Presiden Amerika Serikat Donald Trump semakin mendekat pada pemakzulan. DPR AS direncanakan mengambil suara untuk membawa dakwaan pemakzulan ke Senat.
Oleh
·3 menit baca
WASHINGTON, SABTU —Presiden Amerika Serikat Donald Trump semakin mendekat pada pemakzulan. DPR AS direncanakan mengambil suara untuk membawa dakwaan pemakzulan ke Senat.
Rapat paripurna DPR AS akan segera digelar setelah Komite Yudisial DPR AS, dalam rapat Jumat (13/2/2019) waktu Washington, menyepakati dua naskah dakwaan untuk Trump. Dakwaan penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalangi Kongres dalam penyelidikan terkait pemakzulan itu didukung 23 anggota komite serta ditolak 17 lainnya. ”DPR akan bekerja cepat,” kata Ketua Komite Yudisial Jerrold Nadler.
Inti penyelidikan pemakzulan adalah pembicaraan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui telepon pada 25 Juli 2019. Trump menekan Zelensky untuk menyelidiki mantan Wakil Presiden AS Joe Biden—bakal calon presiden dari Demokrat—dan anaknya, Hunter Biden. Saat bersamaan, Gedung Putih menahan bantuan militer untuk Ukraina. Trump juga dinilai berusaha menghalangi proses penyelidikan terhadap dirinya.
Hari Rabu
Setelah dakwaan disetujui Komite Yudisial, DPR akan menggelar rapat paripurna untuk mengesahkannya. Jadwal rapat paripurna pemungutan suara belum dipastikan. Yang jelas, Badan Legislasi DPR AS akan menggelar rapat pada Selasa lusa untuk membahas terlebih dahulu tata tertib pemungutan suara pengesahan dakwaan. Sejumlah politisi menyebut, rapat paripurna digelar Rabu pekan depan. Jika disetujui, dakwaan dibawa ke Senat.
Di Senat digelar sidang terbuka untuk menilai apakah dakwaan itu terbukti atau tidak. Ketua Mahkamah Agung AS John Robert akan memimpin sidang di Senat yang mungkin diadakan mulai Januari 2020. Adapun 100 senator bertindak sebagai juri.
Apa pun hasilnya, sidang di Senat mengikat secara hukum. Jika dinyatakan bersalah di sidang Senat itu, Trump dapat dimakzulkan oleh Kongres.
Ujian buat Demokrat
Rapat paripurna pemungutan suara di DPR AS akan menjadi ujian keutuhan Demokrat. Sejumlah anggota Fraksi Demokrat diketahui tak setuju dengan pemakzulan Trump.
”Presiden bersalah. Saya tak percaya kesalahan itu bisa jadi alasan pemakzulan,” kata anggota Fraksi Demokrat DPR AS dari daerah pemilihan New Jersey, Jeff Van Drew, kepada CNN.
Van Drew bertarung di dapil yang dihuni banyak pendukung Trump. Ia akan mempertahankan kursinya di pemilu 2020. Sejumlah politisi Demokrat dengan latar yang sama juga keberatan dengan pemakzulan.
Selain itu, banyak warga AS tidak setuju dengan pemakzulan. Jajak pendapat terbaru oleh Universitas Marquette dan Universitas Monmouth menunjukkan, tak sampai 46 persen responden setuju dengan pemakzulan. Jajak pendapat lembaga lain menunjukkan hal senada.
Namun, Demokrat mempunyai cukup kursi di DPR AS untuk meloloskan dakwaan pemakzulan. Dari 233 kursi di DPR, Demokrat memiliki 36 kursi lebih banyak dibandingkan Republik yang mendukung Trump.
Namun, Demokrat kalah dalam jumlah kursi di Senat. Dari 100 senator, ada 47 senator Demokrat. Padahal, dibutuhkan persetujuan sedikitnya 67 senator agar dakwaan disahkan Senat.
Sidang di Senat akan berjalan seperti layaknya di pengadilan AS. Hakim memimpin sidang dan menetapkan hukuman, sementara juri, yakni para senator, memutuskan terdakwa bersalah atau tidak.
Karena itu, Demokrat marah atas keputusan Ketua Republik di Senat, Mitch McConnell, yang menemui pengacara Trump, Pat Cipollone. McConnell mengakui, pertemuan itu membahas prosedur sidang di Senat. ”Skandal besar jika ketua juri berkoordinasi dengan perwakilan terdakwa,” kata politisi Demokrat, Pramila Jayapal.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan, Trump siap untuk menghadapi persidangan di Senat.