Rombak Manajemen, Bank Mandiri Perkuat Transformasi Digital
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar yang baru diangkat oleh pemegang saham, Senin (9/12/2019), berencana mempertajam strategi bisnis, salah satunya transformasi digital.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Royke Tumilaar yang baru diangkat oleh pemegang saham, Senin (9/12/2019), berencana mempertajam strategi bisnis, salah satunya transformasi digital. Selain itu, upaya memperkuat manajemen dengan memilih talenta terbaik juga dilakukan untuk mendukung perusahaan pelat merah tersebut menghadapi tantangan pada masa mendatang.
”Kami akan kuatkan kolaborasi antara wholesale banking dan retail banking. Kedua, transformasi digital. Ketiga, kami juga akan melihat commercial banking maupun usaha kecil dan menengah,” katanya dalam konferensi pers seusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta.
Kolaborasi antara wholesale banking dan retail banking antara lain akan dilakukan dengan menggarap sistem administrasi penggajian (payroll) di perusahaan klien penerima layanan wholesale banking. Ia menyebut, sistem payroll yang digarap Bank Mandiri dari perusahaan klien baru mencapai 10-15 persen.
Adapun fokus transformasi digital akan dilakukan dengan peta jalan yang sudah ada. Transformasi akan dilakukan terutama pada produk retail banking, seperti tabungan, kartu kredit, dan deposito.
”Pelan-pelan akan dilakukan, terutama di retail banking, karena shifting segmen ini ke digital banyak dilakukan bank. Sekarang saja mulai terasa dengan pembukaan cabang. Tiga sampai empat tahun lalu bisa 50-70 kantor cabang dibuka dalam setahun, sekarang enggak sebanyak itu. Pelan-pelan, kami juga akan transformasi di wholesale banking,” tuturnya.
Saat ini, komposisi wholesale banking mendominasi 65 persen bisnis Bank Mandiri dibandingkan dengan 35 persen bisnis retail banking.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan, untuk memacu pengembangan kinerja ke depan, perusahaan juga memperkuat manajemen. Hal itu dilakukan dengan perombakan susunan direksi perseroan hari ini.
”Kami memperkuat barisan dengan pergantian susunan direksi. Penggantinya diambil dari internal kami untuk memastikan kelangsungan dari rencana yang sudah disampaikan, seperti ekspansi regional yang akan dilakukan seperti rencana terdahulu,” ujarnya.
Berdasarkan RUPSLB hari ini, pemegang saham menyepakati Royke, mantan Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, selaku Direktur Utama (Dirut) dengan Sulaiman Arif Arianto selaku Wakil Dirut. Sementara komisaris Bank Mandiri kini dipimpin Kartika Wirjoatmodjo dengan Muhamad Chatib Basri, Menteri Keuangan periode 2013-2014, sebagai Wakil Komisaris Utama.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam keterangan media kemarin mengatakan, penunjukan Chatib Basri diharapkan mampu meningkatkan kinerja Bank Mandiri secara nasional serta menjadikannya sebagai pemain layanan finansial yang disegani di Asia Tenggara.
”Saya bersyukur Pak Chatib Basri mau masuk dalam jajaran komisaris Bank Mandiri, mantan menteri dengan reputasi yang sangat baik mau berkeringat ikut membenahi BUMN. Semoga menjadi sinyalemen positif bagi Bank Mandiri,” kata Erick.
Bukan bersih-bersih
Royke menambahkan, perombakan susunan komisaris dan direksi yang dilakukan perseroan bukan dalam rangka ”bersih-bersih”, seperti yang banyak dikerjakan pemerintah pada sejumlah perusahaan BUMN.
”Kalau konteksnya ’bersih-bersih’ itu untuk membersihkan yang kotor, Mandiri enggak seperti itu. Tetapi, kami akan pegang guidance yang ada, seperti soal perampingan dan sebagainya,” ujarnya.
Hingga triwulan III-2019, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan rata-rata kredit konsolidasi sebesar 11,5 persen secara tahunan mencapai Rp 806,8 triliun pada September 2019.
Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan penurunan rasio kredit bermasalah menjadi hanya 2,53 persen dibandingkan dengan September tahun lalu.
Adapun laba Bank Mandiri sebesar Rp 20,3 triliun, naik 11,9 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu
Susunan komisaris perseroan: Komisaris Utama Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Komisaris Utama Muhamad Chatib Basri, Komisaris Independen Mohamad Nasir, Komisaris Independen Robertus Bilitea, Komisaris Independen Makmur Keliat, Komisaris Ardan Adiperdana, Komisaris R Widyo Pramono, dan Komisaris Rionald Silaban.