Warga sejumlah daerah di Jawa Tengah resah dengan serangan tawon yang mengakibatkan 3 orang meninggal dan 2 orang dirawat intensif. Karena itu, banyak warga kini meminta bantuan petugas untuk memusnahkan sarang tawon.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Dua pekan belakangan, warga Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, digegerkan dengan serangan tawon yang mengakibatkan 3 orang meninggal dan 2 orang menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Karena itu, sepekan terakhir, banyak warga meminta bantuan petugas untuk memusnahkan sarang tawon.
Rentetan kasus sengatan tawon tersebut membuat sebagian warga Kabupaten Tegal panik. Beberapa warga kemudian melapor dan meminta bantuan petugas Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Tegal untuk mengevakuasi sarang tawon di lingkungan rumahnya. Salah satunya adalah Ahmad Tohani (41), warga Desa Pecabean, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Setelah baca berita bahwa ada beberapa orang yang meninggal karena disengat tawon, saya langsung khawatir.
”Sudah sejak dua bulan ada sarang tawon di dalam rumah, tapi saya biarkan karena saya pikir tidak berbahaya. Setelah baca berita bahwa ada beberapa orang yang meninggal karena disengat tawon, saya langsung khawatir,” kata Ahmad saat ditemui, Rabu (27/11/2019).
Setelah mendapat laporan dari Ahmad, lima petugas pemadam kebakaran datang dan memusnahkan sarang tawon tersebut. Petugas menggunakan air yang dicampur dengan detergen, kemudian disemprotkan ke arah sarang tawon.
Menurut Kepala Seksi Pemadam Kebakaran Bidang Pemadam Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tegal Ichdachairu Sofyan, pekan ini ada sekitar 10 permintaan pemusnahan sarang tawon di Kabupaten Tegal. Dari jumlah tersebut, lima permintaan masuk pada Rabu pagi.
”Warga yang memerlukan bantuan untuk memusnahkan sarang tawon bisa melapor kepada kami. Namun, warga juga harus bersedia apabila tindakan pemusnahan sarang tawon yang kami lakukan bisa mengotori, bahkan merusak, bagian rumah,” tutur Sofyan.
Untuk memusnahkan sarang tawon di rumah Ahmad, misalnya, petugas terpaksa merusak sebagian plafon. Tak hanya itu, air sabun yang disemprotkan untuk merusak sarang tawon juga membasahi beberapa bagian rumah Ahmad. Dalam memusnahkan sarang tawon, petugas mengenakan pakaian khusus yang tebal, kacamata pelindung, dan helm. Hal itu untuk menghindari risiko diserang tawon.
Toksin
Dokter Rumah Sakit Mitra Siaga, Tasia Deastuti, menjelaskan, tawon merupakan serangga yang memiliki alat perlindungan diri berupa sengat berisi toksin. Apabila masuk ke tubuh manusia, toksin tersebut menghasilkan reaksi yang beragam, mulai dari rasa nyeri, rasa panas, bentol, hingga bengkak di area sengatan.
Bagi seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, sengatan tawon bisa memicu reaksi alergi parah yang biasa disebut dengan syok anafilaktik. Gejala syok anafilaktik berkembang sangat cepat dan dapat menyebabkan detak jantung atau pernapasan terhenti.
”Apabila setelah tersengat tawon seseorang mengalami reaksi alergi hebat, seperti sulit bernapas, kehilangan kesadaran, muntah, hingga jantung berhenti berdetak, harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan,” ucap Tasia.
Dua pekan belakangan, kasus sengatan tawon menimpa sejumlah warga Kota Tegal, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Brebes. Di Kabupaten Pemalang, kasus sengatan tawon menimpa pasangan suami-istri di Desa Kebandaran, Kecamatan Bodeh, yakni Suwaryo (62) dan Endriyati (45). Keduanya disengat tawon pekan lalu saat melintas di tempat pemakaman umum di desanya.
Suwaryo dan Endriyati sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Prima Medika, Pemalang. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Suwaryo mengalami 60 sengatan dan Endriyati mengalami 85 sengatan. Menurut Kepala Kepolisian Sektor Bodeh Ajun Komisaris Sriyanto, pasangan suami-istri tersebut meninggal pada Senin, 25 November.
Adapun di Desa Pekauman, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Dandi (19) pingsan setelah disengat tawon saat dirinya sedang tidur, Senin pagi. Setelah diobati, kondisi Dandi berangsur membaik.
Di Kota Tegal, sengatan tawon dialami Carmi (75), warga Kelurahan Krandon Kidul, Kecamatan Margadana. Carmi meninggal setelah dibawa berobat ke mantri kesehatan setempat.
Selang dua hari setelah kematian Carmi, Sakwadi (67), juga warga Kelurahan Krandon Kidul, berinisiatif memusnahkan sarang tawon di dekat rumahnya. Kala itu, Sakwadi berhasil memindahkan sarang tawon dan memasukkannya ke dalam karung beras.
”Tiba-tiba, ratusan tawon menyengat bagian leher hingga kaki saya. Saya pusing, demam, dan merasakan pegal-pegal di seluruh tubuh,” kata Sakwadi saat ditemui di RSUD Kardinah, Kota Tegal, pekan lalu.