Decak Kagum Saat Singgah di ”Surga” Sepeda Motor di Italia
Ya... inilah EICMA, surganya para penggila sepeda motor gaya hidup yang selalu ditunggu. Sungguh membuat kita berdecak kagum. Tak berlebih jika Italia layak disebut barometer untuk sepeda motor gaya hidup.
Pameran akbar kendaraan roda dua, Esposizione Internazionale Ciclo E Motociclo (EICMA), tahun ini kembali digelar di Fiera Milano, Italia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pabrikan sepeda dan sepeda motor dunia unjuk produk seri terbaru mereka yang siap dilepaskan ke pasaran.
Pencinta otomotif, pelaku usaha, media, hingga konten kreator dari belahan dunia, termasuk Indonesia, hadir dalam pameran yang diselenggarakan setiap tahun ini. Secara khusus, Italian Trade Agency (ITA) Jakarta mengundang 10 pengusaha asal Indonesia untuk membuka berbagai macam peluang bisnis.
Mereka berasal dari latar belakang usaha yang beragam, mulai dari agen pemegang merek, penyedia suku cadang, hingga aksesori. Kompas pun hadir menyaksikan secara langsung hajatan spektakuler yang menjadi barometer dunia ini.
Secara keseluruhan ada sekitar 1.200 peserta dari 44 negara yang ikut meramaikan pameran yang kali ini mengusung tema ”Revolutionary Motion”. Mereka bukan hanya produsen sepeda dan sepeda motor, melainkan juga produsen aksesori, pelumas, suku cadang, hingga pengembang perangkat keras dan perangkat lunak.
Perjalanan menuju lokasi acara di Kota Rho berjarak sekitar 19 kilometer dari Kota Milan. Sekitar 40 menit perjalanan menggunakan bus. Pagi itu hujan deras dan suhu berada di 10 derajat celsius, cukup dingin.
Namun, setelah memasuki ruang pameran, suasana terasa lebih hangat, bukan saja karena ruangan yang tertutup rapat, melainkan juga sajian kopi espresso yang begitu khas dan percakapan setiap orang yang hadir di acara begitu akrab.
Ya... inilah EICMA, surganya para penggila sepeda motor gaya hidup yang selalu ditunggu. Sungguh membuat kita berdecak kagum.
EICMA tidak hanya panggung bagi industri roda dua sekala besar. Namun, membuka pula ruang bagi anak-anak muda yang memiliki usaha rintisan di bidang industri kendaraan roda dua.
Di zona Startup and Innovation Area, yang terletak di Hall 11, anak-anak muda berusia di bawah 35 tahun yang telah merintis usaha minimal selama empat tahun diberi kesempatan untuk tampil. Salah satunya Dogebos Industrial, usaha rintisan yang memproduksi kendaraan listrik dengan merek Citycoco.
Senior Trade Analyst, Italian Trade Agency, Yaniman Lani, yang mendampingi delegasi Indonesia selama di Milan, menilai, EICMA adalah etalase yang baik untuk mengekspos sepeda motor produksi Italia kepada pasar Indonesia.
”Asia, khususnya Indonesia, market share-nya besar untuk sepeda motor. Targetnya mengundang pengusaha Indonesia untuk mengekspose industri sepeda dan sepeda motor Italia. Biasanya ke depannya mulai menjadi agen, dan diharapkan jangka panjang ada kerja sama industri manufaktur antara kedua negara”, ujarnya.
Gayung bersambut, kehadiran EICMA direspons baik oleh pengusaha muda asal Indonesia, Deny Utomo (35). CEO PT Utomo Internasional ini sudah enam kali diundang ITA menghadiri EICMA.
”Saat ini ada beberapa brand yang sedang kami jajaki untuk kami masukkan ke Indonesia tahun depan. Terutama yang unik dan harga jualnya sesuai market di Indonesia,” ucap laki-laki yang berperawakan tinggi kurus ini.
Sebagai importir sepeda motor Piaggio, Vespa, Aprilia, dan Moto Guzzi, Deny perlu jeli betul menghitung biaya. Mulai dari biaya impor, pajak, perizinan, hingga nilai tukar rupiah, setiap akan mendatangkan kendaran masuk Indonesia, sehingga harga jualnya bisa diterima pasar Indonesia.
Berbasis listrik
Sebagai tuan rumah EICMA, Italia tidak asing dengan teknologi otomotif berbasis listrik. Sekitar 30-40 persen kendaraan yang beroperasi di Italia sudah menggunakan listrik, termasuk transportasi publik, baik trem, bus, maupun taksi.
Penyelenggaraan EICMA tahun ini tentu menjadi momentum yang baik bagi pabrikan sepeda maupun sepeda motor untuk memamerkan teknologi mesin mutakhir atau desain baru mereka. Namun, yang tak kalah menarik untuk diikuti adalah kendaraan berbasis listrik.
Selain Dogebos Industrial, usaha rintisan yang memproduksi kendaraan listrik, Kompas juga melihat banyak kendaraan berbasis listrik, baik sepeda, sepeda motor, otoped, hingga segway yang dipamerkan di EICMA tahun ini.
