Ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal memanfaatkan kesempatan kedua untuk meraih medali emas pada SEA Games 2019. Di tunggal putra, Indonesia juga tidak meloloskan wakilnya ke babak semifinal.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
MANILA, SABTU — Pada kuarter pertama 2019, penampilan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjanjikan bahwa regenerasi bulu tangkis ganda putra berjalan teramat mulus, apalagi menjelang Olimpiade Tokyo 2020. Namun, antiklimaks terjadi. Perjalanan naik-turun sepanjang tahun ini ditutup dengan dua kekalahan beruntun pada SEA Games Manila 2019.
Mendapat bye pada babak pertama, kesempatan mereka menunjukkan diri sebagai unggulan teratas terjadi pada perempat final di Muntinlupa Sports Complex, Manila, Filipina, Sabtu (7/12/2019). Namun, Fajar/Rian menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mereka kalah dari Bodin Isara/Maneepong Jongjit (Thailand), 16-21, 21-23.
Mereka pun gagal memanfaatkan kesempatan kedua untuk meraih medali emas dari kategori perorangan setelah hanya mendapat perunggu pada SEA Games Kuala Lumpur 2017. Tak hanya itu, Fajar/Rian juga gagal menyumbangkan kemenangan ketika Indonesia mengalahkan Malaysia, 3-1, dalam final beregu putra. Mereka ditaklukkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 17-21, 13-21.
Pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis, Herry Iman Pierngadi, menyatakan kekecewaan karena buruknya penampilan Fajar/Rian ketika itu.
Kekecewaan yang juga dirasakan Fajar/Rian berlipat setelah kekalahan dari Isara/Jongjit. Apalagi, Fajar/Rian mengalahkan mereka dalam semifinal beregu, Indonesia melawan Thailand.
”Pastinya sangat kecewa. Kami mohon maaf karena tidak bisa menyumbang medali,” kata Rian dalam laman PP PBSI. ”Kami sebenarnya ingin fokus di nomor perorangan ini dan tidak mengulangi kesalahan. Jadi, kami benar-benar kecewa dengan hasil ini,” tambah Fajar.
Kekalahan tersebut, dituturkan ganda putra peringkat kelima dunia itu, terjadi karena mereka kalah tenang dibandingkan lawan. Ketenangan itu sangat penting mengingat mereka bermain di dalam stadion dengan arah angin yang tak beraturan.
”Mereka hari ini bermain bagus dan tenang, sedangkan kami banyak melakukan kesalahan dan selalu tertekan,” kata Fajar.
Fajar/Rian sebenarnya memberikan harapan besar bahwa mereka bisa menyamai prestasi rekan sepelatnas, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Asa itu tumbuh ketika mereka mencapai semifinal All England dan menjuarai Swiss Terbuka pada Maret.
Meskipun demikian, mereka tak bisa mempertahankan konsistensi permainan dalam persaingan level tinggi. Setelah menjuarai Korea Terbuka, Oktober, mereka tersingkir pada babak pertama dan kedua dalam tiga turnamen secara beruntun. Hasil buruk itu berlanjut ke SEA Games Manila.
Ganda putra pun akan mengandalkan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf SAntoso yang melangkah ke semifinal setelah mengalahkan pasangan Thailand lainnya, Kittisak Namdash/Nipitphon Phuangphuapet, 21-19, 21-16. Di semifinal, mereka akan berhadapan dengan Aaron/Soh.
Tanpa wakil tunggal putra
Sulitnya mengandalkan pemain lain juga dialami tunggal putra. Tanpa Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, Indonesia kehilangan wakil pada nomor ini sebelum semifinal. Padahal, SEA Games menjadi ajang multicabang internasional level terendah yang bisa diikuti Indonesia.
Shesar Hiren Rushtavito terhenti pada perempat final karena kalah dari Loh Kean Yew (Singapura), 18-21, 20-22. Firman Abdul Kholik bahkan tersingkir pada babak pertama.
”Pastinya kecewa dengan hasil hari ini. Saya main kurang tenang, tidak berpikir secara matang saat menghadapi masalah,” tutur Shesar.
Shesar dan Firman menjadi dua wakil tunggal putra Indonesia dalam persaingan perorangan meski Indonesia diperkuat Jonatan dan Anthony pada beregu. Keduanya absen dalam perorangan karena akan tampil dalam ajang lebih tinggi, yaitu Final BWF World Tour di Guangzhou, 11-15 Desember.
Indonesia juga kehilangan Gregoria Mariska Tunjung dan Siti Fadia Silva Ramadhanti. Wakil lain yang melaju ke semifinal adalah Ruselli Hartawan, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, serta dua ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.