Banyak hal yang bisa dikenang dari Yasuhiro Nakasone yang meninggal pada usia 101 tahun, akhir pekan lalu.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
Banyak hal yang bisa dikenang dari Yasuhiro Nakasone yang meninggal pada usia 101 tahun, akhir pekan lalu. Salah satunya adalah fakta mantan Perdana Menteri Jepang itu mewarnai politik Jepang selama 56 tahun.
Terjun ke politik di usia 29 tahun, ia baru pensiun secara resmi kala didesak yuniornya di Partai Liberal Demokratik (LDP), PM Junichiro Koizumi, pada 2003. Dengan kata lain, Nakasone tetap aktif di politik hingga 16 tahun sejak turun dari kursi PM pada 6 November 1987.
Politisi senior bukan hal asing di Jepang. Hal itu antara lain terlihat pada kabinet Jepang, seperti PM Shinzo Abe (65), Wakil PM Taro Aso (79), atau Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga (71). Sejumlah menteri, wakil menteri, dan anggota parlemen juga berusia di atas 60 tahun. Di banyak negara, 60 tahun adalah usia pensiun.
Meski senior, Yoshihide digadang menjadi pengganti Abe. Sejauh ini, ia termasuk politisi LDP yang setia kepada Abe, Ketua LDP sekarang. Dukungan dari ketua yang menjabat menjadi salah satu faktor keterpilihan ketua selanjutnya.
Di Jepang, seperti di banyak negara penerap sistem parlementarian, ketua partai pemenang pemilu berhak menjadi PM.
Di Jepang, seperti di banyak negara penerap sistem parlementarian, ketua partai pemenang pemilu berhak menjadi PM. Bakal calon ketua LDP lainnya juga tidak bisa disebut muda untuk ukuran di berbagai negara. Salah satunya Taro Kono (56) yang kini menjadi menteri pertahanan.
Dinasti
Meski tergolong muda untuk ukuran politisi Jepang, bukan tanpa alasan Taro Kono digadang menjadi pengganti Abe. Selain kariernya sebagai politisi tergolong mulus, ia juga dari dinasti politik penting di Jepang. Ayahnya, Yohei Kono, pernah menjadi ketua parlemen Jepang (2003-2009) dan ketua LDP (1993-1995).
Kakeknya, Ichiro, pernah menjadi menteri dan tentu saja anggota parlemen dari LDP. Adik Ichiro, Kenzo, juga menjadi anggota parlemen dari LDP sejak 1949 sampai 1983. Bahkan, Kenzo pernah menjadi ketua majelis tinggi Jepang pada periode 1971-1977.
Dinasti memang faktor penting dalam politik Jepang. Dari 30 PM Jepang setelah Perang Dunia II, hanya tiga yang tidak punya latar belakang dinasti politik. Keluarga Abe punya tiga PM sejak PD II. Mereka adalah Shinzo Abe, Nobusuke Kishi, kakek Shinzo Abe dari pihak ibu, dan Eisaku Kato, adik Kishi.
Shintaro Abe, ayah Shinzo Abe, masuk politik pada tahun Kishi terpilih menjadi PM. Shintaro memulainya dengan menjadi asisten Nakasone pada 1957, lalu menjadi anggota parlemen dari LDP mulai 1958.
Sejak 1976, Shintaro beberapa kali menjadi menteri. Pada masa pemerintahan Nakasone, Shintaro menjadi menteri luar negeri. Shintaro digadang menjadi pengganti Nakasone. Sayangnya, persaingan internal LDP membuat Shintaro gagal menjadi ketua LDP ataupun PM Jepang.
Anak Junichiro Koizumi, Shinjiro, kini menjadi bintang terang di politik Jepang.
Dinasti politik lain adalah keluarga Koizumi. Anak Junichiro Koizumi, Shinjiro, kini menjadi bintang terang di politik Jepang. Selain menjadi anggota parlemen, Shinjiro digadang menjadi PM Jepang di masa mendatang. Belum jelas sampai kapan dinasti politik dan politisi senior bertahan di Jepang. Kehadiran Shinjiro malah berpeluang memperpanjangnya.