logo Kompas.id
UtamaBeras Rusak dan Masa Depan...
Iklan

Beras Rusak dan Masa Depan Stabilisasi

Rusaknya ribuan ton beras pemerintah mengirim sinyal soal lemahnya tata kelola perberasan nasional. Tanpa pembenahan hulu hingga hilir, masa depan stabilisasi harga di produsen ataupun konsumen terancam.

Oleh
Mukhamad Kurniawan
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/k992Nj9yRDN1aj48dwPaXJUQtQM=/1024x602/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2Ffd8dd685-3252-4c48-bdad-7307128539e5_jpg.jpg
KOMPAS/ALIF ICHWAN

Ilustrasi. Pekerja menahan karung berisi beras agar tidak jatuh sebelum disusun di gudang Perum Bulog Divisi Regional DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Kabar tentang rencana pemerintah melepas 20.000 ton cadangan beras menyita perhatian publik dua pekan terakhir. Bagaimana tidak, beras yang dibeli dengan anggaran publik itu mesti dibuang karena mutunya turun, terutama karena rusak dan telah melampaui masa penyimpanan lebih dari empat bulan, bahkan lebih dari satu tahun. Ironisnya, pemerintah perlu menyiapkan anggaran lagi untuk melepasnya.

Dengan rata-rata harga pembelian Rp 8.000 per kilogram, cadangan beras pemerintah yang rusak itu nilainya sekitar Rp 160 miliar. Cadangan lainnya kini menunggu waktu untuk rusak jika tidak segera ditangani dengan baik. Mayoritas di antaranya berasal dari pengadaan tahun 2018 melalui impor yang berjumlah lebih dari 2 juta ton.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000