Para perenang nasional tetap berusaha tampil maksimal pada Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka 2019 meski masih kelelehan usai mengikuti SEA Games 2019.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Setelah tampil di SEA Games, para perenang nasional hanya punya waktu istirahat satu-dua hari sebelum tampil pada Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka (IOAC) 2019. Meski tubuh terasa lelah, mereka berusaha menikmati lomba dan tampil pantang menyerah.
Perenang spesialis jarak jauh Fadlan Aflah Prawira mengatakan, biasanya ia perlu waktu istirahat tujuh hingga sepuluh hari setelah mengikuti kejuaraan penting seperti SEA Games sebelum kembali berlatih atau mengikuti kejuaraan selanjutnya. “Kalau sekarang, saya hanya punya waktu satu hari istirahat. Hari Kamis mendarat di Jakarta, Jumat istirahat, Sabtu sudah berlomba lagi,” katanya di Stadion Akuatik GBK, Sabtu (14/12/2019).
Dengan waktu istirahat yang sangat pendek, Fadlan tampil di IOAC 2019 dengan kondisi badan yang masih lelah dan pegal. Namun, perenang peraih dua medali perak dan satu perunggu SEA Games 2019 itu berusaha tetap tampil maksimal. “Saya tidak mau terbebani dengan target. Bagi saya yang terpenting tampil have fun dan dibawa santai saja,” katanya.
Perenang putri, Azzahra Permatahani, juga merasakan kelelahan bahkan sebelum berlomba. Dalam ajang yang termasuk kualifikasi PON 2020, kemarin perenang berusia 17 tahun itu tampil pada dua nomor sekaligus yaitu 1.500 meter gaya bebas dan 200 m gaya ganti.
Begitu selesai berlomba, Azzahra meminta waktu untuk pendinginan sebelum menjalani sesi wawancara dengan media. Biasanya, wawancara dilakukan begitu atlet selesai menjalani perlombaan. “Sebentar ya, saya pendinginan dulu. Badan saya capai sekali,” katanya.
Dengan kondisi tubuh yang belum sepenuhnya pulih pasca berlomba di SEA Games 2019, Azzahra mengatakan, ia tidak memasang target muluk pada Kejuaraan Akuatik Indonesia Terbuka. “Target saya hanya memperbaiki waktu pada jarak 50 m dan 100 m. Saya tidak memasang target khusus untuk nomor andalan 200 m karena badan masih lelah,” katanya.
Untuk menyiasati tubuh yang masih lelah pasca SEA Games 2019, Fadlan dan Azzahra berusaha memanfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin. Mereka juga menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan sehat dan mengurangi aktivitas yang menguras energi.
Dampak berbeda
Pelatih renang nasional David Armandoni (Perancis) mengatakan, kejuaraan beruntun memberikan dampak yang berbeda-beda pada atlet. “Untuk atlet-atlet jarak pendek, umumnya mereka membutuhkan waktu istirahat yang lebih panjang dari perenang lainnya. Adapun atlet muda, seperti Azzahra dan Farrel (Armandio Tangkas) mereka tidak perlu istirahat terlalu lama,” ujarnya.
Dengan kondisi tubuh yang berbeda-beda, menurut David, target yang ditetapkan untuk setiap atlet juga harus berbeda. Perenang senior I Gede Siman Sudartawa, misalnya, tidak bisa terlalu memaksakan diri karena ia baru pulih dari cedera bahu. Oleh karena itu, kemarin, Siman hanya turun pada babak penyisihan yang dilaksanakan pada sesi pagi. Siman tidak tampil pada babak final yang harusnya dijalani pada sore hari untuk menjaga bahu.
Menjalani kejuaraan beruntun, menurut David, membutuhkan mental yang kuat. “Di SEA Games, banyak tekanan itu karena kejuaraan internasional dan mereka ditargetkan dapat medali. Di Indonesia Terbuka, tekanan tidak terlalu banyak karena levelnya nasional. Atlet juga tidak punya terlalu banyak lawan sehingga mereka harus bisa memanfaatkan kondisi itu,” katanya.
Kemarin, Azzahra meraih dua keping emas sekaligus. Perenang asal Kota Pekanbaru ini menjadi pemenang nomor 1.500 m gaya bebas dengan waktu 17 menit 43,93 detik. Berada di peringkat kedua adalah Izzy Dwifaiva (Kota Malang). Menyusul di belakangnya adalah Angel Gabriel Yus asal Kota Jakarta.
Azzahra juga menjadi juara di nomor 200 m gaya ganti putri dengan catatan waktu 2 menit 19,52 detik. Menyusul di belakangnya dua perenang nasional lainnya asal Surabaya, Ressa Kania Dewi (2 menit 19,70 detik), dan atlet Pekanbaru, AA Vanessa Evato (2 menit 24,84 detik).
Fadlan (Bandung) meraih emas pada nomor 100 meter gaya bebas putra dengan catatan waktu 52,30 detik. Menyusul di belakangnya adalah Putra M Randa (Jakarta Pusat) dengan selisih waktu 0,40 detik. Agus Nuarta (Denpassar) menempati peringkat ketiga dengan 53,40 detik.