Kompas memulainya dari ruang pameran Hall 14 yang terletak di sisi utara. Memasuki ruang pameran ini kita akan langsung berhadapan dengan skuter listrik pabrikan China, yaitu Yadea.
Salah satu seri skuter listriknya adalah Yadea Z3. Skuter ini digerakkan oleh baterai lithium 60V/26AH ini mampu melesat dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam, hingga mencapai jarak tempuh 60 kilometer. Skuter ini dibandrol dengan harga 3.310 dollar AS atau sekitar Rp 46 juta.
Selain skuter penumpang, Yadea juga percaya diri mengeluarkan seri skuter listrik G5 Delivery. Skuter ini didesain sebagai transporter dengan kapasitas baterai lebih besar hingga 3.100 watt untuk memaksimalkan daya jelajah hingga 130 kilometer. Yadea meluncurkan pula seri skuter tiga roda, C-Mate dan A3 Mini, bagi yang memiliki kebutuhan khusus.
Masih di ruang pameran yang sama, sepeda motor listrik lainnya yang dijumpai adalah Ecooter. Sama-sama pabrikan China, skuter listrik yang satu ini menawarkan daya tahan baterai yang lebih lama hingga daya jelajah maksimal 180 kilometer.
Ecooter juga meluncurkan aplikasi pintar untuk telepon genggam, yang memiliki empat fitur unggulan. Pertama, Vehicle GPS, yakni fitur yang membantu melacak posisi skuter. Fitur kedua adalah GSM Module, yakni sistem yang mampu memantau kondisi skuter dan memindai kerusakan.
Ketiga, fitur Smart Antitheft. Dengan fitur ini, perangkat akan menginformasikan jika ada pergerakan skuter yang tidak normal atau tidak lazim. Terakhir, yaitu I/O Smart Control, fungsinya mengendalikan suplai daya listrik dan menghentikan suplai listrik berlebih.
Bergeser ke seberang menuju pameran di Hall 9, Kompas menjumpai skuter listrik pabrikan Italia, ME. Skuter yang satu ini bergaya modern-minimlais dengan warna-warna yang lebih lembut. Tidak banyak lekukan pada bagian bodi. Setang atau kemudi pun terlihat ”telanjang” dengan panel instrumen kecil di tengah.
Ada dua tipe skuter listrik yang diluncurkan, yaitu seri 2.5 dan 6.0. Seri 2.5 yang merupakan skuter listrik dengan tenaga listrik 2.5 kilowatt. Skutik ini mampu menjelajah hingga jarak 80 kilometer dengan kecepatan maksimal 45 kilometer per jam. Sementara waktu untuk pengisian daya dibutuhkan waktu 5,5 jam.
Harga yang ditawarkan untuk meminang skuter ini 5.490 euro atau sekitar Rp 85 juta di pasaran Eropa. Sementara seri 6.0 relatif tidak memiliki perbedaan jauh dari segi desain, tetapi dari kapasitas baterai jauh lebih besar, yaitu 6 kilowatt. Me 6.0 mampu melaju dengan kecepatan maksimal 80 kilometer per jam.
Tak ketinggalan, sepeda motor legendaris, Vespa pun meluncurkan skuter listriknya, yaitu seri Vespa Elettrica. Pada hari pertama pameran berlangsung, skuter listrik ini masih terbungkus selimut, masih menebak-nebak seri apa gerangan yang akan diluncurkan.
Namun, rasa penasaran pun terjawab keesokan harinya. Ada dua model yang diluncurkan, yaitu Vespa Elettrica berdaya 45 kilowatt dan 70 kilowatt. Seperti seri-seri pendahulunya, Vespa tetap mempertahankan desain bodi klasiknya yang khas.
Sentuhan modern terlihat pada grill depan, lampu sein depan, dan aksen warna yang membalut bagian tepi front shilled, velg, dan jok. Ada enam pilihan aksen warna yang disediakan, biru, kuning, hijau, hitam, perak, dan abu-abu. Terlihat elegan tanpa meninggalkan kesan klasiknya.
Dengan kapasitas daya yang dimilikinya, skuter ini mampu menjelajah hingga 100 kilometer. Untuk pengisian daya, skuter ini sudah dilengkapi kabel suplai daya yang terletak di bawah jok. Jika mengisi daya hingga penuh, dibutuhkan waktu sekitar 4 jam.
Keunggulan lain dari Vespa Elettrica yaitu dilengkapi sistem yang dinamakan Vespa MIA System. Sistem ini terkoneksi dengan telepon pintar melalui aplikasi yang bisa diunduh melalui Google Playstore dan Apple Store. Salah satu fiturnya yaitu peta navigasi yang ditampilkan melalui panel instrumen di dashboard.
Tidak hanya itu, sistem ini akan menyampaikan informasi catatan perjalanan, jarak yang sudah ditempuh, hingga mengatur pengisian daya. Terakhir, melalui koneksi bluetooth, pengendara bisa menerima panggilan telepon, membaca pesan teks, mengaktifkan perintah suara, hingga memilih musik untuk dimainkan. Harga skuter stylish ini di pasaran Eropa berada di kisaran harga 6.390-7.360 euro atau Rp 99 juta-Rp 114 juta.
