Perjuangan Deni untuk lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 masih panjang, meski berhasil mempertahankan medali emas angkat besi kelas 67 kilogram pada SEA Games 2019 di Filipina.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE dari Manila, Filipina
·4 menit baca
MANILA, KOMPAS – Deni, lifter putra senior kelas 67 kilogram, berhasil mempertahankan medali emas pada SEA Games 2019. Meski sudah menguasai persaingan di Asia Tenggara, Deni masih mempunyai pekerjaan rumah yang cukup sulit yaitu menembus kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Tampil di Stadion Ninoy Aquino, Metro Manila, Filipina, Selasa (3/12/2019), Deni mengukir jumlah angkatan total 315 kg, terdiri atas snatch 143 kg serta clean and jerk 172 kg. Ia menaklukkan lifter Vietnam, Hoang Dinh Xuan yang mengukir total angkatan 308 kg (snatch 135 kg, clean and jerk 173 kg). Adapun medali perunggu dikantongi lifter tuan rumah Nestor Colonia dengan total angkatan 287 kg (snatch 127 kg, clean and jerk 160 kg).
Selain Deni, lifter muda Putri Aulia Andriani juga mempersembahkan medali perunggu pada kelas 59 kg pada penampilan perdananya di SEA Games. Putri meraih perunggu setelah melakukan total angkatan 177 kg.
Deni bersyukur bisa mempertahankan medali emas yang diraihnya di Kuala Lumpur, Malaysia, dua tahun lalu. “Setelah ini, saya berharap dalam kualifikasi Olimpiade bisa tampil lebih baik. Semoga poin bertambah, saya harus masuk dalam peringkat delapan dunia,” katanya.
Deni menjelaskan, perolehan medali emas di SEA Games 2019 penting karena termasuk dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Setelah SEA Games, Deni dijadwalkan mengikuti kualifikasi Olimpiade pada kejuaraan Internasional Fajr Cup di Rasht, Iran, pada 1-5 Februari, dan Kejuaraan Asia di Nur-Sultan, Kazakstan, pada 16-25 April 2019.
Kemarin, Deni mampu menjawab tiga angkatan snatch dengan sempurna. Dia menyelesaikan angkatan pertama 135 kg. Selanjutnya, Deni mampu menaikkan jumlah angkatan menjadi 140 kg, dan terakhir 143 kg. Jumlah angkatan ini jauh lebih tinggi dari Hoang yang mengangkat 135 kg. Dengan selisih angkatan snatch 8 kg, peluang Deni meraih emas lebih besar.
Pada angkatan pertama clean and jerk, Deni langsung mendominasi dengan angkatan 165 kg, sedangkan Hoang 160 kg. Pada angkatan kedua, Deni menaikkan angkatan menjadi 172 kg. Lifter Vietnam berusaha menyusul dengan menjawab tantangan angkatan 173 kg, atau 1 kg di atas Deni.
Pada angkatan ketiga, Deni menaikkan angkatan menjadi 175 kg. Tetapi, lututnya belum cukup kuat untuk berdiri. Beban yang diangkat Deni terjatuh sebelum ia bisa berdiri dengan sempurna. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Din Xuan Hoang berusaha menyusul dengan menaikkan jumlah angkatan cukup ekstrim, sebanyak 8 kg, dari 173 kg menjadi 181 kg.
Meski sudah berusaha, angkatan itu dinyatakan gagal oleh dewan juri. Deni dinyatakan menjadi juara dengan selisih angkatan 7 kg. Angkatan total 315 kg merupakan pencapaian terbaik Deni tahun ini. Terakhir kali, Deni membukukan angkatan total 312 kg pada Kejuaraan Dunia Angkat Besi 2019 di Pattaya, Thailand, September.
Berjuang
Meski di tingkat Asia Tenggara Deni mendominasi, perjalanannya menuju panggung Olimpiade masih cukup panjang. Saat ini, lifter berusia 31 tahun itu menempati peringkat ke-20 dunia. Ia harus masuk dalam delapan besar untuk tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Selain harus memperbaiki peringkat, Deni juga harus memperbaiki jumlah angkatan mengingat persaingan pada kelas 67 kg sangat berat.
Berdasarkan daftar peringkat dunia yang dikeluarkan Federasi Angkat Besi Internasional (IWF), tujuh dari sepuluh lifter penghuni sepuluh besar mencatatkan angkatan di atas 320 kg. Peringkat teratas ditempati lifter China Chen Lijun, dengan total angkatan 339 kg atau terpaut 24 kg dari angkatan Deni di SEA Games 2019. Jumlah angkatan ini akan memengaruhi peluang tampil di Olimpiade.
Deni mengatakan, demi tampil di Olimpiade dirinya harus berlatih lebih keras lagi. “Sebenarnya, kalau angkatan clean and jerk terakhir saya berhasil, angkatan total menjadi 318 kg. Semakin mendekati target, yaitu total 320 kg. Berdasarkan perhitungan, kalau saya bisa mengangkat beban di atas 320 kg maka peluang ke Olimpaide besar,” katanya. Namun, Deni mengakui ia belum bisa tampil maksimal antara lain karena faktor trauma pasca cedera lutut.
Pelatih kepala angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, Deni masih berpeluang tampil di Olimpiade. “Dari peringkat dunia memang dia nomor 20. Tetapi, ada beberapa atlet China dalam peringkat itu. Padahal, untuk tampil di Olimpiade satu negara hanya dapat diwakili oleh satu atlet dalam setiap kategori lomba,” kata Dirdja.
Untuk lolos ke Olimpiade, menurut Dirdja, Deni perlu berlatih lebih keras. “Sebagai tim pelatih, kami juga berusaha menyediakan fasilitas-fasilitas yang membuat lifter nyaman berlatih. Intinya, kalau persiapan SEA Games dilakukan 100 persen, maka persiapan Olimpiade harus 200 persen,” kata Dirdja.