Keuntungan perusahaan otobus dari terus meluasnya jaringan jalan tol hendaknya dibarengi perbaikan pelayanan, kenyamanan, dan keamanan. Dengan demikian, kian banyak masyarakat memilih bus untuk bepergian ke luar kota.
Oleh
AGUIDO ADRI
·4 menit baca
BENGKULU, KOMPAS — Ruas-ruas jalan tol baru hendaknya dapat ditangkap perusahaan otobus untuk meningkatkan bisnisnya, termasuk dalam persaingan dengan moda transportasi lain. Untuk itu, syaratnya adalah pelayanan, kenyamanan, dan keamanan bagi penumpang bus harus ditingkatkan.
Kepala Subdirektorat Angkutan AntarkotaDirektorat Jenderal Perhubungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Denny Kusdyana saat peluncuran armada bus baru milik perusahaan otobus, Siliwangi Antar Nusa, di Bengkulu, Minggu (1/12/2019), mengatakan, beroperasinya ruas-ruas jalan tol baru sebenarnya menguntungkan perusahaan-perusahaan otobus.
Sebab, dengan keberadaan jalan tol, waktu tempuh semakin cepat. Ini praktis membuat ongkos yang dikeluarkan lebih efisien.
Keuntungan lainnya, daya jangkau bus bisa lebih luas. Bus bisa masuk ke kawasan-kawasan yang tak terjangkau oleh pesawat terbang, kereta api, dan kapal laut. Dengan kata lain, bus dapat bersaing dengan moda transportasi lainnya.
Namun, Denny mengingatkan, keuntungan tersebut hendaknya dibarengi dengan perbaikan-perbaikan. Sebab, jika tidak, masyarakat tidak akan memprioritaskan bus saat bepergian keluar kota. Alhasil, bus akan kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan perusahaan otobus bakal merugi.
”Perbaikan pelayanan salah satunya. Pelayanan harus terus ditingkatkan," katanya. Selain pelayanan kepada calon penumpang, perusahaan otobus dituntut untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan bus.
Hal lain yang juga penting, perusahaan otobus jangan mau kalah dengan perusahaan moda transportasi lainnya dalam hal pemanfaatan teknologi informasi. Sebagai contoh, dalam urusan pembelian tiket. Perusahaan otobus seharusnya memudahkan masyarakat yang hendak menggunakan bus dengan cukup membeli tiket bus secara daring.
Faktor lainnya yang perlu ditingkatkan adalah fasilitas terminal bus. Terminal harus memiliki sarana dan prasarana yang baik seperti selama ini terlihat di bandara ataupun stasiun kereta api.
Terkait hal ini, Kemenhub mengatakan akan membangun terminal tipe A di sejumlah wilayah. Terminal sekaligus akan jadi tempat bisnis.
”Terminal ke depan akan diubah menjadi seperti bandara. Tidak ada lagi terminal yang seram, kotor, preman, dan pungli,” kata Denny.
PT Siliwangi Antar Nusa Putra Sejahtera, sebagai salah satu perusahaan otobus (PO), termasuk yang menangkap harapan dan tuntutan dari Kemenhub itu.
”Kami menyadari, ada banyak faktor yang membuat moda transportasi bus belum menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Kondisi di jalan raya yang macet, armada yang dinilai kurang layak, dan sumber daya manusia yang dinilai kurang mengedepankan pelayanan, membuat bus tidak bisa bersaing dengan moda angkutan lain dan akhirnya masyarakat meninggalkan bus. Dengan demikian, perlu terus dilakukan pembenahan,” kata Direktur Utama PT SAN Putra Sejahtera Kurnia Lesani Adnan.
Sebagai bagian dari hal tersebut, pada Minggu (1/12/2019), perusahaan meluncurkan tujuh bus baru yang diklaim akan menghadirkan kenyamanan bagi penumpang. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan rela mengeluarkan modal hingga Rp 15 miliar untuk membeli ketujuh bus tersebut.
Dari ketujuh bus itu, empat di antaranya Mercedes Benz OC 500RF 2542 sedangkan tiga lainnya Mercedes Benz O500RS 1836. Pengerjaan bodi tujuh bus itu dilakukan di karoseri Laksana di Ungaran, Jawa Tengah, satu-satunya perusahaan di Indonesia yang sudah lulus uji ECE R66 Rolling Test.
”Jadi, untuk mesin kami menggunakan Mercedes-Benz, karoseri menggunakan Laksana, dan untuk AC menggunakan Thermo King. Kami inginkan yang terbaik bagi masyarakat sehingga kami tidak segan berinvestasi Rp 15 miliar untuk tujuh bus ini,” kata pria yang biasa dipanggil Sani tersebut.
Bus yang masuk kategori bus mewah untuk transportasi antar-Pulau Sumatera dan Jawa dengan melewati Tol Trans-Jawa dan Sumatera itu bukan yang pertama kali oleh PO SAN. Sebelumnya, PO SAN sudah menggunakan bus-bus yang juga mewah guna menunjang keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang bus.
Mulai 2018, PO SAN sudah memelopori dengan menghadirkan tiga unit Mercedes-Benz OC500RF 2542 dengan fitur premium. Panjang bus 13,5 meter lebih panjang dari rata-rata bus di Indonesia sepanjang 12 meter.
Dengan penggunaan bus terbaik dan terkuat di kelas premium, Sani yakin bus ini bisa tetap modern 10 sampai 15 tahun ke depan.
Saat ini PO SAN memiliki total 120 bus. Dari jumlah itu, 29 di antaranya bus premium dari berbagai kelas seperti Scania K310ib, Scania K360ib Comfort Shift & Opticruise, Scania K410ib, Mercedes-Benz O 500 RS-1836 (2-axle), dan Mercedes-Benz OC 500 RF-2542 (3-axle).
Tiket di BUZZIT
Tak hanya menghadirkan bus yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang, PO SAN juga melahirkan aplikasi BUZZIT, aplikasi pembelian tiket bus. Dengan BUZZIT, penumpang tidak perlu capek-capek membeli tiket ke terminal atau agen bus. Tak sebatas itu, penumpang juga bisa memilih sendiri kursinya di dalam bus.
”Aplikasi ini bisa diunduh dari Playstore bagi pengguna Android. Untuk pengguna Iphone bisa memesan melalui website www.buzzit.co.id. Dengan pelayanan ini, masyarakat diharapkan kembali menggunakan bus untuk keperluan transportasi antarkotanya,” tambah Sani.
Dia pun optimistis armada baru yang dihadirkan plus aplikasi pembelian tiket akan meningkatkan rata-rata okupansi bus. ”Kami optimistis bisa melayani masyarakat lebih baik dan banyak lagi. Saat ini okupansi kami selama setahun 60-70 persen,” katanya.