Liverpool berpeluang mengamankan tiket ke fase gugur sekaligus posisi juara grup ketika menjamu Napoli di Liga Champions, Kamis (28/11/2019) dini hari WIB. Kedua tim dalam kondisi timpang di laga ini.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LIVERPOOL, SELASA – Secara tradisi, Napoli acapkali menyulitkan langkah Liverpool di ajang Liga Champions Eropa. “The Reds” dua kali kalah dari tiga pertemuan terakhir dengan tim asal Italia itu. Dalam duel sebelumnya, yaitu di markas Napoli, September lalu, misalnya, Liverpool dibuat tidak berkutik dan menyerah 0-2.
Kekalahan di pekan pertama penyisihan grup Liga Champions musim 2019-2020 itu menodai kiprah menawan Liverpool. Itu kekalahan pertama Liverpool sekaligus satu-satunya di berbagai kompetisi sepanjang musim ini. Namun, dua bulan berlalu, situasi telah berubah drastis.
The Reds kian perkasa dengan mencatatkan 12 kemenangan dari 13 laga terakhirnya di berbagai ajang. Sebaliknya, Napoli tengah terpuruk dan mengalami krisis internal. Mereka tidak pernah bisa menang di enam laga terakhir, termasuk atas AC Milan—tim papan tengah di Liga Italia—akhir pekan lalu. Mereka pun mulai terdepak dari peringkat tiga besar, posisi yang rutin mereka tempat beberapa tahun terakhir di Liga Italia.
Suasana di kamar ganti Napoli tengah tidak kondusif. Bukannya berjuang melawan tim-tim lawan, para pemainnya justru tengah “berperang” dengan pemilik alias manajamen klub. Mereka menolak perintah Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis untuk melaksanakan ritiro alias “kemp pengasingan” selama sepekan penuh seusai dikalahkan AS Roma di Liga Italia, awal November lalu.
Ritiro merupakan tradisi bagi sejumlah klub di Italia untuk melecut kembali performa dan soliditas tim di tengah keterpurukan. Tradisi itu pernah dilakukan tim-tim besar di Italia macam Juventus, Inter Milan, dan AC Milan. Selama ritiro, para pemain diisolasi dari dunia luar bak terpenjara. Segala kemewahan dicabut, mereka tidak boleh pulang ke rumah masing-masing.
Penolakan atas ritiro itu membuat Laurentiis berang. Mereka dianggap membangkang perintah klub. Konsekuensinya, gaji sejumlah pemain yang dianggap “provokator” dipangkas hingga separuhnya. Hukuman itu salah satunya dijatuhkan ke Allan, gelandang andalan klub itu. Tidak terima hukuman itu, seperti diberitakan Gazetta dello Sport, Allan pun mengadu ke pengacaranya.
Gejolak di tubuh klub berjuluk “Partenopei” itu membuat pelatihnya, Carlo Ancelotti, pusing. Di musim keduanya bersama Napoli, pelatih kaya pengalaman itu menargetkan trofi di Liga Italia atau Liga Champions. Namun, target pribadinya itu kini agaknya sulit terwujud. Cilakanya pula, Laurentiis tengah menyiapkan penggantinya, yaitu Massimiliano Allegri.
Mantan pelatih Juventus itu kedapatan tengah memantau langsung Napoli pada laga kontra Milan. Allegri dikenal sebagai salah satu pelatih pragmatis yang piawai menyulap tim menjadi juara Liga Italia. Total enam scudetto alias gelar juara Liga Italia dikoleksinya. Itu menjadikannya salah satu pelatih aktif tersukses di Liga Italia saat ini selain Antonio Conte (tiga trofi).
Kondisi timpang itu bisa dimanfaatkan Liverpool yang tengah tancap gas. Tiga poin dari Napoli bakal membuat mereka mengamankan tiket ke babak gugur sekaligus mengunci posisi puncak di grup E Liga Champions musim ini. Mereka perlu merebut tiket itu secepat mungkin untuk sedikit meringankan langkahnya di jadwal padat pada Desember mendatang.
Jadwal padat
Bulan depan, Liverpool dihadapkan pada agenda ketat di Liga Inggris. Sudah begitu, mereka masih harus mengikuti Piala Dunia Antarklub 2019 di Qatar yang digelar mulai 11 Desember di Qatar. “Jadwal (padat) ini konsekuensi dari kesuksesan kami (menjuarai Liga Champions) musim lalu. Kami harus melihatnya secara positif,” tutur Andy Robertson, bek kiri Liverpool, dalam jumpa pers Selasa malam.
Dalam kesempatan itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp memastikan timnya bakal tampil habis-habisan mengejar kemenangan pada laga Kamis (28/11/2019) dini hari WIB. Meskipun demikian, ia menilai Napoli juga akan melakukan hal serupa, terlepas dari masalah yang mereka hadapi saat ini. Serupa Liverpool, Napoli juga berpeluang lolos ke babak 16 besar jika memenangi laga itu.
“(Masalah di Napoli) justru bisa membuat mereka lebih kuat. Saya tidak tahu persis masalah yang mereka alami. Namun, jika menjadi pemain, saya justru bakal berjuang lebih keras untuk membungkam kesan negatif dari luar. Jangan lupa, tahun lalu, mereka mampu memberikan perlawanan pantas ke kami di Anfield. Mereka akan melakukannya kembali besok,” tukas Klopp dikutip dari Liverpool Echoe.
Gianfranco Zola, legenda Napoli, berpendapat senada, bekas timnya bakal tampil bak macan terluka di tengah krisis yang menimpanya. Meskipun tidak bisa diperkuat penyerang sayap Lorenzo Insigne yang tengah cedera, menurutnya Napoli masih bisa melukai Liverpool di Anfield. “Situasi di Napoli memang tengah tidak bagus. Namun, malam seperti ini (laga di Anfield) justru bisa memantik kebangkitan,” ujarnya dikutip Football-Italia. (Reuters)