Pemda DIY Berencana Pasang "Bus Line" untuk Prioritaskan Trans-Jogja
Pemerintah Daerah DI Yogyakarta berencana memasang bus line atau garis khusus bus untuk memprioritaskan bus Trans-Jogja saat melintas di jalanan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
SLEMAN, KOMPAS -- Pemerintah Daerah DI Yogyakarta berencana memasang bus line atau garis khusus bus untuk memprioritaskan bus Trans-Jogja saat melintas di jalanan. Pemasangan bus line itu diharapkan bisa memperbaiki layanan Trans-Jogja sekaligus meminimalkan risiko kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus tersebut.
"Tahun depan, kami akan lakukan studi pemasangan bus line agar Trans-Jogja mendapat prioritas di jalan," kata Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Sumariyoto seusai rapat evaluasi kinerja bus Trans-Jogja, Senin (2/12/2019), di Kabupaten Sleman, DIY.
Bus Trans-Jogja merupakan transportasi publik milik Pemda DIY yang beroperasi mulai tahun 2008. Bus tersebut dilengkapi halte khusus untuk naik-turun penumpang, tetapi tidak memiliki jalur khusus seperti Bus Transjakarta di Jakarta. Saat ini, Trans-Jogja dikelola oleh PT Anindya Mitra Internasional yang merupakan badan usaha milik daerah di DIY.
Beberapa waktu belakangan, bus Trans-Jogja mendapat sorotan dari masyarakat karena bus tersebut terlibat dalam kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang pengendara sepeda motor. Kecelakaan pada Rabu (27/11/2019) di Sleman itu diduga terjadi karena pengemudi bus Trans-Jogja melanggar lampu lalu lintas.
Sumariyoto mengatakan, pemasangan bus line untuk Trans-Jogja merupakan salah satu langkah untuk mencegah berulangnya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus tersebut. Bus line merupakan garis khusus sebagai penanda area khusus untuk Trans-Jogja.
Bus line itu terdiri dari dua jenis, yakni garis putus-putus dan garis tidak putus-putus. Garis putus-putus menandakan bahwa area tersebut bisa digunakan oleh Trans-Jogja dan kendaraan lain. Adapun garis tidak putus-putus merupakan tanda bahwa area tersebut hanya boleh digunakan oleh bus Trans-Jogja.
Sumariyoto memaparkan, bus line berbeda dengan jalur khusus yang diberlakukan untuk bus Transjakarta. Sebab, bus line hanya akan dipasang di sejumlah persimpangan jalan yang dinilai rawan macet. "Jadi, tidak sepanjang ruas jalan kita pasang bus line, tapi di simpang-simpang tertentu," ujarnya.
Dengan adanya bus line, Trans-Jogja bakal mendapat prioritas saat melewati wilayah-wilayah tertentu yang rawan dilanda kemacetan. Sumariyoto mengatakan, pemasangan bus line akan diikuti dengan penegakan hukum untuk menjamin para pengendara mematuhi regulasi yang ada.
Dia menambahkan, pemasangan bus line juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan Trans-Jogja. Sebab, dengan mendapatkan prioritas di jalan, waktu perjalanan bus Trans-Jogja akan menjadi tepat waktu sesuai jadwal sehingga penumpang tak perlu menunggu lebih lama.
Di sisi lain, pemasangan bus line juga akan mempermudah pengemudi Trans-Jogja mencapai target waktu yang ditetapkan. Oleh karena itu, para pengemudi Trans-Jogja tak perlu kebut-kebutan agar bisa mencapai target.
Dengan adanya peningkatan layanan itu, diharapkan Trans-Jogja bisa menarik lebih banyak peminat. "Kalau Trans-Jogja mendapat prioritas di jalan, harapan saya, masyarakat senang karena akan lebih cepat naik Trans-Jogja dibandingkan naik kendaraan sendiri," ungkap Sumariyoto.
Menurut Sumariyoto, studi tentang pemasangan bus line tersebut akan dilakukan pada tahun 2020. Bila studi itu rampung dalam waktu cepat, pemasangan bus line tersebut juga bisa dilakukan tahun depan.
Sumariyoto menambahkan, pemasangan bus line menjadi pilihan karena pembuatan jalur khusus untuk Trans-Jogja dinilai sulit diwujudkan. Hal ini karena jalan di DIY tidak terlalu lebar sehingga dinilai tak ideal jika ada pembuatan jalur khusus Trans-Jogja.
Selain pemasangan bus line, Sumariyoto mengatakan, perlu ada evaluasi mengenai interval atau jarak waktu antar-bus Trans Jogja. Hal ini untuk memastikan agar para pengemudi Trans-Jogja tidak mengemudikan bus secara terburu-buru untuk mengejar target interval yang sudah ditetapkan.
Halte
Direktur Utama PT Anindya Mitra Internasional, Dyah Puspitasari, mengatakan, pihaknya sebagai pengelola bus Trans-Jogja mendukung penuh rencana pemasangan bus line. Namun, Dyah berharap, bus line tidak hanya dipasang di persimpangan jalan yang rawan macet, tetapi juga di sekitar halte Trans-Jogja.
Hal itu penting untuk memastikan bus Trans-Jogja bisa mendekat ke arah halte yang ada. Berdasarkan pengalaman, selama ini, bus Trans-Jogja kadang kesulitan mendekat ke halte
"Di dekat halte Trans-Jogja itu sering dipakai untuk parkir. Jadi kadang bus Trans-Jogja itu susah saat mau mendekat ke halte," ungkap Dyah.
Di dekat halte Trans-Jogja itu sering dipakai untuk parkir. Jadi kadang bus Trans-Jogja itu susah saat mau mendekat ke halte
Sebelumnya, Peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Arif Wismadi, mengatakan, untuk mencegah berulangnya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan Trans-Jogja, ada dua hal yang bisa dilakukan Pemda DIY. Langkah pertama adalah menambahkan klausul terkait kesalahan operasi atau kecerobohan ke dalam kontrak operator Trans-Jogja.
"Semestinya, dalam kontrak terdapat klausul terkait kesalahan operasi atau kecerobohan, yang apabila terjadi, maka operator yang terkena denda. Dengan tanggung jawab ini, maka operator akan sangat cermat dalam membina pengemudi,” kata Arif.
Arif menambahkan, langkah kedua yang harus dilakukan adalah membuat jalur atau lajur khusus untuk Trans-Jogja. ”Intervensi kedua yang mestinya dilakukan oleh pemerintah adalah perlindungan melalui lajur khusus. Perlindungan tersebut juga menurunkan resiko kecelakaan, selain memberikan kecepatan dan ketepatan waktu sebagaimana yang dikehendaki penumpang,” ungkapnya.