Untuk mendukung kebijakan jalur sepeda, PT Transportasi Jakarta berencana menyiapkan layanan bus dengan rak sepeda. Uji coba layanan direncanakan dimulai pertengahan Desember 2019.
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Untuk mendukung kebijakan jalur sepeda, PT Transportasi Jakarta berencana menyiapkan layanan bus dengan rak sepeda. Uji coba layanan direncanakan dimulai pertengahan Desember 2019.
Yoga Adiwinarta, Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transportasi Jakarta, Kamis (28/11/2019), menjelaskan, bus-bus yang disiapkan adalah bus jenis Royaltrans dengan rak sepeda.
”Yang kami siapkan ada 10 bus Royal. Sekarang ini masih contoh dulu, bus dengan rak sepeda yang sebenarnya akan segera datang,” kata Yoga.
Tentang pemilihan bus Royaltrans, menurut Yoga, karena bus jenis itu selama ini dipakai untuk melayani point to point. Rute yang sudah dilayani dengan bus Royaltrans di antaranya dari Bintaro ke Stasiun MRT Fatmawati, Serpong ke Stasiun MRT Fatmawati, dan Cinere ke Kuningan.
Tarif yang dikenakan untuk Royaltrans Rp 20.000 atau lebih mahal daripada bus reguler yang bertarif Rp 3.500.
Rak yang ditempatkan di bagian depan bus bisa dipakai untuk mengangkut 2 sepeda yang bukan sepeda lipat. ”Penumpang bisa naik sepeda ke halte Royaltrans dan memasang sendiri (sepeda) di rak atau dipasangkan oleh petugas halte,” kata Yoga.
Menurut rencana, penumpang bus cukup membayar tarif bus Royaltrans dan tidak ada tambahan biaya untuk menempatkan sepeda. ”Kami juga masih menjaring masukan-masukan dari warga di media sosial, khususnya rute mana saja yang bisa dilayani bus Royaltrans dengan rak sepeda ini,” ucap Yoga.
Selain menyiapkan bus dengan rak, Transjakarta juga berencana menyiapkan tempat parkir sepeda. Untuk sementara tempat parkir akan ditempatkan di Koridor 4 Pulogadung-Dukuh Atas. Di rute itu, sudah ada jalur sepeda.
”Nanti yang akan ikut menjaga petugas halte. Namun, ini semua masih dalam proses pengembangan,” kata Yoga.
Di lapangan, jalur Koridor 4, terutama dari Jalan Tambak hingga Halte Dukuh Atas 2, belum tersedia jalur sepeda.
Sementara itu, dari diskusi tentang sepeda setelah acara nonton bersama film tentang sepeda yang diselenggarakan ITDP dan Dishub DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, pengamat perkotaan Nirwono Joga menegaskan, supaya jalur sepeda di DKI Jakarta bisa aman, selamat, dan berkelanjutan, seharusnya Dinas Perhubungan DKI Jakarta membentuk bidang khusus non-motorized transportation (NMT) untuk mengurusi jalur sepeda, pejalan kaki, dan skuter ataupun otoped.
”Kalau mau bicara soal keselamatan dan keamanan pengguna jalur sepeda, harus ada bidang khusus yang menangani,” kata Nirwono.