Indonesia mengirimkan 841 atlet sebagai duta bangsa dalam SEA Games 2019 di Filipina. Mereka diharapkan memberikan prestasi yang membanggakan bagi 267 juta pendudukan Indonesia.
Oleh
Anita Yoshihara & PRAYOGI DWI SULISTYO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Presiden Joko Widodo memberi tantangan bagi 841 atlet Indonesia untuk finis di dua besar pada SEA Games 2019 di Filipina. Presiden menyadari, itu tidak akan mudah bagi para atlet yang 60 persennya merupakan atlet-atlet yunior. Namun, sebagai duta bangsa, para atlet diharapkan bisa menghadirkan kebanggaan bagi sekitar 267 juta penduduk Indonesia.
”Kita tahu di Asian Games dulu kita berada di ranking ke-15, rangking 17, dan bisa meloncat ke ranking empat (pada Asian Games 2018). Di SEA Games sebelumnya (2017), kita berada di ranking lima, sebelumnya lagi ranking 5. Tapi saya minta SEA Games 30 di Filipina tahun ini, kita masuk ke dua besar. Siap? Siap? Siap?,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pidato pelepasan kontingen SEA Games 2019 di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11/2019).
Upacara pelepasan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, dan pidato Presiden Jokowi. Pelepasan ditandatangi dengan penyerahan Bendera Merah-Putih oleh Presiden Jokowi kepada Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari, kemudian secara estafet diserahkan kepada Pemimpin Kontingen Indonesia Harry Warganegara
Presiden menyampaikan bahwa, 841 atlet berangkat ke Manila mewakili 267 juta masyarakat Indonesia. Reputasi negara dan bangsa Indonesia juga berada di tangan para atlet kontingen SEA Games 2019. Oleh karena itu para atlet diharapkan tetap menjaga semangat untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia
Kontingen SEA Games diharapkan menjadikan keberhasilan dalam Asian Games 2018 sebagai pelajaran. Para atlet Tanah Air yang sebelumnya hanya bisa meraih peringkat 17 naik menjadi peringkat keempat pada Asian Games 2018.
Presiden Jokowi juga mengakui bahwa, untuk meraih target dua besar pemenang SEA Games bukanlah perkara yang mudah. Meski begitu, setelah melihat semangat yang ditunjukkan para atlet, Jokowi optimistis target tersebut bisa tercapai.
”Meskipun saya tahu bukan hal yang mudah, bukan hal yang gampang. Tapi saya tahu perjuangan Saudara-Saudara yang didukung oleh 267 juta rakyat kita akan memberikan sebuah semangat sendiri bagi perjuangan Saudara-Saudara meraih medali sebanyak-banyaknya,” tutur Presiden Jokowi.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali melaporkan, SEA Games 2019 merupakan titik tolak untuk meraih prestasi di Asian Games 2022 dan Olimpiade 2020. Karena itu, komposisi kontingen SEA Games yang diberangkatkan terdiri atas 60 persen atlet junior, dan 40 persen atlet senior. Hal itu bertujuan untuk memberikan kesempatan pada atlet-atlet muda untuk merasakan atmosfer laga internasional. Dengan begitu diharapkan para atlet muda itu akan berprestasi di masa yang akan datang.
Motivasi juara
Pada saat pengukuhan kontingen SEA Games 2019, Rabu pagi, Zainudin berharap atlet-atlet yunior yang menjadi bagian dari program regenerasi dapat meraih medali emas. Pengukuhan ini tidak diikuti tim sepak bola, menembak, floor ball, polo air, dan berkuda yang terlebih dahulu berangkat ke Filipina.
Sebanyak 841 atlet Indonesia, 415 tim ofisial, dan 55 anggota tambahan akan berjuang di Filipina. Para atlet akan tampil pada 52 cabang olahraga. Mereka akan mengikuti 424 nomor pertandingan dan ditargetkan meraih 45 medali emas.
Dalam pidatonya, Zainudin ingin seluruh cabang olahraga tampil maksimal dan menjadi juara. ”Saya berharap, semua kembali (ke Indonesia) membawa medali emas,” ujarnya.
Zainudin mengambil contoh semangat tim nasional sepak bola Indonesia U-23 yang dapat mengalahkan tim kuat Thailand U-23 dengan skor 2-0 pada Selasa (26/11). Zainudin berharap, kemenangan yang diraih tim sepak bola dapat menjadi energi positif bagi cabang olahraga lainnya.
Harapan tinggi yang diberikan pada atlet yunior disambut dengan optimisme. Atlet termuda Kyandra Kaelana Susanto (10) yang turun pada cabang olahraga skateboard nomor street putri yakin bisa meraih medali emas, meskipun hanya ditargetkan mendapatkan medali perunggu oleh pelatihnya.
Tak hanya dari atlet, para pengurus cabang olahraga juga yakin para atlet yuniornya dapat meraih medali emas. Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kristianus Liem mengungkapkan, atlet termudanya Ummi Fisabilillah yang berusia 18 tahun diharapkan juga mampu meraih emas.
”Semua atlet diharapkan bisa meraih medali emas, meskipun target utama ada pada Irene Kharisma Sukandar dan Medina Warda Aulia,” ujar Kristianus.
Optimisme tak hanya ditunjukkan oleh atlet-atlet yunior. Atlet senior seperti atlet pencak silat Hanifan Yudani Kusuma juga yakin bisa merebut medali emas seperti pada Asian Games 2018.
Menurut Hanifan, persaingan di SEA Games tidak jauh berbeda dengan Asian Games karena pencak silat dikuasai oleh atlet-atlet dari Asia Tenggara. Ia mengantisipasi kekuatan Thailand dan Vietnam yang bakal menyulitkan usahanya untuk meraih medali emas.
Kontingen E-sports juga menunjukkan semangatnya untuk dapat meraih medali emas. Mereka menargetkan dapat memperoleh dua emas, dua perak, dan dua perunggu. Dua emas tersebut diharapkan dapat diperoleh dari gim Mobile Legends dan Hearthstone.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari mengatakan, target 45 medali emas yang diusung oleh Kemenpora adalah hasil diskusi dengan pengurus cabang-cabang olahraga. ”Beberapa cabang olahraga terlihat malu menargetkan medali emas. Kita doakan supaya jangan kepleset ke bawah, tetapi ke atas,” kata Okto.
Ia yakin target tersebut dapat tercapai karena dua tahun lalu, pada SEA Games Kuala Lumpur, Indonesia berhasil meraih 38 medali emas dan duduk di peringkat ke-5. Okto berharap, pada tahun ini Indonesia dapat memperoleh hasil yang lebih baik daripada sebelumnya.