Kehilangan satu poin dari tunggal putri saat melawan Vietnam membuat para pebulu tangkis putri Indonesia harus waspada dan tampil lebih baik saat menghadapi Singapura di semifinal SEA Games 2019.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
MANILA, MINGGU — Tim bulu tangkis putri Indonesia melaju ke semifinal nomor beregu untuk berhadapan dengan Singapura pada SEA Games 2019. Namun, hilangnya satu kemenangan dari tunggal putri melawan Vietnam membuat mereka harus lebih waspada jika ingin melebihi hasil dua SEA Games terakhir.
Nomor beregu putri diikuti enam tim dengan format sistem gugur. Kemenangan 3-1 atas Vietnam di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina, Minggu (1/12/2019) meloloskan Indonesia ke semifinal untuk bertemu Singapura yang mengalahkan tim tuan rumah, 3-2.
Sebagai salah satu dari tiga tim terkuat beregu putri di Asia Tenggara, selain Thailand dan Malaysia, satu tempat di semifinal sudah selayaknya untuk Indonesia. Tantangan yang dihadapi adalah melangkah ke final seperti yang terakhir dilakukan pada SEA Games Jakarta-Palembang 2011, bahkan menyamai hasil medali emas yang didapat di Nakhon Ratchasima 2007, ketika Indonesia menyapu bersih tujuh emas bulu tangkis.
Empat tahun lalu, di Jakarta, tim putri Indonesia dikalahkan Thailand di final. Itulah final terakhir beregu putri Indonesia sebelum terhenti pada dua semifinal SEA Games Singapura 2015 dan Kuala Lumpur 2017. Di Naypyidaw 2013, cabang bulu tangkis tak mempertandingkan nomor beregu.
Berdasarkan daftar peringkat dunia, tim putri Indonesia memiliki modal untuk lolos ke final. Secara umum, pemain tunggal dan ganda putri Indonesia berposisi lebih baik daripada Singapura.
Persaingan ketat kemungkinan terjadi pada tunggal pertama, antara Gregoria Mariska Tunjung dan Yeo Jia Min. Gregoria, pebulu tangkis peringkat ke-24 dunia, hanya unggul satu peringkat atas Yeo. Greogia unggul pada dua pertemuan sebelumnya, tetapi keduanya terjadi empat tahun lalu.
Akan tetapi, posisi dalam peringkat dunia tak menjadi jaminan menang, apalagi menang mudah. Berkaca dari hasil melawan Vietnam, dengan materi pemain yang juga berada di bawah Indonesia, ”Merah Putih” kehilangan satu kemenangan dari tunggal kedua. Fitriani dikalahkan Vu Thi Trang, 14-21, 21-14, 14-21.
Kekalahan tersebut membuat skor menjadi 1-1 setelah Gregoria menang 21-14, 22-20, atas Nguyen Thuy Linh. Dua kemenangan berikutnya tim putri Indonesia, didapat Ni Ketut Mahadewi Istarani/Apriyani Rahayu dan Ruselli Hartawan.
Pelatih tunggal putri pelatnas Rionny Mainaky menilai pemain Indonesia kalah cepat dalam beradaptasi dengan kondisi lapangan, yaitu laju dan arah angin. Padahal, lawan pun menghadapi tantangan yang sama.
”Secara umum, penampilan mereka sudah oke. Tetapi, mereka harus bisa beradaptasi dengan lebih cepat, juga lebih tenang dan fokus untuk menguasai lapangan. Saat menghadapi lawan lebih berat, kondisi angin yang membuat mereka bermain enak di satu sisi lapangan tetapi kesulitan di lapangan lain, tidak boleh menjadi gangguan,” tutur Riony.
Jika menang atas Singapura, Indonesia akan berhadapan dengan Thailand atau Malaysia yang berhadapan pada semifinal lainnya. Thailand adalah peraih medali emas beregu putri pada SEA Games 2011, 2015, dan 2017.
Selain beregu putri, laga semifinal juga dijalani tim beregu putra. Mendapat bye pada babak pertama, Jonatan Christie dan kawan-kawan berhak tampil pada babak empat besar untuk melawan Thailand yang mengalahkan Kamboja.
Beregu putra menjadi salah satu nomor yang ditargetkan meraih emas, memperpanjang prestasi dalam lima SEA Games terakhir.