Fasilitas Publik di Surabaya Mulai Dilengkapi Alat Pacu Jantung
Pemerintah Kota Surabaya terus menyempurnakan fasilitas publik agar warga lebih aman dan nyaman ketika berada di ruang publik.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya terus menyempurnakan fasilitas publik agar warga lebih aman dan nyaman ketika berada di ruang publik. Kali ini, Pemkot Surabaya melengkapi berbagai fasilitas publik dengan memasang alat pacu jantung automatic external defibrilator. Alat ini mulai dipasang di tempat berkumpulnya warga Kota Surabaya, terutama di taman.
Tak hanya fasilitas yang terus disempurnakan. Saat ini juga sedang berlangsung pembuatan atau perbaikan trotoar, saluran, dan taman. Pengamatan Kompas pada Kamis (28/11/2019), banyak ruas jalan di Surabaya yang digarap demi perbaikan atau perluasan trotoar dan pergantian saluran air.
”Proyek saluran air memang agak dikebut karena Surabaya segera memasuki musim hujan. Kalau proyek trotoar terus berlangsung hingga semua jalan-jalan utama memiliki trotoar dengan lebar minimal 3 meter,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Di sela-sela pembuatan trotoar dan ruang publik lainnya, kata Risma, Pemkot Surabaya mulai melengkapi ruang publik dengan alat-alat pemantau kesehatan, termasuk beberapa kebutuhan umum antara lain keran air langsung minum. Keran air langsung minum telah tersedia di beberapa taman, seperti Taman Bungkul.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya Hariyanto menjelaskan, alat pacu jantung AED berfungsi untuk menstimulasi detak jantung seseorang yang mengalami gangguan jantung mendadak. Salah satu contohnya saat tenggelam, shock berat, kecelakaan, atau akibat serangan jantung.
”Jadi, alat ini sangat penting disediakan sebagai langkah preventif. Alat ini akan menjadi pertolongan pertama bagi penderita serangan jantung. Ini demi menyelamatkan nyawa warga,” kata Hariyanto saat memasang alat tersebut di Tugu Pahlawan, Surabaya, Kamis (28/11/2019).
Melibatkan penjaga
Menurut Hariyanto, alat ini bisa digunakan apabila sewaktu-waktu ada warga yang terkena serangan jantung. Alat ini juga bisa dioperasikan oleh penjaga atau karyawan kantor yang ada di suatu instansi. Sebab, sebelum alat pacu jantung ini dipasang di kantor mereka, para karyawan telah diberikan pelatihan cara mengoperasikan alat ini.
Jadi, alat ini sangat penting disediakan sebagai langkah preventif. Alat ini akan menjadi pertolongan pertama bagi penderita serangan jantung. Ini demi menyelamatkan nyawa warga.
Dengan adanya alat pacu jancung, sembari meminta bantuan ambulans lewat 112, orang yang terkena serangan jantung itu bisa ditolong dulu dengan alat ini. ”Karena apabila orang yang terkena serangan jantung itu tidak ditolong selama 10 menit, dia akan meninggal. Jadi, ini sangat bermanfaat,” katanya.
Sementara ini, alat pacu jantung akan dipasang di 16 titik, yaitu Gedung Pemkot Surabaya lantai 1 dan lantai 6, balai kota di lantai 2, Kantor Bappeko, Gedung DPRD Surabaya, Balai Pemuda, Gedung Nasional Indonesia, Tugu Pahlawan, dan Taman Bungkul. Selain itu, akan dipasang pula di Convention Hall, UPTSA Timur, Sentra Ikan Bulak, THP Kenjeran, Siola lantai 1, lantai 3, dan 4.
”Pemasangannya sudah kami mulai sejak Senin (23/11/2019) dan akan berlanjut hingga 16 titik selesai. Sebab, sebelum dipasang, para petugas dan karyawannya diberi pelatihan untuk menggunakannya sehingga memang butuh waktu,” ujarnya.
Mudah-mudahan gagasan dari Bu Wali Kota ini bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Hariyanto menambahkan, nantinya alat ini akan dievaluasi dulu perkembangannya. Apabila memang sangat bermanfaat, bukan tidak mungkin alat ini ditambah di semua fasilitas publik di Kota Surabaya. ”Mudah-mudahan gagasan dari Bu Wali Kota ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya.
Muklis Rais, pelatih alat pacu jantung, menjelaskan langkah-langkah penggunaan alat tersebut. Langkah pertama penderita (yang mengalami serangan jantung) harus dicek dulu kesadarannya. Di samping itu, petugas lain memanggil bantuan atau menghubungi Command Center 112, termasuk meminta mobil ambulans.
Semua proses harus bergerak cepat karena ketika terkena serangan jantung mendadak dan tidak ada napasnya, pertama langsung dilakukan RJP/CPR atau tekan di dadanya.
Langkah kedua, ambillah alat AED Plus atau alat pacu jantung ini lalu buka baju korban, cukur bulu dadanya jika ada dan keringkan keringatnya lalu buka alat AED ini. Langkah ketiga, pasangkan pad sesuai petunjuk di atas dada korban. Langkah keempat, nyalakan AED, dan ikuti perintah alat itu. ”Salah satu perintahnya tidak boleh menyentuh korban dan ada pula perintah tekan tombol saat diminta,” imbuhnya.
Langkah kelima, lakukan RJP/CPR atau tekan di dadanya lagi dan ikut semua perintah alat tersebut, hingga akhirnya datang bantuan. Langkah keenam, apabila korban sudah berhasil bernapas, pertahankan jalan napas dan baringkan pada posisi pemulihan. Jika ambulans sudah tiba di lokasi, langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.