Polri membentuk tim satuan tugas khusus untuk menyelidiki asal granat yang meledak di kawasan Monumen Nasional. Polda Metro Jaya meningkatkan kegiatan patroli di sekitar Monas yang meliputi kawasan Istana Kepresidenan.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar / Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS - Kepolisian Negara RI membentuk tim satuan tugas khusus untuk menyelidiki asal granat yang meledak di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Selasa lalu. Sementara itu, tim Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Polri masih meneliti serpihan bahan peledak untuk mengetahui jenis granat yang menyebabkan dua personel TNI terluka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Argo Yuwono, menyatakan, penyelidikan peristiwa itu dilakukan oleh tim satgas khusus yang dibentuk Polda Metro Jaya. Tim itu akan mengungkap pemilik granat itu. ”Kepemilikan masih didalami tim penyidik. Tunggu hasil penyelidikan tim satgas,” ujar Argo, Rabu (4/12/2019), di Tangerang Selatan, Banten.
Untuk menghindari peristiwa serupa, Argo menambahkan, Polda Metro Jaya meningkatkan kegiatan patrolinya di sekitar Monas yang meliputi kawasan Istana Kepresidenan. Namun, Polri tidak akan menambah personel di sana.
Terkait jenis granat itu, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Asep Adisaputra menjelaskan, Polri memiliki sejumlah jenis granat asap. Granat itu digunakan untuk penanganan kejahatan dan berskala tinggi hingga untuk memberikan efek deterens pengamanan aksi unjuk rasa.
”Dampak dari (ledakan) jenis granat itu berbeda sesuai konteksnya. Oleh karena itu, kami masih menunggu hasil laboratorium forensik untuk memastikan apa benar granat asap atau bentuk bahan peledak lain saat peristiwa kemarin itu,” kata Asep.
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus juga belum membeberkan perkembangan hasil penyelidikannya. Hal itu karena Pusat Laboratorium Forensik Polri masih menelitinya.
”Pusat Laboratorium Forensik Polri masih meneliti serpihan untuk memastikan penyebab ledakan. Dugaan awal adalah granat asap. Kita sama-sama menunggu perkembangan,” kata Yusri kepada pers.
Kedua korban ledakan, yaitu Serma Fajar dan Praka Gunawan, anggota TNI Markas Komando Garnisun Tetap 1/Jakarta, hingga kini masih dirawat di RSPAD Gatot Subroto.
Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel (Czi) Zulhadrie S Mara mengatakan, granat asap ada yang dibuat di pabrik dan ada pula yang buatan rumahan, seperti petasan. Meski demikian, granat asap tetap meledak karena pemicu keluarnya asap harus ada ledakan. Ledakan granat asap bisa menyebabkan luka, tetapi tidak menimbulkan kehancuran.
”Granat asap tidak mengakibatkan efek besar seperti granat militer. Ledakannya hanya mengeluarkan asap. Namun, ini belum dipastikan jenis granat yang biasa dipakai aparat atau bukan,” katanya.