Waktu Pindai Kartu Multitrip MRT Lebih Cepat dari Kartu Uang Elektronik
PT MRT Jakarta mengklaim kartu multitrip yang mereka rilis pada akhir November lalu memiliki waktu pindai jauh lebih cepat daripada kartu uang elektronik milik sejumlah bank mitra MRT.
Oleh
Aditya Diveranta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta mengklaim kartu multitrip yang mereka rilis pada akhir November lalu memiliki waktu pindai jauh lebih cepat dari kartu uang elektronik milik sejumlah bank mitra MRT. Dengan waktu pemindaian yang efisien, diharapkan mobilitas pengguna juga semakin meningkat.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menyatakan, selama proses uji coba setelah rilis 25 November lalu, pemindaian akses kartu multitrip di stasiun membutuhkan waktu sekitar 0,3 detik. Waktu pindai ini lebih cepat dibandingkan dengan kartu uang elektronik yang dirilis perusahaan perbankan mitra MRT Jakarta.
”Kami mengejar efisiensi waktu dari (kartu) ini. Menurut perhitungan kami, dalam kurun semenit ada 60 orang yang bisa masuk ke satu gate,” ujar William seusai konferensi pers di Stasiun Dukuh Atas BNI, Jakarta, Jumat (6/12/2019).
MRT Jakarta menjual kartu ini Rp 25.000 tanpa isi saldo. Kartu multitrip dapat digunakan dengan saldo minimal Rp 3.000 dan aktif seumur hidup selama cip di kartu tidak rusak. Untuk tahap awal, ada 3.000 kartu multitrip yang dijual di stasiun MRT.
Direktur Keuangan dan Manajemen Korporasi MRT Jakarta Tuhiyat menyampaikan, kartu ini untuk sementara hanya dapat digunakan di lingkup moda MRT Jakarta. Pihak MRT masih mengusahakan rencana integrasi pembayaran melalui program Jaklingko.
William menambahkan, MRT saat ini sedang berkoordinasi intensif dengan PT Transjakarta dan PT LRT Jakarta untuk integrasi pembayaran. Jika sesuai target, integrasi dengan Transjakarta akan terwujud pada kuartal tiga atau kuartal empat tahun 2020.
”Ada timeline integrasi yang sedang kami wujudkan. Selain Transjakarta dan LRT, kami juga mengejar integrasi dengan KRL yang diharapkan terwujud pada 2022,” ujar William.
Target pengguna
Dari peredaran kartu multitrip, William juga mengejar penambahan target pengguna harian. Ia mencatat selama awal Desember ini jumlah penumpang harian mencapai 100.000 pengguna.
”Selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa, jumlah pengguna harian mencapai 111.000, Rabu mencapai 105.000, dan Kamis mencapai 104.000. Jumlah ini meningkat dari target harian yang biasanya hanya 90.000. Saya berharap target penumpang 100.000 per hari bisa tercapai pada Desember ini,” ucapnya.
Penjualan kartu multitrip menjadi bagian dari strategi meningkatkan pendapatan dari tiket (farebox revenue). Tahun ini pendapatan dari tiket penumpang ditaksir hanya mencapai Rp 180 miliar.
Kami mengejar efisiensi waktu dari kartu multitrip ini. Menurut perhitungan kami, dalam kurun semenit ada 60 orang yang bisa masuk ke satu gate.
William berharap pendapatan MRT Jakarta nantinya bisa menyamai pendapatan non-tiket. Adapun pendapatan dari non-tiket tahun ini ditaksir mencapai Rp 225 miliar yang berasal dari iklan, sewa ritel, telekomunikasi, dan hak paten nama stasiun.
MRT Jakarta menjanjikan agar kenyamanan moda terjaga meski subsidi transportasi dipangkas. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo sebelumnya mengatakan, anggaran subsidi untuk MRT dipangkas menjadi Rp 825 miliar dari sebelumnya Rp 938,5 miliar.
”Meski subsidi untuk MRT dipangkas, kami akan pertahankan kenyamanan moda dan berusaha tetap meraih laba. Pendapatan akan kami tingkatkan lagi tahun depan,” ucap William.