Pelatih baru Tottenham Hotspur, Jose Mourinho, mendapat predikat baru sebagai pria yang rendah hati. Dengan wajah barunya itu, ia mengantar Spurs ke babak 16 besar Liga Champions.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
LONDON, RABU – Jose Mourinho dikenal sebagai salah satu sosok di dunia sepak bola yang dibenci banyak orang karena sering bersikap menyebalkan dan punya ego yang besarnya melebihi sebuah stadion. Namun, pelatih baru Tottenham Hotspur ini menampilkan sisi lembutnya ketika Spurs mengalahkan Olympiakos, 4-2, pada laga Liga Champions, Rabu (27/11/2019) dini hari WIB.
Pelatih asal Portugal ini menjelma menjadi sosok yang pemaaf dan rendah hati di lapangan. Ia meminta maaf kepada Eric Dier yang ia tarik keluar ketika laga baru berjalan 29 menit dan kemudian memeluk bocah pemungut bola yang “berjasa” dalam menciptakan gol Spurs yang kedua. Media di Inggris lantas serentak mengganti predikat Mourinho dari “Pria yang Spesial” menjadi “Pria yang Rendah Hati”, The Humble One dan bukan lagi The Special One.
“Saya meminta maaf kepada Dier dan menjelaskan bahwa saya tidak bermaksud menyakiti hatinya,” kata Mourinho. Dier, gelandang bertahan Spurs tersebut dinilai tidak mampu memainkan perannya dengan baik dan Mourinho menggantikannya dengan Christian Eriksen. Perubahan itu kemudian mengubah permainan tim dan untuk pertama kalinya tim yang dilatih Mourinho bisa menang di Liga Champions setelah tertinggal dua gol.
Olympiakos unggul dua gol dalam 20 menit pertama melalui Youssef El-Arabi dan Borges Semedo karena kesalahan Spurs dalam bertahan. Namun, Mourinho adalah seorang maestro taktik di Eropa dan mampu memperbaiki kerusakan dalam waktu singkat. Setelah Dele Alli mencetak gol pertama pada babak pertama, tiga gol lainnya dicetak Spurs pada babak kedua melalui Harry Kane (dua gol) dan Serge Aurier.
Gol kedua Spurs yang dicetak Kane tercipta setelah salah satu bocah pemungut bola dengan cepat memberikan bola kepada Aurier. Dengan cepat bola itu diberikan kepada Lucas Moura yang bergerak dari sektor sayap sebelum memberikan assist kepada Kane.
Mantan pelatih Manchester United itu pun segera menghampiri bocah tersebut dan memeluknya. Ia memuji kecerdikan bocah tersebut dan mengaku teringat masa lalunya ketika menjadi pemungut bola. “Saya sebetulnya ingin mengundang dia ke kamar ganti untuk merayakan kemenangan ini bersama tim tetapi dia sudah menghilang,” katanya.
Bangun kepercayaan
Jurnalis BBC, Phil McNulty, dalam artikelnya menilai Mourinho sedang berusaha membangun kepercayaan klub dan fans terhadap dirinya melalui sikapnya di lapangan. Keraguan para fans harus ditepis. “Ini momen menarik terkait hubungan Mourinho dengan fans Spurs. Sebuah langkah cerdik dari seseorang yang memahami apa yang harus dilakukan,” tulis McNulty.
Pada laga keduanya setelah menggantikan posisi Mauricio Pochettino, Mourinho telah meloloskan Spurs ke babak 16 besar Liga Champions dari Grup B bersama Bayern Muenchen dan berhasil membuktikan kemampuannya malam kemarin. Namun, mantan pelatih Spurs, Tim Sherwood, memberi peringatan bahwa Mourinho tetaplah Mourinho.
“Pemain harus terbiasa dengan Mourinho yang tidak segan mengorbankan pemain. Ia hanya memikirkan kepentingan tim bukan individual,” ujar Sherwood dikutip Metro. Dier telah merasakannya dan pemain lainnya harus waspada. (AP/AFP/REUTERS)