Sulitnya Mempertahankan Tradisi Emas Bulu Tangkis
Capaian medali emas bulu tangkis Indonesia dalam 10 tahun terakhir dan membandingkan dengan dekade-dekade sebelumnya, cenderung menurun. Mempertahankan tradisi emas memang sulit dan sungguh menantang.
Sejak berpartisipasi dalam pesta olahraga Asia Tenggara pada 1977, cabang bulu tangkis selalu mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Bahkan, empat kali tim Indonesia menyapu bersih medali emas. Namun, mempertahankan tingkat prestasi setinggi itu sungguh menantang.
Satu dekade terakhir penyelenggaraan SEA Games, tradisi meraih emas masih mampu dipertahankan oleh atlet-atlet Indonesia. Sepanjang 2011-2019, Indonesia meraih 16 medali emas bulu tangkis SEA Games.
Pada SEA Games 2011, Indonesia merebut 5 emas, 4 perak, dan 2 perunggu. Dua tahun berikutnya, pada SEA Games Myanmar 2013, yang hanya mempertandingkan kategori perseorangan, Indonesia mendapat 3 emas, 3 perak, serta 2 perunggu.
Di SEA Games Singapura 2015, pemain kita mencatat prestasi gemilang di ganda campuran, beregu putra, dan ganda putra. Indonesia meraih medali terbanyak dengan 3 emas, 2 perak, serta 4 perunggu.
Capaian medali emas Indonesia cenderung menurun.
Adapun di SEA Games Kuala Lumpur 2017, Indonesia mendapat dua medali emas dan empat perunggu. Dua emas diraih dari beregu putra dan tunggal putra.
Tahun ini, di SEA Games Filipina 2019, kontingen Indonesia berhasil meraih tiga medali emas. Satu emas dari beregu putra serta dua lainnya dari nomor ganda campuran dan ganda putri.
Melihat capaian medali emas dalam 10 tahun terakhir dan membandingkan dengan dekade-dekade sebelumnya, terlihat capaian medali emas Indonesia cenderung menurun.
Dekade emas kontingen bulu tangkis Indonesia di SEA Games terletak pada periode 1981-1989. Sebanyak 32 medali emas berhasil dipersembahkan atlet-atlet Indonesia. Pada era tersebut, nomor ganda campuran dan beregu putra juga berjaya dengan menjadi jawara.
Namun, semakin ke masa kini, medali emas yang dikoleksi Indonesia menurun. Dalam dekade 1990-1999, tim Indonesia meraih 30 medali emas, turun dua emas dari dekade sebelumnya. Sepuluh tahun kemudian (2000-2009), jumlahnya kembali turun menjadi 22 medali emas. Di dekade terkini (2010-2019), raihan emas Indonesia ”hanya” 16 medali.
Sapu bersih
Sebelum ini, Indonesia berhasil menyapu bersih medali emas, yaitu pada 1981, 1987, 1997, dan 2007. Selain dua emas dari nomor beregu, pada SEA Games Manila 1981, atlet-atlet Indonesia merebut semua nomor perseorangan. Emas dipersembahkan ganda putra Kartono/Heryanto, Verawaty Fajrin (tunggal putri), Liem Swie King (tunggal putra), Kartono/Heryanyo (ganda putra), Verawaty Fajrin/Ruth Damayanti (ganda putri), serta Heryanto/Imelda Kurniawan (ganda campuran).
Prestasi tersebut berulang pada SEA Games 1987. Elizabeth Latief (tunggal putri), Icuk Sugiarto (tunggal putra), Liem Swie King/Eddy Hartono (ganda putra), Verawaty Fajrin/Rosiana Tendean (ganda putri), serta Eddy Hartono/Verawaty Fajrin (ganda campuran) melengkapi medali emas yang diraih di dua nomor beregu, putra dan putri.
Satu dekade kemudian, tim Indonesia kembali melakukan sapu bersih medali emas. Pada SEA Games 1997, medali emas diborong atlet Indonesia, termasuk dua nomor beregu. Di nomor perseorangan Haryanto Arbi (tunggal putra), Mia Audina (tunggal putri), Eliza/Zelin Resiana (ganda putri), Chandra Wijaya/Sigit Budiarto (ganda putra), serta Chandra Wijaya/Elisa (ganda campuran), semuanya meraih medali emas.
Demikian juga satu dekade berikutnya, pentas SEA Games XXIV/2007 di Thailand. Setelah mendapat medali emas dari dua dari beregu, sapu bersih dipastikan dengan meraih lima emas nomor perseorangan.
