Transformasi Ekonomi Indonesia Mendapat Tekanan Internasional
Di tengah tekanan global, optimisme pemerintah dan dunia usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 harus tetap dijaga. Kolaborasi jadi kunci dalam mengeksekusi berbagai agenda reformasi ekonomi.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah tekanan global, optimisme pemerintah dan dunia usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 harus tetap dijaga. Kolaborasi jadi kunci dalam mengeksekusi berbagai agenda reformasi ekonomi ke depan.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini Indonesia mendapat banyak tekanan internasional. Beberapa negara tidak senang dengan kebijakan hilirisasi sumber daya alam yang menjadi prioritas dalam lima tahun ke depan.
”Indonesia sekarang mulai digugat lagi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena permasalahan nikel. Kebijakan menghentikan ekspor nikel mentah dianggap tidak ramah bagi negara lain,” ujar Airlangga dalam acara Investor Awards 2019 versi majalah Investor di Jakarta, Kamis (12/12/2019) malam.
Selain risiko ketidakpastian global, Indonesia akan mendapat tekanan lebih besar terkait berbagai kebijakan di sektor perdagangan. Presiden Joko Widodo sudah mewanti-wanti bahwa akan ada beberapa negara yang tidak menyukai kebijakan reformasi dan transformasi ekonomi Indonesia.
Indonesia juga digugat ke WTO karena permasalahan sawit, yang hingga kini belum selesai. Kampanye negatif mewarnai kebijakan hilirisasi sawit menjadi biodiesel 20 persen (B20). Pada 2020, pemerintah berencana meningkatkan biodiesel secara bertahap menjadi B30 hingga B90 dan biofuel (B100).
Untuk itu, kata Airlangga, perekonomian nasional akan diperkuat dari aspek hukumnya. Pemerintah saat ini sedang menyusun dua omnibus law rancangan undang-undang untuk cipta lapangan kerja dan perpajakan. Pembahasan dan pengesahan kedua RUU ditargetkan selesai 2020.
”Kedua RUU jadi payung hukum untuk memperbaiki ekosistem investasi dan daya saing. Aturan turunannya akan berupa peraturan pemerintah,” kata Airlangga.
Di bidang penanaman modal, pemerintah menyiapkan kebijakan baru berupa daftar positif investasi. Nantinya akan ada beberapa sektor prioritas yang memerlukan investasi spesifik atau dalam jumlah besar. Daftar positif investasi ini akan diluncurkan Januari 2020.
Menurut Airlangga, sektor prioritas yang masuk dalam daftar positif investasi antara lain industri yang mampu substitusi impor, orientasi ekspor, dan pariwisata. ”Pemerintah akan melakukan langkah-langkah progresif untuk menjawab tantangan ketidakpastian dan pelambatan pertumbuhan ekonomi global,” katanya.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, kolaborasi nasabah, karyawan, dan pemangku kepentingan jadi kunci menjawab tantangan masa depan. Perbankan optimistis perekonomian tahun 2020 akan lebih baik. Kapitalisasi pasar BCA terus naik dan per Desember 2019 menyentuh Rp 785,26 triliun.
Adapun menurut CEO PT Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis, pengelolaan investasi akan kembali tumbuh pada 2020. Skema dan instrumen baru akan disiapkan agar pasar modal Indonesia semakin menggeliat. Dengan demikian, arus modal portofolio bisa bertahan lebih lama di Indonesia.
Pemerintah akan melakukan langkah-langkah progresif untuk menjawab tantangan ketidakpastian dan pelambatan pertumbuhan ekonomi global.
Dalam acara Investor Awards 2019, majalah Investor menobatkan chief executive officer (CEO) korporasi sebagai Tokoh Finansial Indonesia 2019. Ada delapan CEO terbaik yang meraih penghargaan, di antaranya CEO PT Pakuwon Jati Tbk A Stefanus Ridwan S sebagai Top Executive Listed Company 2019, CEO PT Sinarmas Sekuritas Hermawan Hosein sebagai Top Executive Securities Company 2019.
Selanjutnya, CEO PT Federal International Finance Margono Tanuwijaya sebagai Top Executive of Multifinance Company 2019, CEO PT Bahana TCW Investment Management Edward P Lubis sebagai Top Fund Manager 2019, CEO PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk Indra Baruna sebagai Top Executive of Insurance Company 2019.
Adapun CEO PT BTPN Tbk Ongki Wanadjati terpilih sebagai Top National Banker 2019, CEO PT Bank Jawa Tengah Supriyatno sebagai Top Regional Banker 2019, dan CEO PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Arief Mulyadi sebagai Agent of Change of State Owned Enterprises 2019.
Majalah Investor juga memberikan penghargaan seumur hidup (lifetime achievement) kepada Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja.