Data yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan, pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja ke industri pengolahan anjlok, dari 7,2 persen per September menjadi 3,8 persen per Oktober.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS--Pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan di Indonesia melambat, dari 8 persen secara tahunan per September 2019, menjadi 6,6 persen per Oktober 2019. Tren pelambatan ini terjadi sejak Oktober 2018.
Data yang dirilis Bank Indonesia menunjukkan, pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja ke industri pengolahan anjlok, dari 7,2 persen per September menjadi 3,8 persen per Oktober. Secara keseluruhan, kredit modal kerja yang pada September tumbuh 6,1 persen, pada Oktober tumbuh 4,1 persen. Adapun pertumbuhan kredit investasi melambat dari 13 persen menjadi 11,4 persen.
Sementara, data Otoritas Jasa Keuangan menunjukkan, industri pengolahan merupakan penyumbang terbesar rasio kredit macet (NPL) industri perbankan hingga akhir Oktober 2019. Per akhir Oktober, rasio NPL (gross) 2,73 persen atau naik dari September yang 2,66 persen.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengungkapkan, sebagian besar kenaikan NPL dari industri pengolahan dengan total kredit Rp 200 triliun hingga Oktober 2019. ”Di industri pengolahan ini utamanya, saya kira (NPL) banyak disumbang oleh Duniatex. Penyaluran kredit bermasalah tidak hanya tercatat di industri hilir, tetapi juga dari hulu,” ujar Edy di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Kasus Duniatex tersebut adalah gagal bayar obligasi PT Delta Merlin Dunia Tekstil, anak usaha Duniatex, senilai 300 juta dollar AS (Kompas,25/7).
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra PG Talattov menuturkan, pelambatan pertumbuhan kredit mesti dilihat dari sisi pasokan dan permintaan. Menurutnya, Purchasing Manager\'s Index manufaktur di Indonesia mengonfirmasi kelesuan di industri pengolahan.
”Indeks PMI manufaktur Indonesia pada Oktober 2019 yang sebesar 47,7 merupakan yang terendah dalam 4 tahun terakhir. Indeks pada September 2019 adalah 49,1," katanya.
Menurut dia, PMI di bawah 50 sudah bisa menjadi sinyal yang tidak baik bagi industri pengolahan.
Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Kamis (28/11) malam, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, penyaluran kredit yang terbatas disebabkan permintaan korporasi yang rendah. Meski demikian, Perry meyakini, kapasitas perbankan dalam menyalurkan kredit relatif memadai, sejalan pelonggaran kebijakan BI dalam penurunan suku bunga dan injeksi likuiditas.
Pada Juli-Oktober, BI menurunkan suku bunga acuan, secara keseluruhan 1 persen, menjadi 5 persen. Adapun upaya menambah kemampuan perbankan menyalurkan pinjaman dilakukan antara lain dengan menurunkan giro wajib minimum atau persentase simpanan yang harus dijaga bank dalam bentuk rekening giro di BI.
Peluang
Saat membuka rapat pimpinan nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Bali, Jumat, Wakil Presiden Ma\'ruf Amin mengingatkan pelaku usaha untuk menangkap peluang mengembangkan ekonomi syariah. Peluang itu antara lain dalam pengelolaan kegiatan bisnis yang sejalan dan mendukung konsep ekonomi syariah.
Sementara, Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan Perkasa Roslani menyebutkan, sinergi menjadi kata kunci dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global yang masih mengancam perekonomian nasional. Selain itu, diperlukan terobosan dan langkah luar biasa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. (NTA/JUD/HEN/CAS/LKT/DIM)