Nomor unggulan
Pada final SEA Games 2019 di Filipina, Senin (9/12/2019), pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva berhasil mengalahkan ganda campuran Malaysia. Prestasi tersebut tak hanya mempertahankan tradisi emas bulu tangkis Indonesia, tetapi juga menorehkan jejak prestasi nomor ganda campuran.
Jika dihitung sejak pertama kali mengikuti pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara itu di Kuala Lumpur 1977 hingga Manila 2019, atlet-atlet ganda campuran Indonesia sudah meraih 19 medali emas.
Capaian prestasi ganda campuran tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan capaian nomor-nomor lainnya sepanjang SEA Games. Dari 112 medali emas yang dikumpulkan atlet bulu tangkis Indonesia di SEA Games sejak 1977, sebanyak 19 di antaranya didapat dari nomor ganda campuran.
Prestasi ini sedikit di atas nomor lainnya, seperti beregu putra yang sudah mempersembahkan 17 medali emas bagi Indonesia. Sebagaimana ganda campuran, tahun ini nomor beregu putra Indonesia juga berhasil meraih medali emas. Pada final SEA Games 2019 di Filipina, Rabu (4/12/2019), Jonatan Christie dan kawan-kawan berhasil mengalahkan tim Malaysia dengan skor 3-1.
Ganda campuran merajai arena SEA Games pada periode 1977-1997 dan kurun waktu 2005-2015.
Jejak medali emas nomor ganda campuran dan beregu putra tak hanya terjadi di tahun ini, tetapi juga sama-sama dicapai sejak SEA Games 1977. Bahkan, prestasi tersebut beberapa kali berhasil dipertahankan beruntun.
Ganda campuran merajai arena SEA Games pada periode 1977-1997 dan kurun waktu 2005-2015. Adapun tim beregu putra berjaya pada 1977-1987 dan kembali berulang pada kurun waktu 1993-1999. Modal sapu bersih medali emas beregu putra secara beruntun kembali terulang pada era 2007-2019.
Negara pesaing
Kini Indonesia harus mewaspadai munculnya kekuatan baru bulu tangkis dunia. Di level Asia Tenggara, selain Malaysia yang selalu menjadi pesaing utama, setidaknya muncul kekuatan baru, yaitu Thailand. Tahun ini, hasil akhir SEA Games 2019 menunjukkan Malaysia berjaya di nomor perseorangan dengan merebut tiga emas di tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putra.
Dalam daftar peringkat 25 teratas dunia versi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) per 10 Desember 2019, di nomor tunggal putri, hanya terdapat satu atlet Indonesia. Adapun Thailand memiliki empat pebulu tangkis. Prestasi atlet-atlet bulu tangkis Malaysia dan Thailand mulai menggerus dominasi Indonesia di SEA Games.
Pada SEA Games 2015, Malaysia meraih medali emas tunggal putra dan ganda putri, sedangkan Thailand merebut podium tunggal putri. Sukses Thailand berlanjut pada 2017. Negara itu menjadi pengumpul medali emas terbanyak cabang bulu tangkis, dengan berjaya di ganda putra, ganda putri, serta ganda campuran yang selama ini menjadi andalan Indonesia.
Medali emas di nomor tunggal putri dan beregu putri lepas dari Indonesia pada SEA Games 2011. Pada 2013, ganda putri Indonesia juga harus merelakan medali emas setelah ditaklukkan ganda Malaysia. Selain itu, tunggal putra juga dikalahkan Thailand.
Dukungan swasta
Sebagai cabang olahraga andalan Indonesia untuk meraih medali emas di SEA Games, pembinaan atlet dan regenerasi harus terus menjadi perhatian pemerintah serta Pengurus Besar Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Pembinaan atlet muda tentu menjadi investasi prestasi bangsa di masa mendatang. Pola pembinaan ini masih membutuhkan dukungan sejumlah pihak untuk memperbanyak kompetisi dalam rangka mematangkan potensi bibit muda, terutama mengasah kematangan mental bertanding.
Dukungan swasta melalui klub, audisi, dan kejuaraan nasional juga perlu menjadi bagian orkestra pembinaan atlet muda berprestasi. Harapannya, akan muncul pemain-pemain bulu tangkis yang mampu bertahan lebih dari satu dekade, mengembalikan periode emas bulu tangkis Indonesia.
(Litbang Kompas)