Lebih dari separuh atlet Indonesia di SEA Games Filipina 2019 adalah atlet muda. Hal itu karena mulai ada kesadaran menempatkan SEA Games jadi tempat membina atlet muda dan pijakan mencapai prestasi di ajang yang lebih tinggi.
JAKARTA, KOMPAS— Kemenangan tim nasional sepak bola Indonesia atas Thailand, 2-0, di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, hari Selasa (26/11/2019), membuka perjuangan atlet Indonesia pada SEA Games 2019. Pesta olahraga Asia Tenggara itu akan resmi dibuka 30 November hingga 11 Desember, dengan sejumlah cabang seperti sepak bola dan polo air dimulai kemarin.
Hasil awal positif timnas U-23 itu sedikit mengobati kekecewaan publik Tanah Air setelah lima kekalahan beruntun tim senior pada kualifikasi Piala Dunia 2022. Penampilan ”Garuda Muda” membangun harapan untuk menuntaskan misi merebut kembali emas sepak bola SEA Games yang terakhir diraih di Filipina tahun 1991.
Keharusan mengirim tim U-23 didampingi dua pemain senior membuat pembinaan pesepak bola muda mempunyai tujuan jelas. Pesta olahraga Asia Tenggara ini menjadi ajang untuk mematangkan pemain muda, dengan harapan untuk mencapai prestasi lebih baik di tingkat yang lebih tinggi.
Sukses Indonesia menempati posisi keempat Asian Games 2018 turut membuka mata banyak pihak, terutama pemerintah dan pemangku kepentingan olahraga, untuk menata prioritas pembinaan prestasi olahraga dengan Olimpiade sebagai puncaknya. Untuk itu, ajang multicabang tingkat regional seperti SEA Games selayaknya menjadi pijakan untuk menyiapkan atlet berprestasi di level tertinggi itu.
Pergeseran paradigma menjadikan SEA Games sebagai ajang regenerasi dan mengembangkan atlet muda ini sayangnya kerap berbenturan dengan kewajiban mencapai target medali emas. Meski demikian, hal itu tidak mengurangi semangat cabang olahraga mengirim atlet muda ke Filipina.
Di cabang angkat besi, misalnya, enam dari 10 lifter yang dikirim ke Filipina adalah lifter remaja dan yunior di bawah 19 tahun. Tiga tahun terakhir, PB PABBSI mengintensifkan pencarian bibit atlet muda, dengan didasari kekhawatiran berakhirnya puncak prestasi lifter senior pada 2020.
”Dengan komposisi itu, kami tidak memiliki atlet lagi sehingga perlu segera ada penggantinya,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Olahraga PB PABBSI Alamsyah Wijaya.
Taekwondo mempertahankan target dua emas dengan menyertakan delapan taekwondoin muda. Enam dari 16 atlet panahan yang dikirim ke SEA Games masih berusia belasan tahun. Renang juga mengirim beberapa perenang muda, termasuk Farrel Armandio Tangkas (17) yang menjadi andalan nomor 200 meter gaya punggung.
Adapun atletik dan bulu tangkis mengombinasikan atlet muda dan senior untuk menjaga peluang memenuhi target medali emas. Di cabang balap sepeda, pebalap berpengalaman diandalkan untuk mendulang medali di disiplin BMX.
Kesadaran
Kesadaran untuk menjaga kelangsungan prestasi dengan mengirim atlet muda ke SEA Games ini sejalan dengan permintaan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mengirim 60 persen atlet muda dan 40 atlet senior.
”Kalau bukan sekarang, kapan lagi kita fokus pada regenerasi berkelanjutan. Kalau tidak di SEA Games 2019 ini, kapan lagi atlet muda dapat kesempatan untuk tampil, untuk menyiapkan diri menggantikan atlet senior,” ujar Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto. Hal itu agar atlet muda mendapatkan kesempatan menimba pengalaman internasional. Mereka disiapkan untuk meneruskan prestasi atlet elite yang dikirim ke Asian Games atau Olimpiade.
Gatot mengakui hal itu belum bisa dilakukan sepenuhnya karena ada target medali emas yang harus dipenuhi. Publik juga mengharapkan prestasi, apalagi setelah Indonesia menjadi negara Asia Tenggara terbaik pada Asian Games 2018.
Selain itu, setiap cabang juga memiliki klasifikasi usia mencapai puncak prestasi yang berbeda. Di senam, misalnya, usia 20 tahun tergolong senior, sementara di cabang lain terhitung baru mulai meniti prestasi.
”Detail itu yang akan kami kaji lagi setelah melihat hasil yang diraih para atlet di SEA Games ini,” katanya. Namun, dia mendorong pengurus cabang melanjutkan regenerasi untuk menjamin kontinuitas prestasi.
Ketua Kontingen Indonesia ke SEA Games 2019 Harry Warganegara mengatakan, kehadiran atlet muda yang lebih dari separuh jumlah atlet yang dikirim ke Filipina memberikan warna baru pada tim Indonesia. Bahkan, ada beberapa cabang yang sepenuhnya mengirim atlet muda, antara lain floorball, layar, dan anggar.
Dengan komposisi atlet yang ada, ujar Harry, SEA Games jadi ajang olahraga persahabatan antarnegara Asia Tenggara. ”SEA Games bukan sasaran utama, melainkan sasaran antara menuju Asian Games dan Olimpiade,” katanya.
Namun, tetap ada target memperbaiki peringkat dari urutan kelima menjadi keempat. Pada SEA Games ini, Indonesia mengirimkan 841 atlet dan 415 ofisial. Mereka turun di 52 cabang, mengikuti 424 nomor pertandingan dengan target setidaknya meraih 45 medali emas. (DRI/DNA/PDS/IYA/JON/DEN)