Jadwal Perjalanan dan Tiga Nama Stasiun Baru di Daop IX Mulai Berlaku 1 Desember
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional IX Jember melakukan sejumlah penyesuaian jadwal dan perubahan tiga nama stasiun. Perubahan dan penyesuaian tersebut akan resmi berlaku per 1 Desember 2019.
Oleh
ANDREAS BENOE ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional IX Jember melakukan sejumlah penyesuaian jadwal dan perubahan tiga nama stasiun. Perubahan dan penyesuaian tersebut akan resmi berlaku per 1 Desember 2019.
Kebijakan ini dilakukan untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan pelanggan layanan kereta api. Penyesuaian ini dilakukan karena sejak tahun 2017 banyak perubahan dan perkembangan dalam layanan perkeretaapian.
Hal itu disampaikan Vice President PT KAI Daop IX Jember Joko Widagdo ketika dihubungi dari Banyuwangi, Sabtu (30/11/2019). Joko mengatakan, tiga stasiun yang berubah nama ialah Stasiun Banyuwangi Baru, Stasiun Karangasem, dan Stasiun Arjoso.
”Stasiun Banyuwangi Baru (BW) berubah menjadi Stasiun Ketapang (KTG), Stasiun Karangasem (KNE) menjadi Stasiun Banyuwangi Kota (BWI). Sementara Stasiun Arjoso (AJ) menjadi Stasiun Arjasa (AJ),” ungkapnya.
Joko mengatakan, perubahan tersebut sesuai dengan permintaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Perubahan nama stasiun, kata Joko, disebabkan banyak warga yang berkunjung ke Banyuwangi salah mengartikan kedua stasiun tersebut. Sebagian besar warga mengira Stasiun Banyuwangi Baru sebagai stasiun yang berada di pusat kota Banyuwangi.
Selain itu, mulai 1 Desember 2019 sebagian perjalanan kereta api akan mengalami perubahan jadwal keberangkatan. Hal tersebut dikarenakan PT KAI akan menerapkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) yang telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 1781 Tahun 2019 tentang Penetapan Gapeka Tahun 2019 PT KAI.
Penggantian Gapeka ini dilakukan karena sejak 2017 terjadi begitu banyak perkembangan perkeretaapian, seperti pengoperasian jalur ganda lintas Selatan Jawa, penambahan stasiun, penambahan kecepatan prasarana, dan penetapan perjalanan kereta api baru.
”Penetapan Gapeka 2019 ini untuk menggantikan Gapeka 2017. Penggunaan Gapeka 2019 ini akan mempengaruhi jadwal perjalanan, waktu tempuh perjalanan, perpanjangan relasi, serta perubahan stamformasi (susunan rangkaian),” tutur Joko.
Perubahan jadwal keberangkatan terjadi pada KA Wijayakusuma, KA Mutiara Timur Malam, KA Logawa, dan KA Pandanwangi. Sementara perubahan waktu tempuh terjadi pada semua kereta yang berangkat dari semua stasiun di wilayah Daop IX.
Penetapan Gapeka 2019 ini untuk menggantikan Gapeka 2017. Penggunaan Gapeka 2019 ini akan memengaruhi jadwal perjalanan, waktu tempuh perjalanan, perpanjangan relasi, dan perubahan stamformasi (susunan rangkaian)
Dalam Gapeka 2019, lanjut Joko, perjalanan KA Mutiara Timur Malam juga diperpanjang hingga Stasiun Pasar Turi. Sebelumnya KA Mutiara Timur Malam hanya berhenti sampai Stasiun Gubeng.
”Kami mengimbau kepada calon penumpang KA dengan keberangkatan 1 Desember 2019 dan seterusnya agar memperhatikan lagi jadwal yang tertera di tiket. Tujuannya agar penumpang tidak tertinggal kereta karena per 1 Desember nanti Gapeka 2019 sudah mulai diberlakukan,” ujar Joko.
Terkait perubahan nama stasiun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi menyambut baik keputusan tersebut. Perubahan nama stasiun dirasa akan banyak membantu wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Yanuarto Bramuda mengatakan, banyak wisatawan yang kerap memilih turun di stasiun Banyuwangi Baru saat hendak berwisata atau berkunjung di pusat kota Banyuwangi. Padahal, akses dari Stasiun Karangasem jauh lebih dekat ketimbang dari Stasiun Banyuwangi Baru.
”Demikian juga dengan wisatawan yang mau ke Gunung Ijen, jelas lebih dekat dari Stasiun Karangasem. Selama ini tamu ragu turun di Karangasem karena mereka tahunya kalau ke Banyuwangi, ya, turun di Banyuwangi Baru karena ada nama ’Banyuwangi’-nya,” ujarnya.
Setelah perubahan ini, Bramuda berharap wisatawan yang hendak berkunjung ke Banyuwangi bisa turun di Stasiun Banyuwangi. Sementara wisatawan yang hendak menyeberang ke Bali bisa turun di Stasiun Ketapang yang dekat dengan Pelabuhan Penyeberangan Ketapang.
Di Banyuwangi, terdapat 10 stasiun yang menjadi lokasi penumpang datang dan pergi. Dalam sebulan, rata-rata ada 127.146 penumpang yang naik dan 131.047 penumpang turun di 10 stasiun tersebut.