Perusahaan, lembaga, instansi di Jawa Tengah, diharapkan mau mengalokasikan dana CSR untuk pengembangan pariwisata di kawasan Borobudur. Dana ini diharapkan dapat mendorong warga mencipta berbagai kegiatan kreatif.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Perusahaan, lembaga, instansi di Jawa Tengah, diharapkan mengalokasikan dana corporate social responsibility (CSR) untuk pengembangan pariwisata di kawasan Borobudur. Dana CSR ini diharapkan dapat menjadi stimulan, mendorong masyarakat untuk menciptakan berbagai kegiatan kreatif demi mendorong peningkatan jumlah wisatawan asing.
Demikian dituturkan oleh Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi, saat ditemui, dalam acara launching buku berjudul Explore Borobudur di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/11/2019).
Alokasi dana CSR untuk pengembangan wisata di kawasan Borobudur tersebut, akan dilakukan oleh Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Tengah. BI memfasilitasi dan mendukung pendanaan untuk penyelenggaran acara seni dan budaya di kawasan Borobudur. Dengan dukungan dan bantuan ini, BI menargetkan masyarakat Borobudur dapat menampilkan pentas seni dan budaya, bergantian setiap minggu.
Upaya dari BI ini, menurut Sinung, diharapkan dapat menginisiasi dukungan dan bantuan dana CSR dari berbagai pihak lainnya. “Kami berharap segenap masyarakat dari berbagai kelompok, elemen, perusahaan, dan instansi, menyadari bahwa pengembangan wisata di kawasan Borobudur, masih membutuhkan dukungan dan keterlibatan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Menurut Sinung, pariwisata di kawasan Borobudur potensial untuk menyedot turis asing, yang nantinya akan berdatangan dari bandara baru di Kabupaten Kulon Progo, DIY. Borobudur juga menjadi destinasi lain yang menarik dikunjungi selain obyek lain Bali.
Di satu sisi, keberanian dan inisiatif masyarakat untuk menggelar acara-acara di berbagai daerah di Jawa Tengah, termasuk Borobudur, masih kurang. Kondisi ini, pada akhirnya membuat jumlah wisatawan terutama wisatawan asing, masih sulit untuk ditingkatkan.
Tahun ini, menurut Sinung, jumlah wisatawan asing ditargetkan datang ke Jateng mencapai sekitar 950.000 orang. Dia harus bekerja keras dan menyusun strategi, untuk mencapai target itu.
Untuk mendongkrak kunjungan wisatawan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di tahun 2020, berencana untuk menggelar acara Festival Seruling Internasional. Acara ini nantinya menampilkan pentas musik dengan melibatkan maestro-maestro seruling dari berbagai negara, serta menampilkan sendratari singkat tentang pembangunan Candi Borobudur dengan melibatkan 1.000 penari.
Ke depan, Sinung berharap, masyarakat pun tergerak mempromosikan wisata Borobudur, dengan menggelar acara-acara kreatif serupa, ataupun menulis segala sesuatu tentang Borobudur.
“Inisiatif untuk membuat atau menggelar acara atau apa pun untuk mendukung pariwisata, tidak harus melulu menunggu inisiasi dari pemerintah,” ujarnya.
Pasangan suami istri A Erwin Harmain dan Lilly T Erwin, ikut memopulerkan Borobudur lewat buku Explore Borobudur. Dalam buku itu, mereka menceritakan tentang 100 destinasi wisata Instagramable di sekitar Borobudur.
Inisiatif untuk membuat atau menggelar acara atau apa pun untuk mendukung pariwisata, tidak harus melulu menunggu inisiasi dari pemerintah
“Kami berharap nantinya buku ini menjadi semacam buku saku, pegangan, bagi siapa saja yang ingin berwisata ke kawasan Borobudur dan sekitarnya,” ujar Lilly.
Serupa dengan Bali, Lilly mengatakan, kawasan Borobudur sebenarnya memiliki banyak ragam potensi yang layak untuk diangkat, ditonjolkan sebagai tujuan wisata. Tidak hanya menyangkut kuliner dan obyek wisata, banyak tanaman-tanaman asli Borobudur pun menarik untuk dikisahkan dan dipublikasikan secara luas ke masyarakat.
Baca juga: Buku Pariwisata Pulau Flores Laris Terjual