Para pebulu tangkis putri Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand pada final bulu tangkis beregu putri SEA Games 2019.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
MANILA, SELASA — Kesulitan menghadapi tangguhnya pemain-pemain Thailand, tim bulu tangkis Indonesia harus puas dengan medali perak dari nomor beregu putri SEA Games Manila 2019. Gregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan ditaklukkan Thailand, 1-3, di final.
Dalam laga di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina, Selasa (3/12/2019), satu-satunya kemenangan Indonesia didapat ganda putri, Ni Ketut Mahadewi Istarani/Apriyani Rahayu. Adapun Gregoria, Fitriani, dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto mengalami kekalahan.
Dengan medali emas ini, Thailand mempertahankan status sebagai tim putri terbaik sejak meraih emas pada SEA Games Jakarta Palembang 2011. Mereka mempertahankannya di Singapura 2015, Kuala Lumpur 2017, dan Manila 2019. Pada SEA Games Naypyidaw 2013, cabang bulu tangkis tak mempertandingkan nomor beregu.
Kekalahan Indonesia diawali oleh kekalahan Gregoria dari Ratchanok Intanon, 13-21, 21-12, 14-21. Ini menjadi pertemuan ketujuh mereka dan yang kelima pada 2019.
Dari tujuh pertemuan itu, tak sekali pun Gregoria bisa mengalahkan juara dunia 2013 tersebut. Pemain berusia 20 tahun itu baru bisa memberi perlawanan tiga gim pada empat pertandingan, termasuk di Manila.
Tunggal putri Indonesia juara dunia yunior 2017 tersebut tak bisa mengantisipasi pola permainan cepat Intanon. Gerak olah kaki Gregoria terlalu lambat untuk mengatasi pukulan cepat dari Intanon yang berperingkat kelima dunia. Apalagi, Gregoria juga membuat banyak kesalahan.
Perlawanan Gregoria dalam laga selama 56 menit diakhiri dengan gerakan split untuk menjangkau pukulan Intanon yang diarahkan ke belakang lapangan. Lapangan yang licin membuat Gregoria jatuh dan cedera pada kaki kiri hingga harus ditandu saat keluar lapangan. Indonesia pun kehilangan nomor yang semula ditargetkan manajer tim bulu tangkis Eddy Prayitno bisa menyumbangkan angka.
Pelatih tunggal putri pelatnas bulu tangkis Rionny Mainaky mengatakan, Gregoria harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui kondisinya sebelum tampil pada kategori perorangan, 5-9 Desember.
Target mendapat salah satu poin dari ganda putri terpenuhi dengan kemenangan Ketut/Apriyani yang mengalahkan Rawinda Prajongjai/Puttita Supajirakul 21-17, 21-18. Tiga kali diturunkan, tiga kali pula Ketut/Apriyani menyumbangkan kemenangan bagi ”Merah Putih”.
Sebaliknya, Fitriani selalu kalah dalam tiga penampilannya. Setelah kalah dari Vu Thi Trang (Vietnam) dan Jaslyn Hooi Yue Yann (Singapura), masing-masing, pada babak pertama dan semifinal, kali ini Fitriani kalah telak dari Busanan Ongbamrungphan, 8-21, 10-21. Fitriani kalah hanya dalam waktu 31 menit dari pemain yang tiga kali dia kalahkan dari empat pertemuan sebelumnya itu.
”Permainan saya tidak bisa keluar. Bukan hanya di pertandingan ini, di pertandingan sebelumnya, saya juga sulit untuk menemukan pola main. Saya sudah berusaha untuk bermain maksimal, tetapi hasilnya masih tidak sesuai harapan,” kata Fitriani dalam laman PP PBSI.
Kegagalan Indonesia mengatasi tim putri Thailand ditentukan melalui partai keempat ketika Fadia/Ribka dikalahkan Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong, 8-21, 17-21. Indonesia pun tak pernah meraih emas beregu putri lagi sejak terakhir kali mendapatkannya di Kuala Lumpur 2007.
Tim Merah Putih masih bisa berharap medali emas dari beregu putra yang finalnya berlangsung Rabu. Di final, Jonatan Christie dan kawan-kawan akan berhadapan dengan Malaysia.