Setelah gagal menyakitkan di Piala Dunia Rusia 2018, Jerman mendapat hasil terbaik pada kualifikasi Piala Eropa 2020. Namun, mereka justru masuk grup maut pada putaran final.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
BUCHAREST, MINGGU — Tampil meyakinkan dalam ajang kualifikasi biasanya membuahkan posisi yang nyaman saat putaran final. Namun, hal itu tidak terjadi pada Piala Eropa 2020. Jerman hanya tersenyum kecut dan tim-tim lemah bersiap menanti kabar terburuk.
Dari hasil pengundian di Bucharest, Romania, Minggu (1/12/2019) pagi WIB, Grup F langsung menjadi sorotan karena dihuni Perancis, Jerman, dan Portugal. Satu tempat tersisa di grup itu disediakan untuk pemenang babak play off dari jalur A atau D.
Dengan demikian, tiga tim yang menjuarai kompetisi mayor dalam lima tahun terakhir harus saling jegal sejak awal. Jerman juara Piala Dunia 2014, Portugal juara Piala Eropa 2016 dan Liga Nasional Eropa 2019, sedangkan Perancis juara Piala Dunia 2018. Hasil undian itu membuat ketiga raksasa Eropa itu harus bersiap menghadapi skenario terburuk, yaitu tersingkir terlalu cepat.
”Ini merupakan hadiah karena menjuarai grup pada saat kualifikasi,” kata Pelatih Jerman Joachim Loew menanggapi hasil undian tersebut.
Sindiran Loew muncul dari rasa terkejut setelah bersusah payah melewati fase kualifikasi dan menjadi juara Grup C yang dihuni tim kuat lain, seperti Belanda dan Irlandia Utara.
”Mimpi buruk lainnya bagi Jerman. Ini adalah kemungkinan terburuk yang bisa kami dapatkan,” tambah manajer tim Oliver Bierhoff.
Hasil undian itu kembali membuka luka lama Jerman saat tersingkir pada fase grup Piala Dunia 2018. Kini mereka sudah mulai bangkit dengan bantuan para pemain muda, tetapi kembali mendapat masalah besar.
Adapun Belanda yang menempati posisi kedua kualifikasi di bawah Jerman justru lebih nyaman di Grup C bersama Austria dan Ukraina. Keadilan terasa semu bagi Loew, bukan bagi Belanda.
”Saya tentu memilih untuk melawan Austria ketimbang Portugal. Kami tahu betapa tangguhnya Portugal,” kata Pelatih Belanda Ronald Koeman.
Pelatih Portugal Fernando Santos menyadari bahaya di depan matanya dan lantas berusaha merendah. ”Perancis dan Jerman adalah dua tim favorit untuk menjuarai Piala Eropa. Mereka punya tanggung jawab untuk menang,” kata Santos seperti dikutip Publico.
Komentar Santos itu dijawab Pelatih Perancis Didier Deschamps dengan senyuman. ”Santos itu orang cerdik. Saya sangat mengenal dia. Pada Piala Eropa 2016, dia juga bilang bahwa Perancis merupakan tim favorit,” ujarnya.
Deschamps pantas tersenyum karena Portugal masih sulit ditumbangkan, setidaknya pada Liga Nasional Eropa. Portugal juga masih punya pemain seperti Cristiano Ronaldo dan calon penerusnya, Joao Felix.
Bertanggung jawab
Namun, Portugal kehilangan poin ketika bertemu Ukraina dan Serbia pada kualifikasi. Mereka pun hanya mampu meraih 17 poin sehingga berada di pot tiga dalam pengundian Piala Eropa ini. Karena itu, Portugal merupakan tim yang paling bertanggung jawab atas terbentuknya grup neraka itu.
Tim yang paling sial adalah pemenang babak play off dari jalur A atau D yang akan mengisi satu slot kosong di Grup F tersebut. Mereka adalah Bulgaria, Hongaria, atau Eslandia dari jalur A, serta Georgia, Belarus, Macedonia Utara, atau Kosovo dari jalur B. Babak play off baru berlangsung pada Maret 2020.
Jika masuk ke Grup F, salah satu dari mereka harus bersiap menempati posisi terbawah dan sekadar tampil untuk menggenapi jumlah peserta grup.
Sepintas, dengan adanya Liga Nasional Eropa dan sistem play off, tim nonfavorit seperti mereka punya peluang lebih besar tampil pada putaran final. Piala Eropa terlihat sebagai kompetisi yang lebih adil bagi semua negara di benua itu. Maksud itu bisa tercapai, tetapi lagi-lagi keadilan itu terasa semu apabila tim lemah masuk di grup neraka seperti Grup F.
Hasil undian juga kembali mempertemukan Inggris dan Kroasia. Kedua tim sudah bertemu di semifinal Piala Dunia 2018, fase grup Liga Nasional Eropa, dan kini kembali bertemu di Grup D Piala Eropa 2020. Pelatih Kroasia Zlatko Dalic mengaku tidak sabar untuk bertemu Inggris lagi.
”Inggris merupakan tim favorit di grup ini dan, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, mereka telah mengalami perkembangan pesat. Mereka sedang membawa sepak bola kembali ke rumah,” kata Dalic.
Kroasia akan bertemu Inggris di Stadion Wembley, London, yang akan dipenuhi para pendukung fanatik Inggris.
Pada semifinal Piala Dunia 2018, Kroasia memupuskan harapan Inggris untuk melaju ke final untuk pertama kalinya sejak tahun 1966. Namun, bagi Pelatih Inggris Gareth Southgate, Piala Eropa dan Piala Dunia tidak sepadan sehingga sulit untuk membalas dendam. ”Sayangnya, Anda tak akan pernah bisa mengobati kekalahan yang terjadi pada semifinal Piala Dunia,” katanya. (AP/AFP/REUTERS)