Politisi AS Cermati Kerja Sama Militer Amerika Serikat-Arab Saudi
Politisi Amerika Serikat mendesak agar program pelatihan militer bagi Arab Saudi dihentikan sementara dan menunggu hasil penyelidikan terhadap kasus penembakan tiga anggota militer AS.
Oleh
ELOK DYAH MESWATI
·5 menit baca
Serangan di Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Florida memicu keprihatinan sejumlah politisi AS atas hubungan Washington dan Riyadh. Sejumlah anggota parlemen AS mendesak agar pemerintah menghentikan program pelatihan militer bagi Arab Saudi pasca-penembakan tiga anggota Angkatan Laut AS di Pangkalan Angkatan Laut AS itu.
Senator Lindsey Graham, anggota parlemen dari Partai Republik, saat diwawancara Fox News pada Minggu (8/12/2019) mendesak agar program pelatihan militer bagi Arab Saudi dihentikan sementara dan menunggu hasil penyelidikan terhadap kasus penembakan tiga anggota militer AS itu.
”Kita perlu menghentikan program bagi Arab Saudi sampai kita mengetahui apa yang terjadi di sini,” kata Graham.
Serangan itu dilakukan Mohammed Alshamrani (21), perwira muda berpangkat letnan dua Angkatan Udara Kerajaan Arab Saudi, Jumat pekan lalu. Ia tengah mengikuti pelatihan di pangkalan AL itu.
Korban serangan Alshamrani adalah Joshua Kaleb Watson (23), yang baru lulus dari Akademi Angkatan Laut AS di Annapolis, Maryland. Dia tiba di Pensacola dua minggu lalu untuk pelatihan penerbangan.
Dua korban tewas lainnya adalah Mohammed Sameh Haitham (19) dan Cameron Scott Walters (21), keduanya pelaut yang sedang belajar di pangkalan itu. Alshamrani sendiri tewas ditembak polisi.
Matt Gaetz, anggota parlemen dari fraksi Partai Republik asal daerah pemilihan Florida tempat Pangkalan Pensacola berada, mengingatkan bahwa setelah insiden penembakan itu harus ada informasi yang jelas terkait kelanjutan hubungan AS dan Arab Saudi.
Berbicara dalam program televisi ABC ”This Week”, Gaetz juga mendesak agar program pelatihan militer bagi Arab Saudi dihentikan sampai benar-benar ditemukan persoalan sebenarnya.
Terkait kasus penembakan itu, Gaetz mengatakan kepada Duta Besar Arab Saudi bahwa AS tidak menginginkan ada intervensi dari Kerajaan Arab Saudi berkaitan dengan penyelidikan terhadap militer Arab Saudi.
Matt Gaetz, anggota parlemen dari fraksi Partai Republik, mendesak agar program pelatihan militer bagi Arab Saudi dihentikan sampai benar-benar ditemukan persoalan sebenarnya.
Menurut Gaetz, jika ada warga Arab Saudi yang belum ditahan yang mungkin terlibat dalam perencanaan, inspirasi, pembiayaan, atau pelaksanaan penembakan tersebut, Gaetz berharap intelijen Arab Saudi bekerja dengan Pemerintah AS untuk menemukan orang-orang yang bertanggung jawab dan meminta pertanggungjawaban mereka. ”Dan Duta Besar Arab Saudi memberi jaminan bahwa itu akan terjadi,” kata Gaetz.
Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan, dirinya telah memerintahkan peninjauan prosedur pemeriksaan, tetapi tetap mempertahankan program pelatihan militer Arab Saudi yang membawa Alshamrani ke Pangkalan Pensacola.
Dalam wawancara yang ditayangkan di ”Fox News Sunday”, Esper mengonfirmasi, beberapa orang Arab Saudi telah ditahan, termasuk ”satu atau dua” yang merekam insiden tersebut dengan menggunakan ponsel mereka.
Alshamrani yang menembak dengan pistol Glock membeli pistol tersebut secara legal di Florida. Media AS juga melaporkan, Alshamrani telah menunjukkan video penembakan massal di acara makan malam pada malam sebelum serangan.
Sebelum melakukan serangan, di media sosial miliknya, Alshamrani mengunggah kutipan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, dalang serangan di AS pada 11 September 2001. Beberapa jam sebelum Alshamrani melakukan serangan, menurut SITE (kelompok intelijen yang memantau masalah ekstremisme secara daring), Alshamrani sudah menulis pembenaran atas rencana serangannya dalam bahasa Inggris di Twitter.
Menurut analisis SITE, Alshamrani merujuk perang AS di negara-negara Muslim. Alshamrani juga menulis bahwa dirinya membenci orang Amerika karena melakukan kejahatan, tidak hanya terhadap umat Islam, tetapi juga kemanusiaan. Dia juga mengkritik dukungan AS untuk Israel.
FBI pada hari Minggu lalu mengatakan, mereka kini sedang menyelidiki insiden penembakan tersebut dengan menganggap bahwa itu merupakan tindakan terorisme, tetapi FBI belum membuat keputusan akhir.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O’Brien melangkah lebih jauh dengan mengatakan bahwa, menurut dia, insiden penembakan tersebut merupakan serangan teroris. ”Kita harus melihat apa yang diperlihatkan dari investigasi FBI,” kata O’Brien dalam tayangan CBS ”Face the Nation”.
Agen khusus FBI, Rachel Rojas, dalam konferensi pers mengatakan, tujuan utama penyelidikan FBI saat ini adalah untuk mengonfirmasi apakah Alshamrani dalam aksinya tersebut bertindak sendiri atau dia merupakan bagian dari jaringan yang lebih besar.
”Kami saat ini menilai hanya ada satu pria bersenjata yang melakukan serangan ini dan tidak ada penangkapan yang dilakukan dalam kasus ini,” katanya.
Rojas menambahkan, sejumlah warga Arab Saudi yang dekat dengan Alshamrani bekerja sama membantu investigasi penyelidik FBI dan Pemerintah Arab Saudi juga telah berjanji bekerja sama sepenuhnya dengan FBI.
Dukungan Saudi
Minggu malam, Wakil Sekretaris Urusan Pers Judd Deere mengatakan, Presiden AS Donald Trump telah berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang menegaskan kembali komitmen Arab Saudi. Riyadh menegaskan siap bekerja sama dengan AS mencegah agar serangan, seperti penembakan di Pensacola, tidak terjadi lagi.
Raja Arab Saudi Raja Salman sebelumnya mengecam penembakan itu sebagai ”kejahatan keji” dan mengatakan, apa yang dilakukan Alshamrani tidak mewakili rakyat Arab Saudi.
Namun, Partai Demokrat mempertanyakan hubungan keamanan AS-Arab Saudi yang lebih luas di bawah Putra Mahkota Arab Saudi dengan mengutip peran Riyadh dalam perang di Yaman dan hilangnya Jamal Khashoggi, kolumnis The Washington Post. Khashoggi diduga dibunuh saat mengurus surat pernikahannya di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018.
”Arab Saudi belum menjelaskan soal pembunuhan Khashoggi di konsulatnya di Istanbul. Jadi, ada banyak pertanyaan tentang Arab Saudi,” kata Zoe Lofgren, wakil Demokrat pada ABC.
”Ini adalah hubungan yang memiliki masalah serius,” kata Cory Booker, senator dan kandidat presiden. (AFP/REUTERS)