Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti menjadi kekuatan utama ganda campuran “Merah Putih” dalam SEA Games 2019 di Filipina. Persaingan meraih medali emas akan datang dari ganda campuran Malaysia dan Thailand.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Menjadi ganda campuran terbaik Indonesia saat ini, pebulu tangkis Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti memiliki misi ganda pada dua momen penting di pengujung 2019. Mereka akan diandalkan menjadi yang terbaik dalam SEA Games Manila dan Final BWF World Tour.
Pasangan peringkat kelima dunia itu akan tampil di SEA Games terlebih dulu. Akan menjadi ganda campuran dengan peringkat tertinggi di Muntinlupa Sports Center, Manila, Filipina, 1-9 Desember, Praveen/Melati akan menjadi salah satu harapan untuk mewujudkan target tiga medali emas dari PP PBSI.
Akan melewatkan nomor beregu, Praveen/Melati akan bersaing di Manila pada 5-9 Desember dalam kategori perorangan. Setelah itu, mereka akan menuju Guangzhou, China, untuk mengikuti turnamen Final BWF World Tour, 11-15 Desember. Praveen/Melati akan menjadi bagian dari turnamen dengan delapan wakil terbaik, berdasarkan prestasi tahun ini, dari setiap nomor di Guangzhou.
“Kedua ajang itu sangat penting, jadi tidak ada target prioritas pada salah satunya. Apalagi, SEA Games dan Final BWF akan menjadi yang pertama bagi saya,” kata Melati di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Melati akan menjalani debut dalam dua ajang itu, sementara Praveen adalah peraih emas ganda campuran SEA Games Singapura 2015 ketika berpasangan dengan Debby Susanto. Bersama Debby pula, Praveen menjadi semifinalis Final BWF (bernama Final BWF Super Series pada 2008-2017).
Berpasangan sejak 2018, setelah Debby pensiun sebagai atlet, Praveen/Melati meraih pencapaian yang baik pada 2019. Mereka menjuarai dua turnamen BWF Super 750 secara beruntun di Eropa, yaitu Denmark dan Perancis Terbuka, Oktober.
Persaingan
Di Manila, mereka menjadi kekuatan utama ganda campuran “Merah Putih”, juga, menjadi pendamping bagi pasangan muda, Rinov Rovaldy/Pitha Haningtyas Mentari. Tanpa kehadiran pasangan peringkat keempat dunia, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia/6), Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie (Malaysia/8) akan menjadi pesaing kuat Praveen/Melati.
Pesaing berat, juga, akan datang dari pemain-pemain Thailand meski tanpa Puavaranukroh/Taerattanachai sebagai juara bertahan. Seperti pada tunggal putra, ganda putra, dan ganda putri, hanya tiga negara yang pernah meraih emas dari ganda campuran, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Di Guangzhou, Praveen/Melati akan menjalani persaingan lebih berat dengan hadirnya pemain-pemain terbaik dunia. Selain Puavaranukroh/Taerattanachai dan Chan/Goh, persaingan juga akan melibatkan pemain lain, di antaranya dua pasangan kuat China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping. Wakil lain dari Indonesia yang akan tampil dalam Final BWF adalah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
“Saya ingin menyumbang medali di SEA Games dan harus tampil baik di Final BWF karena menghasilkan poin untuk Olimpiade. Untuk itu, saya harus menjaga fokus dan tenaga pada keduanya,” ujar Melati.
Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky mengatakan, persiapan menghadapi SEA Games dan Final BWF tak dilakukan secara khusus. Ini karena pemain-pemainnya telah terbiasa mengikuti turnamen BWF dengan jadwal ketat. Atlet bulu tangkis umumnya tampil dalam dua turnamen beruntun yang digelar dalam dua pekan.
Hal serupa dikatakan Rinov/Pitha yang akan menjalani debut di SEA Games. Menurut mereka, latihan dalam jeda pendek antara turnamen dilakukan untuk menjaga kondisi fisik dan mematangkan pukulan.