. Nilai investasi di setiap sektor bervariasi, mulai dari 1,7 juta dollar AS sampai dengan 918 juta dollar AS.