Bagi atlet-atlet muda, debut di SEA Games merupakan mimpi yang menjadi kenyataan. Mereka merawat optimisme meraih prestasi di tengah kekacauan operasional SEA Games 2019.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH dan Denti Piaway Nastitie dari Manila, Filipina
·5 menit baca
MANILA, KOMPAS - Medali emas pertama Indonesia dari tim polo air putra pada SEA Games 2019 di Filipina, menjadi penyemangat bagi atlet-atlet nasional, khususnya atlet muda, untuk meraih prestasi tertinggi. Keping emas pertama polo air putra sejak keikutsertaan pada SEA Games 1977 ini, bak batu penjuru dalam konstruksi prestasi kontingen ”Merah Putih” yang separuhnya adalah atlet-atlet yunior.
Prestasi tim polo air putra Indonesia menjadi tonggak sejarah baru. Tim asuhan pelatih asal Serbia Milos Sakovic itu menghentikan dominasi Singapura yang 27 kali meraih medali emas secara beruntun, dari 1965-2017.
”Ini merupakan kebersamaan tim yang solid. Tim ini sudah dibangun (hampir genap) tiga tahun yang lalu, sejak Milos kita rekrut (Januari 2017). Jadi bukan hanya teknik dan cara bermain yang membaik, tetapi team bonding di antara mereka makin erat,” ujar Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin E Rahardjo, Jumat (29/11/2019).
Prestasi tim polo air ini menjadi sumber motivasi ekstra bagi atlet-atlet ”Merah Putih” lainnya. Indonesia mengirimkan 841 atlet di 52 cabang olahraga, dengan komposisi atlet yunior dan senior 50:50.
Bagi atlet-atlet muda berusia di bawah 20 tahun, tampil pertama kali di SEA Games membuat gugup dan cemas, tetapi tersimpan pula semangat membara untuk mempersembahkan prestasi bagi bangsa. Di antara mereka adalah, petenis muda sekaligus debutan SEA Games, Priska Madelyn Nugroho (16), Arie Fahrezi Al Gifahri(17), dan Rifqi Fitriadi (20).
Bersama petenis-petenis lainnya yang lebih senior, seperti Christopher ”Christo” Rungkat, Anthony Susanto dan David Susanto, atlet-atlet muda itu melakukan persiapan terakhir menjelang SEA Games di Rizal Memorial Tennis Centre, Manila, Jumat.
Rifqi mengaku sangat bangga dapat mewakili Indonesia di SEA Games 2019. Lulusan Sekolah Khusus Olahraga Ragunan ini akan turun pada dua nomor, tunggal dan ganda putra berpasangan dengan Arie. ”Saya siap tampil maksimal, ada semangat yang membara,” ujarnya. ”Kalau harus dinilai dari angka 1-100 untuk menentukan seberapa besar motivasi saya, sekarang saya ada pada angka 110. Saya sangat termotivasi,” lanjut Rifqi.
Antusiasme juga ditunjukkan oleh lifter-lifter muda berusia di bawah 18 tahun yang akan tampil perdana di SEA Games 2019. Atlet-atlet muda yang kerap disebut ”The Dream Team” ini bertekad menampilkan yang terbaik untuk mengikuti jejak senior-senior mereka, seperti peraih medali SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, Eko Yuli Irawan.
Pada SEA Games 2019, tim angkat besi mengirimkan sepuluh atlet, 60 persennya adalah lifter-lifter muda berusia di bawah 18 tahun. Mereka adalah Windy Cantika Aisah (kelas 49 kg), Juliana Klarisa (55 kg), Putri Aulia Andriani (59 kg), Bernadicta Babela Mei Study (64 kg), Tsabitha Alfiah Ramadani (71 kg), dan Rahmat Erwin Abdullah (73 kg).
Putri Aulia mengaku tidak menyangka bisa masuk pelatnas dan tampil di SEA Games. ”Dulu, waktu saya masih berlatih di daerah, saya sering mendengar kawan-kawan saya punya impian bisa berlatih di pelatnas. Saya tidak menyangka, sekarang saya di sini (pelatnas) dan akan tampil di SEA Games 2019,” kata atlet berusia 17 tahun itu, sebelum berangkat ke Filipina.
Atlet-atlet Indonesia tetap menunjukkan semangat bertanding di tengah kondisi arena pertandingan yang kurang ideal. Kemarin, sejumlah arena di kompleks olahraga Rizal Memorial, masih berantakan. Di sekitar kompleks olahraga itu, masih ada truk pengangkut material bangunan. Petugas juga masih membersihkan tanah dan material bangunan yang berantakan di sekitar arena.
Di lapangan tenis, petugas masih memasang backdrop, menempel garis pemisah antarlapangan, dan melengkapi fasilitas pendukung, seperti toilet. Sejumlah petugas keamanan melarang jurnalis mengambil foto dan video arena.
Pelatih tim nasional tenis putra, Febi Widhianto, mengatakan, meskipun persiapan arena belum sempurna, tim Indonesia tidak terganggu. ”Dibikin enjoy saja. Namanya bermain di negara orang, pasti ada hal yang membuat tidak nyaman. Sebagai atlet, kami harus siap tempur. Tetap maju apa pun kondisinya,” kata mantan pemain tenis nasional itu.
Pertaruhan Filipina
Terkait persiapan pembukaan SEA Games 2019, Panitia Penyelenggara SEA Games Filipina atau Phisgoc menjanjikan upacara akan berlangsung meriah. ”Kami cukup kecewa banyak pihak yang meragukan kami dan ada sejumlah berita miring mengenai penyelenggaraan SEA Games kali ini. Namun, semuanya akan kami buktikan pada upacara pembukaan nanti. Kami akan menggelar pembukaan terbaik yang pernah ada dibanding SEA Games, bahkan Asian Games sebelumnya,” ujar Ramon Suzara, Phisgoc Chief Operating Officer dalam konferensi pers yang disiarkan langsung oleh CNN Filipina dari Kota Clark, kemarin.
Upacara pembukaan SEA Games 2019 menjadi pertaruhan citra Filipina sebagai tuan rumah. Sejumlah kendala seperti penjemputan dan penempatan atlet, serta persiapan arena yang belum selesai, sempat menimbulkan kesan negatif.
Tak heran, Phisgoc pun berupaya mati-matian membuat upacara pembukaan di Philippine Arena, Sabtu (30/11) pukul 19.00 waktu setempat, menjadi meriah. Dikutip dari laman Rappler, Kamis (28/11), Phisgoc menjalin kerjasama dengan Fivecurrent, perusahaan hiburan yang berpengalaman menggelar pembukaan ajang multi cabang dunia, seperti Asian Games. Digandeng juga sejumlah artis, dramawan, dan seniman lokal.
Suzara mengatakan, upacara pembukaan akan menampilkan gabungan seni teatrikal, musikal, serta teknologi pencahayaan dan digital.
Namun, antusiasme panitia itu, diiringi kondisi di lapangan yang bisa mengganggu SEA Games, salah satunya kemacetan lalu lintas. Perjalanan dari Manila menuju Philippine Arena di Santa Maria, Bulacan, yang jaraknya sekitar 30 kilometer harus ditempuh dalam 3 jam.
”Kemacetan adalah hal yang biasa di negara kami. Bahkan, ini jauh lebih kondusif karena kita berada dekat akhir pekan. Andai di hari-hari sibuk waktu kerja, seperti Senin hingga Kamis, kemacetannya bisa lebih panjang lagi,” tutur Boy, pengemudi taksi yang disewa Kompas.