Bicara soal sepeda listrik, salah satu sepeda listrik pintar yang dipamerkan adalah Niu Aerio. Ada dua seri sepeda listrik yang diluncurkan, yaitu Seri EB-01 dan UQi. Keduanya dilengkapi Electronic Breaking System (EBS).
Untuk seri EB-01, kecepatan maksimal yang bisa ditempuh mencapai 25 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 120 kilometer. Sementara seri UQi, kecepatan maksimalnya mencapai 32 kilometer per jam dan daya jelajah hingga 60 kilometer. Namun tak perlu khawatir. Jika kehabisan daya, sepeda listrik ini dilengkapi pedal untuk mengayuh agar tetap sampai tujuan.
Perusahan lain yang fokus pada kendaraan berbasis listrik adalah Askoll. Pabrikan asal Italia ini meluncurkan skuter listrik seri eS dan sepeda listrik seri eB. Untuk skuter listrik sendiri dirancang sesuai kebutuhannya, yaitu profesional sebagai kendaran transporter dan satu lagi kendaraan penumpang.
Salah satu seri skuter listrik yang dipamerkan yaitu seri eS pro 70 berwarna merah yang sudah dilengkapi box bertuliskan Pizza Hut. Ya, memang skuter listrik ini sudah dipergunakan restoran cepat saji tersebut sebagai kendaraan pengantar makanan. Dari suplai listrik, eS pro 70 ini memiliki daya 2.700 watt dengan kemampuan jelajah hingga 96 kilometer. Sementara kecepatan maksimal mencapai 66 kilometer per jam.
Selain kendaraan listrik yang diulas di atas, masih banyak kendaraan listrik lain yang dijumpai di EICMA. Antara lain, Mondial Pagani yang unjuk sepeda motor sport prototipe bertransmisi manual enam percepatan. Demikian pula Horwin yang memamerkan motor sport listriknya seri CR6 dan CR6 Pro. Tak ketinggalan, Kymco dan Dayi Motor yang juga meluncurkan seri skuter listriknya.
Gaya hidup
Bagi penggila motor besar, kendaraan roda dua tidak dipandang hanya sebagai transportasi yang fungsional, tetapi sebagai bagian dari karakter dan gaya hidup pemiliknya.
Hal ini diakui Trisno Budilaksana, importir suku cadang motor besar dan aksesori yang juga ikut dalam rombongan Indonesia di EICMA 2019. Pilihannya mendatangkan suku cadang sepeda motor besar dan aksesori dari Italia karena menilai Italia lebih maju dari segi desain.
”Untuk motor, Italia lebih maju fashion-nya, penggunanya cukup besar, jadi pasarnya ada aja,” ujar pria, yang gemar touring dengan sepeda motor besar ini.
Senada dengan Trisno, Deny Utomo juga menilai Italia merupakan barometer untuk sepeda motor gaya hidup. Ia pun melihat motor besar saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang terus berkembang mengikuti tren.
Ia menambahkan, meski tidak besar, pasar sepeda motor gaya hidup di Indonesia merupakan kelas premium yang terus bertumbuh, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya.
Deny juga menutarakan keinginannya untuk mendatangkan kendaraan berbasis listrik, baik sepeda listrik, otoped, maupun motor listrik. ”Tren ke depan gaya hidup ramah lingkungan sangat mendukung,” ucapnya.
Dari segi desain, baik Deny maupun Trisno menilai tren sepeda motor ke depan masih cenderung bergaya modern klasik.
Pernyataan ini sangat mendukung dengan produk-produk sepeda motor yang dipamerkan di EICMA. Sebut saja Triumph yang mempertahankan gaya klasiknya pada seri-seri terbarunya. Demikian pula dengan skuter Lambretta yang tetap konsisten mempertahankan gaya retro kalsik, Moto Guzzi, dan masih banyak yang lainnya.
EICMA tidak hanya memajang kendaran roda dua sebagai barang pameran. Bagi pengunjung yang penasaran menunggangi kuda besi ini, EICMA menyediakan arena khusus di luar hall yang dinamakan Motolive.
Di lokasi ini terdapat kursus mengemudi yang dipandu instruktur profesional dan setiap pengendara dilengkapi pelindung tubuh dan helm. Jika sepintas kita lihat, tak jauh berbeda dengan uji berkendara saat pembuatan SIM C.
Pengendara diminta mengemudikan sepeda motor di antara cone yang telah ditentukan polanya. Ada pola yang mengular, zig-zag, berbelok, dan lurus.
Selain kursus mengemudi, Motolive juga menyediakan arena khusus bagi yang ingin menjajal sepeda motor, yaitu di zona test drive. Tipe motor bisa memilih sesuai keinginan, motor sport, trail, atau motor touring.
Tak berlebih jika Italia layak disebut barometer untuk sepeda motor gaya hidup, selain memutakhirkan dapur pacu, pabrikan sepeda motor negeri pizza ini selalu berinovasi dalam penampilan. (Lucky Pransiska, dari Milan, Italia).