PT Bumi Suksesindo optimistis produksi emas tahun ini mencapai 200.000-220.000 ounce. Capaian tersebut melampaui produksi tahun lalu yang hanya 174.216 ounce.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — PT Bumi Suksesindo optimistis produksi emas tahun ini mencapai 200.000-220.000 ounce. Capaian tersebut melampaui produksi tahun lalu yang hanya 174.216 ounce.
Angka itu diperoleh setelah ada peningkatan pengolahan bijih emas. Bijih emas yang diolah tahun ini mencapai 50 persen lebih tinggi daripada tahun lalu.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Bumi Suksesindo (BSI) Adi Adriansyah Sjoekri ketika ditemui di Banyuwangi, Kamis (5/12/2019). ”Tahun lalu kami berhasil memproduksi emas 174.216 oz. Capaian tersebut sudah kami lampaui sejak kuartal III tahun ini,” ujarnya.
Adi mengatakan, tahun ini PT BSI optimistis mampu memproduksi 200.000 ounce (oz) emas. Bahkan, hingga akhir tahun produksi diproyeksi mencapai 220.000 oz emas.
Adapun produksi perak hingga 30 September sudah mencapai 285.636 oz. Jumlah tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya mencapai 140.738 oz perak.
Peningkatan produksi ini terjadi karena peningkatan kapasitas pelindihan. Pelindihan merupakan proses ekstraksi zat padat dengan pelarutan menggunakan cairan sianida. Tahun lalu, PT BSI melindih 4 juta ton ore bijih (batu dengan kandungan emas dan perak), sedangkan tahun ini mereka melindih 8 juta ton ore bijih.
Communication Affairs Manager PT Bumi Suksesindo Teuku Mufizar Mahmud menambahkan, PT BSI mempekerjakan 2.477 orang. Sebanyak 64 persen karyawan atau sekitar 1.500 karyawan PT BSI saat ini merupakan warga Banyuwangi. Sebanyak 42 persen di antaranya berasal dari wilayah Kecamatan Pesanggaran.
Kami juga menyumbang pendapatan nasional bukan pajak (PNBP) dengan membayarkan royalti kepada pemerintah sebesar 8,8 juta dollar AS. (Mufizar Mahmud)
”Kami juga menyumbang pendapatan nasional bukan pajak (PNBP) dengan membayarkan royalti kepada pemerintah sebesar 8,8 juta dollar AS. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 5 juta juta dollar AS,” imbuhnya.
Peningkatan produksi di PT BSI juga membawa dampak positif bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang turut memiliki saham di Merdeka Coper Gold sebagai induk perusahaan PT BSI. Saham tersebut dimiliki dalam bentuk golden share.
Semula saham dari golden share yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Banyuwangi di Merdeka Copper Gold sebesar 10 persen dengan nilai Rp 22 miliar. Kini, saham tersebut menyusut 5,23 persen, tetapi nilainya meningkat menjadi Rp 1,26 triliun.
Kendati demikian, keberadaan tambang emas PT BSI masih kerap mendapat penolakan dari warga sekitar. Dampak pertambangan dinilai oleh sebagian warga merusak lingkungan dan mengganggu ruang hidup mereka.
Zaenal Arifin, warga yang tinggal di Sumberagung, mengatakan, lokasi tambang yang dekat permukiman warga dan dekat dengan laut membuat warga khawatir dengan masa depan anak cucu mereka. ”Ketika musim panas air sangat sulit karena resapan air di Gunung Tumpang Pitu sudah ditambang. Sedangkan ketika musim hujan tiba selalu terjadi banjir di lingkungan dan di rumah warga,” keluhnya.
Hidayat, warga Kecamatan Pesanggaran, mengeluhkan hal yang sama. ”Sekarang di musim hujan sering terjadi banjir, padahal sebelum ada tambang banjir tidak separah dan sesering sekarang. Beberapa kali pengeboman di lokasi tambang juga membuat debu sampai ke rumah warga,” ujarnya.
Keluhan itu dibantah Kepala Divisi Geologi PT BSI. Menurut dia, pertambangan PT BSI sudah ramah lingkungan. ”Debu hasil pengeboman maksimal terbang sekitar 200 meter dari titik pengeboman. Sedangkan pengambilan air tanah sudah sesuai dengan yang dibayarkan kepada pemerintah. Kalau kekeringan, memang tahun ini kondisinya kemarau panjang,” ujarnya.