TNI AL akan menyelenggarakan latihan bersama untuk meningkatkan kerja sama internasional di antara Angkatan Laut, khususnya untuk penanggulangan bencana dan keamanan maritim.
Oleh
Edna C Pattisina
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut akan mengadakan latihan bersama Multilateral Naval Exercise Komodo ke-4 pada Agustus 2020. Latihan ini untuk meningkatkan kerja sama internasional di antara Angkatan Laut, khususnya untuk penanggulangan bencana dan keamanan maritim.
Hal ini disampaikan Asisten Operasi (Asops) KSAL Laksamana Muda TNI Didik Setiyono saat membuka Initial Planning Conference (IPC) Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) di Jakarta, Kamis (28/11/2019). Menurut rencana, TNI AL akan mengerahkan 42 KRI dan beberapa jenis pesawat udara.
Sebelumnya, Perwira Pembantu V di Lingkungan Staf Operasi (Sopsal) Kolonel Laut (P) Arif Badrudin mengatakan, kegiatan internasional akan diselenggarakan TNI AL pada 2020 bertepatan dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan RI. TNI AL mengundang lebih dari 54 negara untuk berpartisipasi dalam International Fleet Review dan MNEK ke-4 yang akan diadakan di Jakarta, Kepulauan Seribu, dan Pulau Belitung, pada Agustus 2020. Selain itu, akan dilaksanakan pula kegiatan ASEAN Cadet Sail dan International Cadet Seminar di Akademi Angkatan Laut.
Sementara itu, Didik mengatakan, 54 negara peserta dipastikan akan hadir pada pelaksanaan Mid Planning Conference (MPC) yang akan dilaksanakan pada Februari 2020. Latihan yang mengangkat tema ”Cooperation to Strengthen International Maritime Security” ini fokus pada latihan non-warfighting. Tema yang diangkat diyakini dapat menyuarakan kepentingan bersama dalam meningkatkan interoperabilitas di antara Angkatan Laut untuk menjaga stabilitas keamanan maritim kawasan.
”Latihan bersama MNEK 2020 ini merupakan latihan yang sangat spesial bagi Indonesia, khususnya bagi TNI AL, karena latihan ini akan dilaksanakan bertepatan dengan perayaan yang ke-75 kemerdekaan negara Republik Indonesia (diamond jubilee),” kata Didik.
Berbagai serial latihan, baik di darat maupun di laut, akan dilaksanakan, seperti maritime interdiction operations exercise, search and rescue exercise, dan kegiatan interaksi sosial antarpersonel kapal perang, seperti Engineering Civic Action Program, Medical Civic Action Program, Sport Program, Cultural Program, dan Exhibition Program.
Sinergi instansi maritim
Kepala Badan Keamanan Laut Laksdya Bakamla A Taufiq R menggarisbawahi pentingnya sinergi, kerja sama, dan mekanisme operasi yang terintegrasi dan terpadu antarinstansi maritim di Indonesia agar laut dapat diawasi dan dikendalikan dengan baik. Hal ini disampaikan Taufiq dalam Rapat Koordinasi Nasional Keamanan dan Keselamatan Laut Tahun 2019 di Jakarta.
Taufiq mengatakan, hal-hal yang menjadi fokus pencapaian tugas keamanan dan keselamatan laut di antaranya adalah amannya choke point di seluruh perairan Indonesia, terjaminnya keamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), terjaganya kedaulatan NKRI, serta tegaknya hukum di seluruh perairan Indonesia. Selain itu, pelaku bisnis di laut merasa aman dan nyaman dalam rangka kesejahteraan bangsa dan tercapainya visi poros maritim dunia.
”Kesimpulannya, masalah keamanan dan keselamatan laut tidak dapat ditangani oleh satu instansi saja. Perlu sinergi antarinstansi maritim di Indonesia dan ketulusan para pemimpin,” kata Laksdya Taufiq.