Timnas sepak bola Indonesia melanjutkan langkah positifnya di SEA Games 2019 dengan menumbangkan Singapura 2-0, kemarin. Namun, Indonesia pantang jemawa karena telah dinanti Vietnam yang juga mengemas nilai sempurna.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
MANILA, KAMIS — Untuk pertama kalinya dalam sewindu terakhir, tim nasional sepak bola Indonesia U-23 menjalani start sempurna pada dua laga awal SEA Games, di Filipina 2019. Dua kemenangan beruntun, terakhir atas Singapura 2-0, Kamis (28/11/2019), menjadi modal positif menghadapi lawan kuat, Vietnam, di laga selanjutnya.
Kemenangan atas Singapura itu memperbesar kans Indonesia lolos ke semifinal. Tim ”Garuda Muda” mengemas enam poin dari dua laga awal Grup B yang disebut ”grup neraka”. Sebelumnya, mereka juga menang 2-0 atas Thailand. Koleksi enam poin dari dua laga awal ini adalah start terbaik timnas U-23 Indonesia sejak SEA Games 2011 di Tanah Air.
Saat itu, Indonesia tampil sempurna pada tiga laga awal, termasuk menang atas Singapura dan Thailand. Garuda Muda yang saat itu dilatih Rahmad Darmawan pun melenggang mulus ke semifinal. Sayangnya, mereka dikalahkan Malaysia melalui drama adu penalti dalam final perebutan medali emas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Di Filipina, negara terakhir kalinya Indonesia meraih emas dari sepak bola, yaitu edisi 1991, Garuda Muda punya kans menebus kegagalan menyakitkan itu. Sempat tertekan pada babak pertama laga kontra Singapura di Stadion Rizal Memorial, Manila, mereka mampu menggeliat dan menunjukkan karakter kuatnya pada babak kedua laga.
Indonesia menang 2-0 berkat kegemilangan dua pemainnya, yaitu penyerang Osvaldo Haay dan bek sayap kanan Asnawi Mangkualam. Semua gol mereka dicetak seusai turun minum. Dua gol ini tercipta melalui skema serangan cepat yang memang dilatih khusus oleh pelatih Indra Sjafri.
Namun, pada laga ini, Garuda Muda sebetulnya bisa menang lebih besar jika para pemainnya tampil lebih tenang dan dingin dalam melakukan sejumlah penyelesaian akhir.
Seusai laga itu, Indra Sjafri mengatakan duel itu lebih menegangkan ketimbang saat melawan Thailand. ”Alhamdullilah bisa menang. Game plan kami akhirnya bisa berjalan baik setelah evaluasi di kamar ganti,” ujarnya seperti termuat dalam laman PSSI.
Peluang emas
Sebelum gol pertama Indonesia tercipta dari kaki Haay pada menit ke-64, Indonesia sebetulnya memiliki dua peluang emas, salah satunya melalui penyerang yang berkarier di Liga Polandia, Egy Maulana Vikri. Pada menit ke-52, Egy mempertontonkan keunggulan teknik dribling-nya dengan mengecoh dua bek Singapura. Sayang, tembakannya kurang sempurna sehingga bisa dibaca dan ditangkap kiper Zharfan Muhammad.
Asnawi, yang tampil agresif dan tidak jarang merangsek ke kotak penalti lawan, juga membuat peluang emas lainnya pada menit ke-78. Namun, bola tendangan dari bek sayap yang mengingatkan publik akan kelihaian Aji Santoso, mantan bek Garuda Muda di SEA Games 1991, itu masih membentur tiang gawang.
Selain penyelesaian akhir yang perlu disempurnakan, para pemain Garuda Muda juga harus piawai mengontrol emosi. Di pengujung laga itu, Haay sempat terlihat naik pitam dan nyaris menonjok salah satu pemain Singapura akibat senggolan fisik yang keras. Situasi juga sempat memanas dan nyaris berujung perkelahian ketika Egy dikasari dua pemain Singapura, yaitu Zulqarnaen Muhammad dan Nur Muhammad.
Indra juga menyayangkan keributan kecil pada akhir laga itu. ”Sepak bola tidak hanya soal menang dan kalah, melainkan juga menghargai lawan dan fairplay,” tukasnya.
Dua hal itu perlu diperbaiki menjelang duel krusial lawan Vietnam, pemuncak Grup B. Seperti Indonesia, Vietnam juga mengemas poin sempurna di dua laga penyisihan grup itu. Kedua tim teratas di Grup B itu hanya dibedakan oleh produktivitas gol. Vietnam surplus 11 gol berkat kemenangan telak atas Laos dan Brunei Darussalam, adapun Indonesia surplus empat gol lewat kemenangan atas Thailand dan Singapura.
Berbeda dengan Thailand dan Singapura, Vietnam dikenal memiliki permainan sangat agresif dan disiplin. Mereka memiliki barisan penyerang tajam seperti striker Ha Duch Chinh yang telah mengemas empat gol di Filipina. Barisan bek mereka juga terkenal garang dan tak segan menekel keras lawan. Vietnam menjadi ujian terberat terakhir Garuda Muda di babak penyisihan grup.
Luis Milla
Laga ini turut disaksikan ketua umum PSSI periode 2019-2023 terpilih, Mochamad Iriawan dan jajarannya. Selain memberikan suntikan moral kepada Garuda Muda, Iriawan juga dijadwalkan bertemu Luis Milla, calon pelatih timnas Indonesia. Milla diminta menemui Iriawan di Manila, Jumat ini, untuk membahas jabatan pelatih timnas yang lowong.
Milla adalah satu dari dua calon pelatih timnas Indonesia untuk menggantikan Simon McMenemy yang diberhentikan beberapa waktu lalu. Selain Milla—yang pernah menangani timnas U-23 Indonesia di SEA Games Malaysia 2017—calon lainnya adalah Shin Tae-yong, mantan pelatih timnas Korsel. Shin telah menemui Iriwan lebih dulu di Malaysia, Selasa (19/11) lalu.
Jadwal pertemuan Iriawan dan Milla ini adalah yang kali ketiga. Pada dua jadwal pertemuan sebelumnya, yaitu di Malaysia (19/11) dan Singapura (24/11), Milla tidak hadir. Ia sempat ingin mengutus asistennya, Eduardo Perez. Namun, hal itu ditolak Iriawan yang ingin menemui langsung Milla, pelatih asal Spanyol yang memberikan medali perunggu di SEA Games 2017.