Kasus Bank DKI, Oknum Satpol PP Tarik Rp 18 Miliar

Tersangka IO mengambil uang dari ATM Bank DKI sampai Rp 18 miliar. IO adalah anggota Satpol PP. Polisi masih menyelidiki berapa kali IO menarik uang dari ATM hingga mencapai jumlah sebesar itu.

KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus menerangkan perkembangan kasus pembobolan dana Bank DKI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (22/11/2019).

JAKARTA, KOMPAS — Polisi masih mendalami penyelidikan kasus pembobolan rekening Bank DKI yang diduga melibatkan oknum anggota Satpol PP. Jumlah kerugian Bank DKI diperkirakan mencapai Rp 50 miliar.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus, Rabu (27/11/2019), mengungkapkan, satu tersangka berinisial IO berhasil mengambil uang dari ATM sampai Rp 18 miliar. IO adalah anggota Satpol PP. Polisi masih menyelidiki berapa kali tersangka IO menarik uang dari ATM hingga mencapai jumlah Rp 18 miliar.

Menurut Yusri, Rabu ini penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya akan memanggil 13 tersangka kasus tersebut. Sementara jumlah saksi yang dipanggil seluruhnya 41 orang termasuk 13 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

Jumlah saksi yang dipanggil seluruhnya 41 orang termasuk 13 orang yang ditetapkan sebagai tersangka.

”Dari 13 tersangka ini akan dipanggil lagi untuk diperiksa ulang lagi. Hari ini akan dipanggil. Mudah-mudahan setelah pemeriksaan akan kita sampaikan perkembangan selanjutnya. Pihak Bank DKI sudah dimintai keterangannya,” ucapnya.

Yusri menjelaskan, modus para tersangka mengambil uang dari mesin ATM, tetapi saldo hanya berkurang Rp 4.000. Tersangka terus mengambil uang dan memberi tahu ke teman-temannya.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Para tersangka diperlihatkan kepada wartawan saat rilis kasus penipuan dalam jaringan yang melibatkan warga negara China di Polda Metro Jaya, Selasa (26/11/2019).

Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Iwan Kurniawan menuturkan, kasus tersebut berawal dari laporan Bank DKI karena ada nasabah yang menarik ATM, tetapi saldo tidak berkurang.

Penarikan dilakukan di beberapa mesin ATM di Jakarta. Bahkan, ada satu tersangka yang membuat lima kartu ATM. Tersangka menyuruh orang lain membuat rekening tabungan dan kartu ATM disertai sejumlah imbalan. Kemudian tersangka meminta kartu ATM yang baru dibuat itu untuk menarik uang dari mesin ATM.

Baca juga: Jumlah Tersangka Kasus Bank DKI Bisa Bertambah

Baca juga: Polda Metro Tetapkan 41 Tersangka Pembobolan Bank DKI

Baca juga: Dua PNS Satpol PP DKI Diberhentikan Sementara