Sebagai bentuk wisata olahraga, ajang Semarang 10K, Minggu (15/12/2019), diyakini menggerakkan ekonomi Kota Semarang, Jawa Tengah. Ajang itu pun membantu pertumbuhan pariwisata Semarang.
Oleh
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS— Sebagai bentuk wisata olahraga, ajang Semarang 10K, Minggu (15/12/2019), diyakini menggerakkan ekonomi Kota Semarang, Jawa Tengah. Ajang itu pun membantu pertumbuhan pariwisata Semarang.
Semarang 10K merupakan kerja sama Pemerintah Kota Semarang dan harian Kompas yang diikuti 2.000 peserta dengan 68 persen di antaranya berasal dari luar Semarang, termasuk 13 pelari asing. Cukup banyak pelari memanfaatkan Semarang 10K sebagai ajang rekreasi bersama anggota keluarga.
Mubari (45), peserta asal Kabupaten Batang, Jateng, misalnya, mendaftar bersama empat anggota keluarganya. Ia ingin mengeksplorasi Kota Semarang dengan segala daya tariknya, termasuk kuliner. ”Ke Semarang pasti jalan-jalan ke tujuan wisata, termasuk kuliner makanan laut. Di event seperti ini, biasa saya siapkan sekitar Rp 2 juta,” ujarnya.
Peserta lain, I Dewa Gede (46), asal Kabupaten Kudus, Jateng, menuturkan, Semarang 10K merupakan kesempatan untuk berlibur bersama teman-temannya. Ia berniat menikmati keindahan kota dan berbelanja oleh-oleh khas Semarang.
Semarang 10K juga disambut antusias oleh pelaku usaha kecil. Pedagang di sentra oleh-oleh Jalan Pandanaran, Semarang, memperkirakan kenaikan omzet 30 persen selama acara berlangsung.
Pedagang tahu bakso, Miftah (41), mengatakan, pada hari biasa, ia menjual sekitar 50 dus tahu bakso. ”Saat Sabtu-Minggu dan libur panjang bisa 100-150 dus per hari. Pada Minggu nanti ada lomba lari, mudah-mudahan terjual 200 dus,” katanya.
Magnet baru
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari mengatakan, wisata olahraga, seperti Semarang 10K, menjadi magnet baru. Ajang ini merupakan kesempatan promosi wisata Semarang melalui kesan dan pengalaman pelari.
Menurut dia, pelari akan dihibur atraksi kelompok sorak yang mengangkat kesenian tradisional. ”Pelari juga melewati berbagai bangunan ikonik bersejarah,” ujarnya.
Rute Semarang 10K cukup datar. Dari 10 kilometer, hanya 18 meter berkategori menanjak. Race Director Semarang 10K Andreas Kansil menuturkan, rute Semarang 10K ideal bagi pelari yang ingin memecahkan rekor pribadi. Jalannya datar dan jumlah belokan minim.
Ia menambahkan, salah satu tantangan adalah temperatur dan kelembaban udara yang cukup tinggi. Untuk mencegah dehidrasi, pelari diminta memastikan cukup mendapat asupan cairan. (DIT/XTI)