Tim nasional sepak bola Indonesia U-23 berhasil menumbangkan sang juara bertahan SEA Games, Thailand, berkat kematangan taktik tim. Kemenangan ini membuat “Garuda Muda” kian percaya diri.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
MANILA, SELASA - Tim nasional Indonesia U-23 memperlihatkan kematangan taktik saat mengalahkan Thailand 2-0 pada laga perdana Grup B SEA Games Filipina 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Selasa (26/11/2019). Tim “Garuda Muda” berhasil memanfaatkan kecepatan yang mereka miliki untuk menjebak lawan kemudian melakukan serangan balik yang efektif.
Pelatih timnas Indonesia U-23, Indra Sjafri, seperti dilansir PSSI, mengatakan timnya sudah menyiapkan taktik khusus untuk meredam Thailand. Taktik itu pun dapat dijalankan dengan baik sehingga Egy Maulana Vikri langsung mencetak gol pada menit keempat dan Osvaldo Haay mencetak gol kedua pada menit ke-87.
Gol pertama tersebut berawal dari tendangan pojok. Kemampuan menyerang melalui bola-bola mati merupakan strategi yang dimaksimalkan Indra untuk melawan tim seperti Thailand. Garuda Muda sengaja sedikit membuka pertahanan Thailand dengan tidak menendang bola dari titik pojok langsung ke depan gawang melainkan dioper ke belakang untuk menarik para pemain Thailand.
Taktik memancing lawan untuk maju diterapkan hampir sepanjang laga dan membuahkan hasil berupa gol kedua. Ketika Thailand fokus menyerang dan kehilangan bola, para pemain Indonesia langsung menyerang balik secepat mungkin. Serangan balik seperti ini bisa berjalan efektif karena Indra memasang para pemain yang bisa berlari cepat untuk menyerang dari sektor sayap seperti Saddil Ramdani dan Asnawi Mangkualam Bahar.
Serangan cepat bisa berjalan dengan adanya dua pemain senior seperti Evan Dimas dan Zulfiandi di lini tengah. Mereka bisa mengatur tempo serangan dengan baik dan membuka celah bagi pemain lainnya untuk maju ke depan.
Kemenangan ini pun tidak luput dari keberhasilan Garuda Muda menerapkan pertahanan yang rapat. Nadeo Arga Winata yang menjaga gawang Indonesia beberapa kali melakukan penyelamatan penting.
Indra mengakui keberhasilannya dalam memahami kekuatan tim ini bisa tercapai berkat laga-laga uji coba melawan tim-tim berkualitas. Sebelum bertarung di SEA Games, Garuda Muda sudah menjalani laga uji coba melawan Arab Saudi, Yordania, China, dan Iran.
Percaya diri
Kemenangan atas Thailand ini sangat penting untuk menambah kepercayaan diri tim mengingat Thailand merupakan juara bertahan yang mendominasi perolehan medali emas di ajang ini. Selain itu, tim “Gajah Perang” diasuh pelatih sekaliber Akira Nishino yang membawa Jepang ke babak 16 besar Piala Dunia Rusia 2018.
Dengan menumbangkan tim “Gajah Perang”, langkah Indonesia di Grup B akan lebih ringan. Indonesia kini berada di peringkat kedua dengan tiga poin sementara puncak klasemen Grup B masih dikuasai Vietnam yang unggul dalam jumlah selisih gol.
Tim asuhan pelatih Indra Sjafri ini masih akan menjalani empat laga lagi selama fase penyisihan grup melawan Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Laos. Vietnam merupakan lawan tangguh lainnya yang masih harus dikalahkan.
“Kemenangan pada laga perdana ini sangat penting untuk melakoni laga-laga selanjutnya,” kata Indra. Kepercayaan diri ini sangat dibutuhkan karena Indonesia sedang berusaha membawa pulang medali emas yang terakhir kali diraih pada tahun 1991.
Indra juga menyadari bahwa Indonesia sebelumnya tidak diperhitungkan sebagai tim unggulan dan kemenangan ini bisa menjadi pesan bagi tim-tim lain. Kegagalan Indonesia lolos ke Piala Asia U-23 2020 menjadi salah satu faktornya.
Pelatih Singapura U-23, Fandi Ahmad, dan bek Singapura U-23, Jordan Vestering, misalnya, selalu menyebut Thailand dan Vietnam sebagai tim yang perlu diwaspadai di Grup B, bukan Indonesia. “Thailand dan Vietnam sama-sama lolos ke Piala Asia U-23 2020. Ini menjadi motivasi besar bagi kami, bermain melawan tim-tim terbaik di ASEAN,” kata Fandi dikutip laman Asosiasi Sepakbola Singapura.
Namun, Singapura justru ditahan imbang Laos 0-0 pada laga lainnya, Selasa kemarin. Perkataan Indra sewaktu memimpin latihan timnas di Jakarta, dua pekan lalu, terbukti. Ia sudah mengingatkan tim-tim yang meremehkan Indonesia termasuk Singapura yang akan dihadapi pada laga kedua, Kamis (28/11/2019). “Jangan takabur. Mudah-mudahan mereka tobat,” katanya.
Di kubu Thailand, Nishino dan para pemain mencoba menerima kekalahan tersebut. Nishino menyadari bahwa tidak memakai satu pun pemain senior cukup berpengaruh. “Namun, saya yakin pemain kami sangat bertalenta. Kami harus terus mempercayai mereka,” ujar Nishino dikutip laman Asosiasi Sepakbola Thailand.