Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan stok bahan pangan aman menjelang Natal dan Tahun Baru.
Oleh
Helena F Nababan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, kebutuhan sejumlah pangan diprediksi naik. Namun, Food Station memastikan pasokan dan stok pangan Jakarta aman.
Frans M Tambunan, Direktur Operasional PT Food Station Tjipinang Jaya, Rabu (27/11/2019), menjelaskan, data yang dipaparkan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) menunjukkan peningkatan kebutuhan pangan menjelang Natal dan Tahun Baru.
Untuk beras, kebutuhan normal per bulan 79.229 ton. Untuk Natal dan Tahun Baru kebutuhan menjadi 83.191 ton atau naik 3.962 ton (5 persen).
Daging sapi dari kebutuhan normal 6.585 ton, meningkat menjadi 6.916 ton. Daging ayam dari kebutuhan normal 11.395 ton per bulan menjadi 11.966 ton
Telur ayam dari kebutuhan per bulan 8.585 ton, naik menjadi 9.015 ton atau naik 430 ton. Untuk minyak goreng, dari kebutuhan normal 7.707 ton naik menjadi 8.093 ton.
Untuk bawang merah, dari kebutuhan normal per bulan 3.180 ton naik menjadi 3.340 ton. Cabai merah dari kebutuhan 2.459 ton permintaan naik menjadi 2.581 ton. Sementara bawang putih dari 2.700 ton permintaan naik menjadi 2.970 ton.
Dalam rapat tim pengendalian inflasi daerah (TPID), Food Station memastikan stok aman. Persiapan penyediaan stok pangan dilakukan sejak tiga bulan lalu.
Komoditas yang disiapkan, ujar Frans, adalah beras, ikan kembung, telur ayam, gula pasir, susu UHT, tepung terigu, bawang putih, dan minyak goreng.
Stok beras
Untuk beras, stok yang disiapkan 62.000 ton. Stok itu terdiri dari stok Pasar Induk Beras Cipinang sekitar 50.000 ton dan stok Food Station 12.000 ton.
”Di samping itu, Food Station bersama Perum Bulog Kanwil Jakarta Banten juga menyiapkan beras 100.000 ton sampai dengan bulan Maret 2020 sebagai antisipasi paceklik. Kami juga mendatangkan sekitar 40.000 ton beras dari Sulawesi yang didatangkan berkala sejak Oktober sampai Januari 2020,” jelas Frans.
Stok ikan kembung beku disiapkan 500 ton, telur ayam 500 ton, gula pasir 700 ton, susu UHT 2,4 juta liter, tepung terigu 500 ton, bawang putih 3.000 ton, dan minyak goreng 100.000 liter.
Stok tersebut akan didistribusikan ke masyarakat melalui program ketahanan pangan, seperti program pangan murah KJP Plus, pasar murah, program beras untuk PNS DKI, dan perdagangan umum ke supermarket.
Dalam rapat TPID yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah Saefullah dan didampingi Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan Srie Agustina, Frans menyampaikan aspek keamanan stok bawang putih.
”Untuk stok bawang putih, kami memiliki kuota impor 15.000 ton. Saat ini sampai dengan Desember 2019 kami masih memiliki kuota 3.000 ton, jadi kami pastikan stok akan aman,” paparnya.
Adapun untuk distribusi beras, FS tengah merintis inovasi. ”Kami saat ini juga sedang mempelajari inovasi ATM Beras untuk masyarakat kurang mampu yang tidak mendapat manfaat program pemerintah seperti KJP. Menurut rencana, minggu depan kami akan memberikan 5 mesin ATM Beras untuk kami taruh di lokasi yang nantinya kami dapatkan datanya yang berasal dari dinas-dinas terkait,” jelas Frans.
Untuk memastikan stok aman, Saefullah menyatakan rapat akan dilanjutkan pada Desember 2019.