Liverpool terbebani target meraih tiket ke babak 16 besar Liga Champions di tengah jadwal padat bulan Desember. Beban semakin berat karena gelandang andalan mereka, Fabinho, cedera.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
LIVERPOOL, KAMIS - Jadwal laga yang sangat padat pada bulan Desember sudah menjadi masalah yang sedang dipikirkan Liverpool. Masalah bertambah ketika ”The Reds” ditahan imbang Napoli, 1-1, pada laga Liga Champions di Stadion Anfield, Kamis (28/11/2019) dini hari WIB, dan kehilangan Fabinho yang cedera pergelangan kaki.
Pada Desember, Liverpool akan menjalani 9 laga dalam satu bulan, yaitu lima laga Liga Inggris, satu laga Liga Champions, dua laga Piala Dunia Antarklub di Qatar (jika sampai final), dan satu laga Piala Liga Inggris. Mereka menyisakan satu laga Liga Inggris pada November dengan menjamu Brighton and Hove Albion, Sabtu (30/11).
Sebagai perbandingan, Liverpool hanya menjalani lima laga di semua kompetisi pada September, dan masing-masing enam laga pada Oktober dan November. Artinya, akhir tahun ini menjadi ujian yang sesungguhnya bagi The Reds yang mempertaruhkan langkah mereka untuk memperebutkan empat trofi berbeda.
Di antara keempat trofi tersebut, Liga Inggris adalah trofi yang dinanti selama 30 tahun dan berpeluang besar mereka raih musim ini. Posisi mereka di klasemen Liga Inggris cukup aman dengan 37 poin, delapan poin di atas Leicester City.
Namun, trofi Liga Champions dan Piala Dunia Antarklub tidak bisa dilepas begitu saja. Liverpool masih berharap bisa mempertahankan status tim terbaik di Eropa dan merebut Piala Dunia Antarklub untuk pertama kali. Dalam situasi ini, Pelatih Liverpool Juergen Klopp mulai merasa pening jika membayangkan cara mengatur rotasi pemain dan menjaga konsistensi tim. Apalagi setelah mereka bertemu Napoli, Kamis.
Liverpool sebenarnya sudah bisa mengamankan tiket ke babak 16 besar Liga Champions jika berhasil mengalahkan Napoli. Jika tiket itu sudah digenggam, laga terakhir melawan Red Bull Salzburg, pertengahan Desember di Austria, bisa ”diabaikan” untuk fokus pada laga lainnya.
Akibat hasil imbang di Anfield ini, Liverpool perlu satu poin lagi di Austria untuk lolos ke 16 besar. Kini Liverpool memimpin klasemen Grup E dengan 10 poin, disusul Napoli dengan 9 poin, dan Salzburg di dengan tujuh poin.
Situasi yang dihadapi Liverpool bisa lebih buruk apabila bek Dejan Lovren tidak mencetak gol pada menit ke-65 untuk menyamakan kedudukan. Napoli malam itu berhasil merepotkan Liverpool dengan gol dari tendangan Dries Mertens pada babak pertama. Meski imbang dan tiketnya tertunda, Liverpool masih memiliki catatan positif karena tidak terkalahkan di Anfield dalam 31 laga terakhir.
Bagi Klopp, bukan catatan positif itu atau tertundanya tiket ke babak 16 besar yang ia pikirkan. ”Masalah terbesar malam ini adalah cederanya Fabinho. Ini terjadi terlalu dini dan kami harap cederanya tidak terlalu serius, tetapi tampaknya sangat menyakitkan,” katanya.
Fabinho selama ini menjadi gelandang andalan Klopp. Pemain asal Brasil itu sangat cekatan dalam menghentikan aliran bola lawan dan punya tembakan akurat ketika menyerang. Kehilangan Fabinho selama Desember akan menjadi mimpi buruk Klopp.
”Jalan kami memang selalu terjal. Saya sudah empat tahun di Liverpool, tolong beri tahu saya kapan kami melalui masa-masa mudah,” ujar Klopp dikutip BBC ketika menanggapi situasi ini. Drama dan masalah-masalah yang muncul mendadak memang sudah menjadi makanan Klopp.
Masih teringat ketika Liverpool kehilangan sejumlah pemain bintang dan harus melawan Barcelona pada laga kedua semifinal Liga Champions 2018-2019. Meski pincang, The Reds mengalahkan Barcelona 4-0 dan lolos ke final. Momen ini bisa menguatkan Klopp saat menemui masalah baru.
Ancelotti Heran
Hasil imbang di Anfield membuat pelatih Napoli Carlo Ancelotti heran. Ia menyadari penampilan timnya di Liga Champions selalu bagus dibandingkan ketika berlaga di Liga Italia. Ketika Napoli kesulitan mencari kemenangan di Liga Italia, mereka malah bisa menahan imbang juara bertahan Liga Champions dalam laga tandang.
Napoli saat ini masih berada di peringkat ketujuh Liga Italia dengan 20 poin. “Kami akan berusaha mengatasi masalah ini. Namun, hasil ini (di Anfield) bisa membantu kami keluar dari masa-masa sulit,” kata Ancelotti dikutip Football-Italia.
Sejak awal November, Napoli mengalami masalah internal ketika para pemain menolak untuk dikarantina dan menjalani pemusatan latihan untuk memperbaiki performa. Manajemen klub kemudian memotong gaji para pemain sebagai hukuman.