Usaha mikro, kecil, dan menengah berperan menjaga benteng ekonomi Indonesia. Di sisi lain, infrastruktur antarkawasan ekonomi bisa jadi modal pertumbuhan.
Oleh
C ANTO SAPTOWALYONO/DIMAS WARADITYA NUGRAHA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kontribusi usaha mikro, kecil, dan menengah terhadap perekonomian Indonesia cukup signifikan. Sektor ini juga telah membuktikan peranannya terhadap perekonomian saat menghadapi kondisi sulit. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, ada sekitar 62 juta unit UMKM di Indonesia.
”Keberpihakan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah harus selalu ditingkatkan,” kata Wakil Ketua MPR Syarief Hasan dalam pembukaan pameran produk industri kecil menengah binaan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (2/12/2019). Pameran berlangsung hingga Jumat (6/12/2019).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menambahkan, sektor UMKM berperan dalam menjaga perekonomian Indonesia.
”Tahun 1998, ketika terjadi krisis ekonomi, saat inflasi kita 88 persen, defisit 13 persen, cadangan devisa kurang lebih 17 miliar dollar AS, yang menjaga benteng pertahanan ekonomi nasional adalah UMKM,” kata Bahlil.
Menurut Bahlil, upaya mendorong UMKM diperlukan untuk menstabilkan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi. ”Tidak akan mungkin pertumbuhan ekonomi stabil di angka 5 persen, bahkan lebih, kalau kita tidak dorong sektor UMKM,” kata Bahlil.
Pada triwulan III-2019, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02 persen. Angka ini yang terendah sejak triwulan III-2017.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Sitti Rohmi Djalilah memaparkan, sebagai daerah yang kaya sumber daya alam, NTB memiliki banyak kerajinan berbahan dasar lokal yang sudah menembus pasar global. Kerajinan itu di antaranya gerabah dan kain tenun.
Infrastruktur
Dalam seminar bertema ”The Pivotal Role of Infrastructure Financing to Advance Sustainable Growth” yang digagas Bank Indonesia di Jakarta, Senin, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyebutkan, di tengah tekanan global, Indonesia perlu melanjutkan pembangunan untuk mengejar keterhubungan antarkawasan ekonomi.
Menurut dia, keterhubungan infrastruktur antarkawasan ekonomi diyakini sebagai jawaban untuk mengeluarkan Indonesia dari jebakan negara berpendapatan menengah.
Ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia, Yurendra Basnett, menilai, infrastruktur berkualitas merupakan modal penting bagi pertumbuhan inklusif di Indonesia.