logo Kompas.id
UtamaAsia dan Fenomena Lajang
Iklan

Asia dan Fenomena Lajang

Di tengah geliat kinerja ekonomi Asia yang terus berkembang, muncul fenomena hidup melajang yang dalam perspektif demografi menghadirkan tantangan besar bagi beberapa negara.

Oleh
Adhitya Ramadhan
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1vJw0VUBFv7p4PuKBlpMe3pnHL0=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F12%2FSKorea-gender-social-family-SOCIETY-MARRIAGE_85747256_1576253426.jpg
AFP/JUNG YEON-JE

Seorang perempuan Korea Selatan, Yoon Ji-hye, berpose saat wawancara dengan kantor berita AFP di pusat perbelanjaan Myungdong, Seoul, Kamis (10/10/2019). Saat ini makin banyak perempuan Korsel menolak norma patriarki yang kaku dan bersumpah tidak akan menikah, tidak memiliki anak, tidak menjalin hubungan, bahkan tidak berhubungan seks.

Bonnie Lee tidak lagi peduli soal target mencari pacar. Ia bahkan memutuskan untuk tidak menikah. ”Saya perempuan yang tidak tertarik lagi memiliki hubungan dengan laki-laki,” tegasnya.

Lee kini berusia 40-an hidup dengan anjingnya di dekat Seoul, Korea Selatan, selalu merasa ada banyak kerugian dibandingkan keuntungan dari sebuah pernikahan. ”Berpendidikan tinggi juga menjadi faktor minus seorang perempuan dalam pernikahan. Dan yang terpenting bagi perempuan apakah ia bisa mengurus suami dan mertuanya,” ujar Lee bergelar dua gelar master itu. ”Dalam pernikahan, hidup kita sebelum menikah dan pengalaman kerja tidak dianggap.”

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000